webnovel

Chapter 215 - Hari Pertama

Mugino sedang menghela nafasnya sambil menyapu lantai di kelas. Sedangkan Aisa yang ada berada di dekat Mugino sibuk membersihkan penghapus papan tulis, yang dipenuhi oleh kapur.

Aisa mengeluh dalam hatinya, karena ketika ia membersihkan penghapus papan tulis kapur yang ada di penghapus itu masuk ke dalam hidung dan mulutnya. Sehingga Aisa mengalami batuk-batuk.

Aisa berpikir mengapa, Kota Akademi yang adalah kota paling maju dan modern di dunia, kenapa kapur dan papan tulis hitam masih digunakan di sekolah? Sementara sebagian besar sekolah di luar Kota Akademi sudah menggunakan papan tulis putih atau bahkan papan tulis elektronik yang sangat modern.

Bahkan para murid di Kota Akademi diwajibkan untuk menulis menggunakan buku dari kertas dan juga alat tulis kuno, buku pelajarannya juga masih dicetak dengan cara yang kuno dan buku elektronik hanya diizinkan untuk didownload pada smartphone. Laptop atau PC juga hanya digunakan untuk tugas sekolah tertentu, atau untuk bermain game.

Apa alasan Kota Akademi masih menggunakan cara yang begitu dasar dan kuno dalam sistem pendidikan mereka? Tidak ada yang mengetahui alasannya, tapi karena sistem pendidikan itu sama sekali tidak menciptakan masalah sama untuk Kota Akademi. Maka tidak ada yang memprotes sistem pendidikan yang digunakan oleh Kota Akademi.

"Kalau kau mau membersihkan penghapus papan tulis itu harusnya kau lakukan itu di luar kelas! Dasar bodoh!" Teriak Mugino yang merasa kesal dengan Aisa karena ia juga terkena bubuk kapur yang keluar dari penghapus papan tulis yang dibersihkan oleh Aisa. "Apa kau sama sekali tidak pernah melakukan tugas piket di sekolah?"

"Ini pertama kalinya aku melakukan tugas piket semenjak aku bersekolah di sekolah ini, dan biasanya tugas piketku di sekolah ini digantikan oleh anggota fansclubku Aogami-san tapi seminggu yang lalu Komoe-Sensei secara tidak sengaja tahu kalau aku tidak pernah melakukan tugas piketku. Jadinya aku sekarang harus melakukan piketku tanpa digantikan oleh orang lain, " Kata Aisa yang wajahnya tidak menunjukkan emosi sama sekali seperti biasanya ketika ia menanggapi pertanyaannya Mugino. "Di sekolah yang dulu juga aku tidak pernah melakukan tugas piket karena sudah ada orang lain yang melakukannya untukku."

***

Mugino tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar, ia tahu dari Touma kalau Aisa itu adalah seorang gadis manja tapi ia tidak menyangka kalau tingkat manja yang dimiliki oleh Aisa sangatlah tinggi sampai-sampai tugas piket saja digantikan oleh orang lain. Mugino saja yang adalah nona muda kaya, dan sewaktu kecil dikelilingi oleh pelayan dan maid tidak semanja Aisa.

Semenjak kecil Mugino sudah diajarkan untuk menjadi seseorang yang disiplin. Sehingga Mugino tahu cara memasak, mencuci baju dan berbagai macam hal dasar yang bisa membantunya dalam kehidupan sehari-hari.

Melihat seseorang seperti Aisa yang manja dan membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan banyak hal. Membuat Mugino menghela nafasnya dalam-dalam dan ia ingin sekali berteriak keras-keras kepada Aisa dan memarahinya ketidak becusan Aisa. Tapi Mugino menahan dirinya untuk melakukan hal itu, sebab Mugino tidak ingin menambah masalah atau menciptakan masalah baru.

"Pergilah keluar dan bersihkan penghapus papan tulis itu di dekat tempat daur ulang sampah, karena dengan begitu bubuk kapur yang ada di penghapus itu tidak akan mengenai siapapun lagi."

Mugino menyuruh Aisa untuk membersihkan penghapus papan tulis itu di luar kelas. Dan Aisa dengan santainya mematuhi perintah Mugino tanpa protes, sebab Aisa ingin belajar untuk menjadi lebih mandiri.

Sementara Aisa keluar, Shizuka dan Touma yang baru saja membawa sampah yang ada di kelas ke tempat daur ulang kembali ke kelas dengan membawa dua buah tempat sampah plastik. Mereka berdua tentu saja berpapasan dengan Aisa yang diam saja ketika Shizuka menyapa Aisa.

Shizuka dan Touma sama sekali tidak merasa kaget atau marah dengan reaksinya Aisa, sebab Aisa mereka berdua tahu memang seperti itulah sifatnya Aisa kalau ia sedang berkonsentrasi melakukan sesuatu.

***

Setelah tugas piket selesai dilakukan, tak lama kemudian ada banyak murid dari kelas Touma yang masuk ke dalam kelas. Aogami Blues dan juga Tsuchimikado Motoharu langsung mencoba untuk mendekati Mugino, yang tentu saja tidak mau didekati oleh mereka berdua. Dan agar ia tidak bisa didekati oleh siapapun lagi, Mugino langsung menyatakan kalau tubuh dan juga hatinya hanya milik Touma di depan hampir semua murid yang ada di kelasnya Touma.

Dan Touma cuma bisa menepuk dahinya karena hal yang baru saja diucapkan oleh Mugino. Shizuka menghela nafasnya dalam-dalam karena pernyataannya cintanya Mugino dan ia tidak dapat melakukan apapun terhadap pernyataan cintanya Mugino. Karena Shizuka sudah setuju kalau ia akan membiarkan Touma untuk memiliki harem, selama Shizuka diperlakukan sebagai istri utamanya Touma dan mendapatkan perlakuan yang istimewa dibandingkan dengan anggota harem Touma yang lain.

Fukiyose Seiri, si anggota komite kedisiplinan di sekolahnya Touma yang terlalu mematuhi dan mendewakan aturan. Berteriak dengan keras untuk menghentikan kehebohan yang timbul di dalam keras dan kemudian ia bertanya kepada Touma kenapa Mugino menyatakan cintanya kepada Touma sementara Touma sudah memiliki pacar, bahkan ia juga menuduh Touma sudah melakukan sesuatu kepada Mugino. Sebab tidak mungkin bagi seorang level lima seperti Mugino bisa jatuh cinta kepada Touma yang level nol.

Touma sama sekali tidak mau menanggapi pertanyaannya Seiri, sebab Touma tahu kalau ia menanggapi pertanyaannya Seiri maka Seiri akan terus menyalahkan dirinya dan bertanya kepada Touma dan memaksa Touma untuk menjawab sesuai yang dingiinkan oleh Seiri.

Masalah selesai ketika Seiri dibuat pingsan oleh Shizuka yang memukul bagian belakang dari lehernya Seiri.

***

Komoe merasa senang ketika ia memulai Homeroom. Sebab ia akhirnya melihat Mugino berada di dalam kelasnya, setelah selama beberapa bulan Mugino absen. Komoe memperkenalkan Mugino kepada semua murid di kelasnya, dan ia juga tidak lupa menyebutkan kalau Mugino adalah seorang Esper level lima sama seperti Touma.

Informasi soal Mugino yang adalah level lima sama sekali tidak membuat para murid di kelasnya Touma terkejut, sebab Mugino sangat terkenal. Yang membuat murid di kelas Touma merasa kaget ialah informasi mengenai Touma yang adalah Esper lima nomor nol. Komoe bukanlah seorang pembohong dan para murid di kelas Touma juga mempercayai Komoe seratus persen.

Jadinya mereka semua percaya kalau Touma adalah Esper level lima. Yang tidak terlihat terkejut di kelas hanya Shizuka, Ukyo, Kasumi, Mugino, Asagi, Aisa Motoharu dan Aogami. Sebab mereka semua sudah mengetahui identitas Touma sebagai Esper level lima.

Hanya Seiri yang masih merasa tidak percaya kalau Touma adalah Esper level lima, karena selama ini ia selalu menganggap kalau Touma adalah Esper level nol yang lemah. Tapi ketika ia melihat kalau Touma menggunakan beberapa kekuatan Esper yang berbeda di saat yang sama, Seiri yang sangat keras kepala dan selalu merasa kalau dirinya yang paling benar akhirnya mau tidak mau harus percaya dengan ranking Esper Touma yang asli.

Setelah kehebohan sesaat yang terjadi di waktu Homeroom. Komoe melanjutkan absen murid yang biasa yang ia lakukan ketika Homeroom. Kehebohan di kelasnya Touma sudah biasa terjadi ketika Homeroom dilakukan. Makanya Komoe terlihat santai di saat ada kehebohan di kelas yang ia bina.