webnovel

Chapter 73 - Murid Baru

Touma tiba di sekolahnya bersama dengan Shizuka tepat satu menit sebelum, jam pelajaran dimulai. Touma terlihat baik-baik saja, tapi Shizuka tubuhnya penuh dengan keringat dan wajahnya terlihat agak pucat. Mereka berdua berlari dari Yuragi Sou ke sekolah dengan kecepatan tinggi makanya Shizuka terlihat capek, sedangkan Touma yang memiliki stamina yang jauh melampui Shizuka terlihat baik-baik saja.

"Touma-san karena tadi kau terlalu lama menolong Mikoto-san, kita jadi hampir terlambat tiba di sekolah!" Teriak Shizuka dengan nafas yang terengah-engah karena ia berlari dengan kencang dengan kecepatan maksimal yang bisa ia capai menggunakan tubuhnya. "Harusnya dengan kemampuanmu itu, kau bisa mengalahkan Accelerator dengan sekali serang."

"Maaf, deh," Kata Touma yang berjalan dengan santai dengan wajah mengantuk yang menjadi khasnya. "Aku terlalu banyak bermain-main ketika tadi menghadapi Accelerator, aku menyangka kalau dia bisa memberiku sedikit hiburan. Tapi ternyata walaupun otaknya brilian, tapi insting bertarung yang ia miliki benar-benar payah. Ia terlalu mengandalkan Vector Control dalam segala tindakan yang ia lakukan membuat kekuatan fisik yang ia miliki tidak lebih kuat dari anak kecil berumur sepuluh tahun."

"Yah, aku tidak bisa menyalahkanmu kalau kau memilih untuk sedikit bermain-main dan berharap kalau Accelerator bisa sedikit menghiburmu, karena tidak ada satu orang Esper pun di Kota Akademi yang cukup kuat untuk menandingi dirimu," Kata Shizuka sambil menaruh sepatu miliknya di dalam loker dan mengambil sepatu khusus sekolah. "Bahkan Accelerator sekalipun yang disebut sebagai Esper terkuat yang bisa menandingi kekuatan militer dari sebuah negara besar, bukanlah lawan yang bisa menandingi dirimu. Level kekuatan yang kau miliki sudah melampaui Esper Level Lima."

"Asalkan aku bisa menemukan orang yang mampu menandingiku aku sudah cukup puas, kok," Kata Touma sambil melakukan hal yang sama dengan Shizuka. "Tapi kalau Level lawan yang muncul sudah setara dengan kakekku, sama seperti Kagami Ikkoku yang mengalahkanku beberapa hari yang lalu mungkin aku akan lebih memilih lari daripada harus mati konyol dan sia-sia dengan mencoba melawan musuh dengan level seperti itu, harga diriku sebagai petarung mungkin akan sedikit ternodai karena aku lari ketika melawan musuh yang kuat. Tapi itu jauh lebih baik daripada aku membuat orang yang berharga bagiku dan juga menyayangiku menjadi sedih karena aku tewas dengan sia-sia."

Wajah Shizuka memerah ketika ia mendengar ucapan Touma, ia benar-benar mengerti harga diri yang Touma miliki sebagai seorang petarung adalah hal yang sangat penting. Tapi Touma rela membuang harga dirinya agar ia tidak membuat orang yang ia sayangi menangis dan merasa sedih. Hal tersebut tentu saja membuat Shizuka merasa sangat senang karena ia tahu kalau Touma peduli terhadap dirinya dan juga semua orang yang menyayangi dirinya.

"Hei Shizuka-san kenapa kau malah melamun dengan wajah yang memerah dan air mata yang menetes di pipi seperti itu?" Tanya Touma yang dibuat bingung dengan kondisi Shizuka. "Apakah matamu itu sedang kemasukan debu?"

"Hmm? Ooh ini? Tidak ada apa-apa Touma-san aku baik-baik saja," Jawab Shizuka yang merasa lega karena terkadang Touma tidak peka terhadap perasaan orang lain di sekitar dirinya. "Mataku tadi sedikit gatal dan aku mengusapnya agak terlalu keras makanya mukaku jadi agak sedikit memerah dan air mata keluar dari mataku."

"Sigh, kau harus lebih berhati-hati Shizuka-san," Kata Touma yang mengeluarkan tissue basah miliknya dan memberikan tissue basah itu kepada Shizuka. "Kalau kau mengusap matamu sekeras itu bisa-bisa matamu akan mengalami iritasi, gunakan tissue basah ini untuk mengusap matamu agar kau merasa lebih baik. Karena kalau matamu bermasalah karena iritasi kau tidak akan bisa mengikuti pelajaran dengan baik bukan?"

Shizuka mengambil tissue basah yang Touma berikan kepadanya lalu ia mengusap wajahnya menggunakan tissue itu. Rasa peduli yang ditunjukkan oleh Touma kepada dirinya membuat Shizuka merasakan kehangatan di dalam hati dan ia menjadi semakin jatuh cinta kepada Touma.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Oh, Shizuka, Kamijou, kalian berdua benar-benar beruntung bisa masuk ke kelas tepat sebelum Komoe-Sensei datang," Kata Aiba sambil tersenyum ke arah Shizuka dan Touma. "Kalian berdua kok, telat? Padahal biasanya kalian berdua tiba di kelas lebih dahulu daripada murid lain di kelas ini, bahkan Tsuchimikado dan juga Misono tiba lebih lima menit lebih cepat daripada kalian berdua, lho.

Mengingat mereka berdua selalu datang paling lambat ke kelas ini, mereka tiba lebih dulu dari kalian adalah sebuah keajaiban. Tapi mereka berdua tidak mau memberitahuku kenapa kalian berdua belum datang meskipun aku sudah bertanya kepada mereka."

"Aku harus menunggu Touma-san yang harus 'mengurus' sebuah masalah," Kata Shizuka yang masih memegang tissue basah yang tadi Touma berikan kepadanya lalu duduk di kursinya sambil menaruh tasnya di samping meja. "Makanya hari ini kami datang terlambat."

"Masalah, ya," Kata Aiba yang langsung mengerti apa maksud dari ucapan Shizuka. "Menjadi yang terkuat seperti Touma-san benar-benar merepotkan, ya."

"Yaah, aku sih inginnya memiliki kehidupan, yang normal," Kata Touma yang duduk di kursi yang tepat berada di sebelah Shizuka. "Tapi kehidupan yang normal dan damai adalah sesuatu yang tidak mungkin di Kota Akademi yang merupakan sarang dari kekacauan. Jadi aku akan menjalani kehidupanku sebaik mungkin, tanpa melakukan hal yang menyusahkan orang lain dan juga diriku sendiri."

"Hentikan omong kosongmu itu Kamijou! Tidak mau menyusahkan orang lain apanya! Keberadaanmu itu saja sudah membuat orang lain merasa susah tahu!" Teriak Aogami dengan wajah yang penuh dengan kemarahan. "Tanpa melakukan apapun! Semua cewek tetap merasa wajahmu yang selalu terlihat mengantuk itu keren! Dunia ini benar-benar tidak adil!"

"Nyaa Kami-yan, kau tidak cocok berkata-kata seperti itu dengan wajahmu yang selalu terlihat mengantuk," Kata Motoharu yang duduk tepat di sebelah Aogami. "Kata-kata itu terlalu berat untuk diucapkan oleh seorang pemalas sepertimu."

"Tsuchimikado benar Touma-chii sebagai seorang pemalas bertindaklah layaknya seorang pemalas! Tidak perlu menjadi seorang ahli filosofi, karena kata-katamu barusan benar-benar tidak enak didengar," Kata Kirika. "Kembalilah ke dirimu yang sebenarnya Touma-chii."

"Sigh, seperti biasa, kalian mengaku sebagai temanku, tapi kalian malah mengatakan hal yang buruk tentangku," Kata Touma sambil membaringkan kepalanya di atas meja sambil menghela nafas. "Kemunafikan kalian bertiga benar-benar membuatku terharu!"

Ucapan Touma benar-benar menusuk ke dalam hati Kirika, Motoharu dan Aogami. Dan tepat sebelum mereka bertiga memiliki kesempatan untuk membalas ucapan Touma. Komoe sudah masuk ke dalam kelas sambil membawa Aisa di sampingnya.

"Semuanya tolong diam," Kata Komoe sambil menepuk tangannya. "Aku akan memulai Homeroom hari ini sambil mengabsen kalian semua, tapi sebelum itu aku ingin memperkenalkan murid baru yang hari ini akan bergabung dengan kelas kita mulai saat ini, Aisa-chan perkenalkan dirimu kepada mereka semua."

Aisa mengganggukan kepalanya, lalu ia membungkukkan badannya di depan kelas dan berkata:

"Namaku adalah Himegami Aisa, salam kenal."

Bertambahnya murid baru yang cantik dan sangat cocok mengenakan kimono membuat semua murid lelaki di kelasnya Touma berteriak kencang.

Kirika dan Aogami bahkan sambil bersiul kencang untuk menyambut kedatangan dari Aisa.

Sedangkan Touma dan Shizuka cuma bisa menghela nafas sambil menepuk dahi mereka. Karena mereka berdua tahu kalau kemunculan Aisa di kelas mereka adalah sebuah awal dari kekacauan yang baru.

End of Book 3 and 4.