webnovel

Masa Pembelajaran – bagian 1

Editor: Wave Literature

Musim semi berlalu dan tibalah musim gugur. Linley telah menetap di institut Ernst selama setengah tahun.

Saat hari-harinya di sekolah, Linley bagaikan seorang yang kehausan di padang pasir, ia belajar dengan tekun mempelajari segala tentang Magic. Terlebih lagi dengan adanya Magic elemen angin, pengetahuan Linley juga makin bertambah luas dan Doehring Cowart juga sering kali memberi banyak pengarahan pada Linley.

Hari ini cuacanya sangat cerah sekali.

Keempat sekawan dari asrama nomor 1987 itu baru saja selesai makan siang. Mereka semua mengenakan jubah berwarna biru langit sebagai tanda mereka adalah siswa dari institut Ernst. Karena Linley sering kali melatih tubuhnya, ia terlihat lebih gagah terlebih lagi ketika ia mengenakan jubah berwarna biru langit itu. Itulah mengapa beberapa gadis di kelas Magic elemen angin suka menyapa Linley.

Saat ini, keempat sekawan itu berjalan sambil bergurau.

"Ah iya, Linley, kami semua setelah ini akan mengikuti perayaan siswa baru, kamu mau ikut?" Celetuk George.

George suka mengikuti kegiatan-kegiatan semacam itu dan ia juga sangat ahli dalam bertemu orang baru dan berteman dengan mereka. Meskipun ia baru saja disana selama setengah tahun, dari semua siswa kelas satu, George lah yang menjadi semacam 'ketua' di angkatannya.

"Enggak ah." Kata Linley padat dan jelas.

"Hehe, aku tau kamu gak akan mau ikut." Tawa Reynolds terbahak-bahak.

Sambil merangkul bahunya, Yale berkata, "Bro, rajin sekali dirimu. Kamu kan sudah berbakat, ditambah sedikit kerja keras pasti dalam tiga puluh tahun kamu sudah bisa jadi Mage tingkat keenam. Mengapa serius sekali? Santai sedikitlah nikmati hidup. Akan banyak gadis cakep di perayaan itu."

"Bener, gadis cakep lho." Reynolds terbelalak sambil mengangguk.

Linley hanya bisa menghela nafasnya.

Karena pengaruh Yale, anak muda yang polos yang bernama Reynolds ini sepertinya mulai menjadi ikutan nakal.

"Yale dasar kamu playboy, minggir. Waktunya buat berlatih. Besok adalah akhir bulan, jadi kupikir kita bisa keluar bareng." Tawa Linley. Dua hari saat akhir bulan itulah saat dimana Linley bisa beristirahat dan bersantai.

Seakan sudah memahami sifat Linley. Yale, George dan Reynolds hanya mengangguk.

Linley kemudian berjalan dengan cepat namun tak bersuara menuju gunung di belakang sekolah. Terdapat ribuan siswa yang belajar di institut Ernst dan juga banyak yang melatih Magic mereka di gunung ini. Singkatnya, institut Ernst adalah tempat yang sangat ramai.

Dalam perjalanan menuju gunung, terlihat banyak siswa juga yang mengenakan jubah berwarna biru.

"Grrrr.." Terdengar suara menggertak dengan suara yang kecil.

Dengan reflek Linley menoleh dan terbelalak, "Seekor Magical Beast!"

Terlihat bulu berwarna biru muda yang tebal dan juga empat kaki yang terlihat besar dan kuat. Sepasang mata yang sangat buas, ganas, dan tatapan yang dingin. Taring yang berwarna emas itu dapat membuat semua orang ketakutan.

Seekor Magical Beast, 'Windwolf'.

Seekor Magical Beast yang mengerikan yang dapat bergerak secepat angin.

Hal yang paling mengerikan yang dapat kamu temui disana adalah segerombolan Windwolf. Jika kamu bertemu dengan mereka, dengan kecepatan mereka yang tinggi, tak mungkin bagimu untuk kabur.

Seorang pria tampan berambut hitam duduk diatas windwolf itu. Pria itu melihat sekitar bagaikan seorang raja seakan dia sangat bangga mempunyai peliharaan yang hebat.

"Pastinya itu adalah seekor Magical Beast tingkat kelima atau keenam." Kata Linley.

Di institut Ernst, hanya sedikit siswa yang memiliki peliharaan Magical Beast. Selain Mage yang diundang datang ke institut, beberapa siswa tingkat kelima atau keenam bisa membeli gulungan Soul Binding Magic dan mampu menjinakkan beberapa Magical Beast untuk menjadi tunggangan mereka.

"Itu Cuma seekor Magical Beast, congkak sekali dia?" Linley melihat pria yang sedang membanggakan dirinya itu.

Setelah keluar dari kampus tibalah Linley mulai memasuki wilayah gunung di belakang kampus.

Gunung yang berada dibelakang institut Ernst tentu sangatlah luas. Dulu sekali, Magical Beast tinggal di gunung ini, tapi dengan berjalannya waktu, seluruh Magical Beast disitu semuanya dimusnahkan oleh Mage dari institut itu. Saat ini, hanya terdapat beberapa Magical Beast normal saja.

Setelah mencapai gunung kecepatan Linley meningkat dengan derastis.

Ia mulai menggunakan Magic 'Supersonic' yang membuat tubuhnya seringan daun. Ia berjalan ke gunung itu bagaikan hantu. Setelah berlari beberapa kilometer, Linley tiba di tempat tujuannya, sebuah tempat kosong yang terdapat air mengalir didekatnya.

"Cit cit." Terdengar cicitan Bebe.

Linley tertawa dan berkata, "Kamu mau keluar dan bermain? Yasudah tapi jangan jauh-jauh." Linley sangat percaya pada Bebe. Setahun sudah mereka bertemu, namun meskipun Bebe tidak bertambah besar dan panjangnya hanya dua puluh sentimeter, kecepatannya bertambah sangat derastis.

"Mage? Mungkin Warrior tingkat kedelapan saja yang bisa menangkap Shadowmouse itu, tapi Cuma Mage Saint-level saja yang bisa menangkapnya." Linley tahu betul kekuatan fisik seorang Mage.

Shadowmouse kecil itu merayap ke dalam hutan.

"Kakek Doehring, keluarlah dan ajari aku." Kata Linley melalui batin.

Sebuah kabut keluar, yang kemudian berubah menjadi Doehring Cowart. Doehring Cowart berkedip dan menatap Linley. "Loh tumben? Dulu biasanya kamu tak memanggil orang tua ini dan langsung bermeditasi kan? Kok baru sekarang kamu manggil kakek? Kakek baru saja mimpi indah, hmph. Kamu menghancurkan mimpi indah kakek."

Linley langsung mencibir.

Meskipun Doehring Cowart adalah Saint-level Grand Magus, setelah mengenalnya lebih dekat, Linley sadar bahwa meski dari luarnya saja terlihat baik dan ramah tapi Doerhing Cowart yang sebenarnya adalah orang yang jenaka.

"Kakek Doehring, sepertinya aku sudah mencapai tingkatan Mage kedua. Aku ingin kakek melihat dengan mata kakek sendiri." Kata Linley.

"Seorang Mage tingkat kedua?"

Kemudian Doehring melakukan beberapa pengamatan. "Hmm benar juga, sudah setahun kamu belajar Magic dariku. Baiklah, coba kamu gunakan 'Shattered Rock'. Lakukan sebaik mungkin, paham?"

'Shattered Rock' adalah Magic yang bisa dikatakan memiliki tingkatan.

Terdapat Magic 'Shattered Rock' pada tingkat pertama, tapi juga ada Saint-level untuk Shattered Rock hanya namanya saja menjadi 'Heavenly Meteor's Descent'. Biasanya, ketika kekuatan Magic seorang Mage elemen bumi itu meningkat, tentu saja 'Shattered Rock' itu akan semakin kuat pula.

"Baik kek."

Linley langsung membaca mantra dengan tenang. Mantra itu sudah lama diingat oleh Linley hingga di luar kepala. Setelah ucapan mantra itu diucapkan, Linley dapat merasakan Spiritual Energy miliknya terasa melakukan hal yang spesial.

Magic elemen buminya sudah siap berakasi, dan Nature Elemental Essence juga sudah terkumpul.

Tiba-tiba, tanah sekitar mulai retak dan hancur.

Lima bongkahan batu seukuran kepala manusia mengelilinya kepala Linley. Kelima batu itu memiliki bintik berwarna coklat, dan sesaat mata Linley bersinar, ia berteriak dengan keras. Kelima batu itu terluncur dengan cepat yang diikuti dengan hembusan angin yang kencang.

"DUAR!"

Kelima batu yang berwarna coklat itu mengenai sebuah pohon. Pohonnya sempat tergoyang, tapi akarnya masih terlihat kokoh. Akhirnya, kelima batu itu terjatuh ke atas tanah.

"Yaa, tidak buruk." Mata Doehring Cowart terbelalak, "Untuk bisa mengendalikan lima batu sekaligus dengan kecepatan seperti itu, menunjukkan bahwa memang benar kamu memiliki kekuatan setara dengan Mage tingkat kedua." Doehring Cowart terlihat sangat puas dengan aksi Linley.

Linley tak bisa menahan senyuman yang terukir di wajahnya.

Ia baru saja selangkah lebih dekat dari tujuannya.

Linley tak akan bisa melupakan perkataan yang dikatakan oleh ayahnya saat mereka berpisah dulu. "Kalau kamu tidak bisa mendapatkannya kembali, meski ayah mati, ayah tak akan memaafkanmu!" Perkataan itu telah memotivasi Linley bagaikan pisau tajam yang menusuk hatinya dan hal tersebut membuatnya selalu teringat oleh perkataan itu.

Saat ini, Doehring Cowart sangat bahagia. "Tapi Linley, kamu harus tahu bahwa Mage tingkat kedua itu hanyalah sebuah titel. Dari system tingkatan yang ada, Mage tingkat pertama dan kedua hanya bisa dianggap sebagai Mage tahap dasar saja. Mage tingkat ketiga dan keempat adalah Mage tahap menengah, dan Mage tingkat kelima dan keenam adalah Mage tahap tinggi. Mage tingkat ketujuh dianggap sebagai senior dan Mage tingkat kedelapan adalah seorang 'master', dan Mage tingkat kesembilan adalah 'archmage'. Tingkat ketujuh dan kesembilan adalah yang paling susah dan panjang. Perjalananmu tentu masih sangatlah panjang."

"Aku tahu." Linley mengangguk.

"Bagus, berusahalah dengan sungguh-sungguh." Kemudian Doehring Cowart terbang kembali menuju cincin itu.

Linley menenangkan dirinya sendiri, menahan dirinya dari kesenangan karena dirinya telah setara dengan Mage tingkat kedua. Kemudian ia duduk dan mulai bermeditasi. Yang kuat menjadi semakin kuat selangkah demi selangkah dan melewati berbagai pencapaian.

Kira-kira tiga kilometer dari Linley.

Guru elemen angin Linley yang seorang Mage tingkat keenam, Trey mengerut. "Hmm, sebuah Magic 'Shattered Rock'? Dilihat dari kekuatannya, sepertinya dihasilkan oleh seorang Mage tingkat kedua. Eh? Seorang Mage tahap awal juga kemari untuk berlatih? Siapa dia?"

Saat itu, Trey sedang menggunakan Magic 'Windscout' dan merasakan Magic elemen bumi yang dikeluarkan oleh Linley.

Hanya dari getarannya saja, Trey dapat menebak sihir jenis apa itu.

Trey berjalan menuju arah itu dengan curiga. Karena Trey adalah seorang Mage tingkat keenam, Magic 'Supersonic' nya jauh lebih kuat dibandingkan milik Linley. Seperti awan yang berlalu, Trey melalui gunung itu seperti air mengalir.

Dalam sekejap mata, Trey telah sampai di tempat Linley sekitar dua ratus meter.

Sambil berdiri disamping sebuah pohon yang besar, Trey melihat Linley dari kejauhan.

"Dia?"

Tentu saja, Trey mengenal muridnya sendiri. "Anak yang disebut Linley ini tak pernah bicara dikelas. Bahkan saat mencoba Magic, kawan-kawannya akan langsung mencoba tapi Linley hanya melihat dari kejauhan, tak pernah menunjukkan kekuatannya. Sepertinya… anak ini sudah menjadi seorang Mage tingkat kedua. Aku ingat ia menjadi muridku dikelas. Tak ku kira dia begitu seberbakat ini."

Linley sudah tahu bagaimana cara menggunakan Magic, jadi ketika para guru menyuruh para siswanya untuk mencoba, ia akan berdiam diri saja ditempat.

Tak pernah terlibat dengan organisasi manapun, rahasia Linley hanya diketahui oleh mereka yang kenal dengannya.

"Hehe, sepertinya aku mempunyai seorang jenius dikelasku. Hmm, sepertinya tahun ini aku akan mendapatkan imbalan saat kompetisi kelas satu dimulai." Senyuman lebar terlihat di wajah Trey. Sedangkan Linley saat ini masih bermeditasi sehingga ia tak bisa menyadari apapun yang melebihi seratus meter di sekitarnya.