"Astaga. Ke mana, sih, mereka?" gumamnya mulai tidak tenang. Pandangannya kembali tapi tidak menemukan sebatasng pun hidung seseorang yang dia kenali. "dan sialnya, gue gak tau yang mana mobilnya." Dia mendesah kasar ketika tak menemukan mangsanya. Entah apa yang hendak dia perbuat padahal baru beberapa saat lalu mereka bertemu dan mengobrol walau hanya sekadar basa- basi belaka.
Sosok yang baru kembali dari toilet itu masih mengawasi setiap geriknya. Dia tahu siapa yang di cari sosok itu.
"Kenapa harus Seira?" tanyanya pada diri sendiri yang kini tak lagi bisa memahami rencana orang itu. "Bukankah tadi itu namanya, siapa ya?" Dia berpikir dengan satu tangan di pinggang, satu tangannya lagi di bibir. Keningnya juga mengerut mencoba menerka, mengenali nama itu. Beruntung dia punya ingatan yang cukup bagus dalam mengenali wajah. "Ah, si muka dua! Amila." Serunya tertahan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com