Helena duduk di depan meja rias sambil menyisir rambut indahnya yang panjangnya sepinggang. Hitam legam dan berkilau. Rambutnya adalah aset terbaik dari Helena. Kata mamanya, setiap kali menyisir harus sebanyak seratus kali gerakan, niscaya rambutmu akan senantiasa halus dan berkilau. Saat ini, Helena sedang menyisir rambutnya sambil melamun, kata-kata suaminya terngiang-ngiang di otaknya.
"Ingat, kita tidak bisa mengambil anak-anak itu. Kita sudah berjanji, tertulis dengan tinta hitam diatas kertas putih, tandatangan di atas materai. Dan jangan lupa, semua itu adalah idemu."
Malam di waktu Mawar menghilang bersama bayinya, wanita sialan itu pernah mengutukinya. Mawar menyumpahinya disela-sela rasa sakit karena pendarahan hebat. "Aku berharap kamu tidak akan mendapatkan keturunan dari anak-anakmu."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com