"Lihat saja sifat Fengyang, dia akan membuat kediaman ini porak poranda. Kalau dia tidak mengusir semua gadis di sini…" Mo Jingxuan langsung bungkam dan tidak menyelesaikan kalimatnya. Kenapa aku harus gelisah? Kekacauan di kediaman Pangeran Kedelapan kan bukan urusanku? Pikirnya.
"Jadi kamu kemari untuk mengatakan hal ini?" Mo Liancheng mendongakkan kepala, kemudian tertawa melihat adiknya.
"Bukan karena itu juga sih…"
"Tuan, Puteri Kesembilan Belas ingin tinggal di rumah Shuang," potong Yuhao.
"Ya," jawab Mo Liancheng, lagi-lagi dengan datar.
"Apa Tuan ingin pindah?" tanya Yuhao.
"Tidak perlu. Panggil Nyonya ke sini."
"Baik."
Beberapa detik setelah Yuhao pergi, Mo Fengyang langsung muncul.
"Kak Liancheng." Suara lirih nan manja terdengar dari bibir Mo Fengyang.
"Kebetulan sekali! Fengyang juga datang?" Mo Jingxuan yang melihat Mo Fengyang masuk langsung menghadang agar gadis itu tidak berlari memeluk Mo Liancheng.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com