webnovel

Change To Life

17+ Manda Hashilla harus menelan pil pahit ia mengetahui dirinya telah hamil sedangkan ia belum menikah. Manda tahu siapa ayah dari anak yang ia kandung, tapi ia tak berani mengungkapkannya. Dia adalah Erlan Airlangga Gantara. Teman satu angkatan Manda yang terkenal tajir, cool, cerdas. Pil pahit itu tak berhenti, setelah malam acara kelulusan ayahnya tak sengaja menemukan test pack yang ia gunakan. Ayahnya Manda marah dan langsung mengusir Manda dari rumah. Erlan yang berusaha mengingat malam pesta Reno akhirnya teringat. Ia telah merenggut sesuatu yang berharga dari seorang gadis. Lalu bagaimana mereka menjalani kehidupan? Dan bagaimana reaksi mereka jika ternyata yang merencanakan kejadian ini semua adalah orang yang tak terduga bagi mereka? . . . . Sesuatu yang bermula dengan keburukan tak mesti berakhir buruk pula. Berusahalah. Keajaiban itu ada.

fatikhaaa_ · Urban
Not enough ratings
187 Chs

47. Erlan Narsis (18+)

Erlan dan Manda sekarang ini duduk saling berdampingan di atas kasur. Mereka berdua menonton film kesukaan mereka berdua. Manda memangku semangkuk rujak yang ia pesan di restoran hotel.

Diluar saat sedang hujan, membuat Manda dan Erlan mau tak mau harus kembali ke hotel. Padahal mereka baru satu destinasi wisata yang di kunjungi, hanya pantai Nusa Dua Bali.

"Mau?" tawar Manda pada Erlan. Erlan menggeleng ia sudah kenyang dengan makanan yang mereka pesan bersama rujak itu.

Manda menghabiskan makanannya lalu berjalan ke arah meja dimana piring, gelas dan mangkuk yang memang ditaruh di tempat itu yang nantinya akan diambil oleh pegawai hotel.

Manda merebahkan kembali tubuhnya, "Soraya itu temen apa Mas?" tanya Manda. Erlan menatap Manda yang sudah tiduran disampingnya.

Tiba-tiba Erlan mengembangkan tipis senyumannya, "Kamu cemburu ya?" tebak Erlan dengan pedenya. Manda berdecak, "Ih geer banget kamu. Aku tuh tanya Mas," kata Manda yang memang kenyataannya Manda hanya tanya.

"Bilang aja cemburu makanya kamu tanya-tanya," ucap Erlan yang masih berpikir Manda cemburu. "Ih apaansih Mas, orang aku tanya doang kok. Kamu tuh geer-nya kebangetan deh," balas Manda.

Erlan masih tetap pada pemikirannya, ia terus mengatakan Manda cemburu bahkan menoel-noel pipi Manda yang berisi itu. "Hayo kamu cemburukan? ngaku kamu," kata Erlan yang tiba-tiba menggelitik pinggang Manda membuat Manda bergeliat kegelian.

Manda tertawa kencang dan berusaha menghindari tangan nakal Erlan, "Hahahaha.. geli Mas," ucap Manda ditengah tawanya. Erlan menghentikan tindakannya melihat wajah Manda yang sudah memerah.

"Aku tuh tanya, kamu soalnya sama dia gak sopan banget. Dia tuh perempuan tahu, gak baik kayak gitu," kata Manda sambil menarik nafasnya.

"Kamu mau goda aku ya Yang?" kata Erlan membuat kedua alis Manda terangkat. Manda melihat arah pandangan Erlan.

Dress nya yang sudah terangkat dan juga lengan dress yang sudah turun membuat bahu mulus Manda terpapang, dan juga membuat aset Manda hampir terlihat. "Mesum!" teriak Manda yang langsung menutup mata Erlan dengan satu tangannya.

Manda menarik selimut memasukkan kakinya lalu merapikan dress tidurnya dengan satu tangan. Erlan tertawa selama Manda menutup matanya. Erlan menarik tangan Manda tapi Manda dengan cepat menutup kembali mata Erlan. Karena gemas Erlan menggigit pelan tangan Manda yang langsung dibalas teriakan memekik oleh mulut Manda.

"Yaa! jorok banget kamu Mas! ih!" teriak Manda sambil memukul lengan Erlan membabi buta dengan kedua tangannya.

"Auw! Auw! Auw!" kata Erlan sambil menghindari pukulan dan cubitan tangan Manda. "Yang, ampun Yang," kata Erlan sampai akhirnya Erlan berhasil menangkap tangan Manda lalu menarik Manda dalam pelukannya.

Deru nafas meraka begitu berat, dada mereka naik dan turun seirama nafas berat meraka. Manda merebahkan tubuh dan kepalanya diatas tubuh Erlan dengan posisi tubuhnya yang miring. Perut Manda menjadi sedikit kencang mungkin si kembar tergoncang akibat tingkah kedua orang tuanya.

Erlan melihat kesamping, tangan Manda bergerak naik turun di atas perut buncitnya itu. "Kenapa?" tanya khawatir Erlan.

Manda tertawa kecil, "Si kembar kayaknya ke goncang gara-gara kita deh," kata Manda dengan tertawa. Erlan juga ikut tertawa ia lalu membantu Manda agar duduk bersandar pada kepala ranjang.

"Maaf ya sayang, abis Bunda yang mulai duluan, Ayah cuma balas Bunda aja," kata Erlan sambil tidur tengkurap dan kepalanya berada di depan perut Manda dan ikut mengelus perut Manda.

Manda mengangkat kepala Erlan membesarkan matanya, menatap garang Erlan, "Ngajarin yang jelek ya kamu Mas," kata Manda yang justru dibalas tawa oleh Erlan.

Manda merasakan gerakan anak-anaknya di segala arah, lalu tiba-tiba berpusat pada elusan tangan Erlan. Sepertinya si kembar sedang mencari kehangatan si Ayah atau jangan-jangan kembar ini berpihak pada Erlan?

Manda tertawa sendiri atas pikirannya yang aneh. Erlan menciumi seluruh bagian perut Manda, "Kembar suka kalau kamu gituin," kata Manda jujur, karena ia merasakan gerakan-gerakan halus yang sedikit mulai terasa lebih setiap Erlan menciumi perutnya apalagi jika langsung mengenai kulit perutnya.

"Masa sih?" tanya Erlan dengan wajah penasaran. "Em ini Bunda yang suka atau kembar yang suka?" tanya Erlan menggoda Manda.

Manda tertawa menanggapi kata godaan sekaligus narsis Erlan. "Jangan mulai lagi deh Mas," ucap Manda sambil mengelus rambut Erlan yang lebih panjang.

"Aku haus banget Yang, kamu mau apa?" tawar Erlan.

"Di meja depan masih ada minum, aku mau air putih aja," jawab Manda. Erlan langsung berdiri dari tengkurap nya mengambilkan Manda minum.

Erlan menuangkan air ke dalam gelas lalu memberikan pada Manda sedangkan dirinya minum langsung dari botolnya. Setelah selesai Erlan mengembalikan lagi gelas dan botol itu.

"Kita sampai lewatin filmnya loh, udah mau selesai tuh," kata Manda yang melihat acara film mereka sudah setengah lebih bahkan sudah lewat klimaksnya.

Erlan tertawa lalu ikut bersandar disamping Manda. Membawa kepala Manda agar bersandar dia pundaknya dan tangan Manda dan Erlan secara otomatis saling memeluk pinggang.

Manda tak bisa fokus ke film, karena telinganya mendengar jelas detak jantung Erlan yang masih berdetak keras. Membuat jantung Manda berdesir dan kembali berdetak keras.

"Yang," panggil Erlan membuat Manda mengangkat kepalanya dan menatap Erlan. "Hm?" jawab Manda.

Mata Erlan menatap lurus ke mata Manda dengan senyum Erlan yang semakin membuat jantung Manda tak karuan. "I Love You," kata Erlan dengan nada berbisik.

Pipi Manda bersemu merah, mata dan ekspresinya menatap terkejut Erlan. "Ha?" jawab Manda dengan polosnya.

Ini memang bukan pernyataan cinta pertama Erlan untuknya hanya saja Erlan ini orang yang jarang mengatakan rasa cintanya dengan gamblang. Dan sekarang tiba-tiba mengatakan hal ini membuat Manda mati kutu.

"Aku cinta kamu," ucap Erlan yang masih menatap Manda. "And I miss you," ujar Erlan membuat pikiran Manda hilang entah kemana.

Erlan tersenyum melihat Manda yang terkejut seperti itu. Erlan memegang pipi Manda pandangannya jatuh pada bibir ranum Manda yang sudah tak terpoles apapun, wajahnya mulai mendekat ke wajah Manda.

Mata Erlan menutup seiring dekatnya wajah Erlan pada Manda. Manda secara otomatis mengikuti Erlan, menutup matanya. Erlan memiringkan wajahnya dan bibir mereka saling melumat.

Satu tangan Erlan yang memeluk Manda mendekatkan Manda ke tubuhnya, sedangkan tangan Erlan yang berada di pipi Manda membantu Erlan memperdalam ciuman mereka.

Ciuman Erlan turun ke jenjang dan mulus leher Manda, Manda memiringkan kepalanya membuat Erlan lebih mudah mengakses leher Manda. Manda mengigit bibirnya menahan desahannya ketika Erlan menghisap kuat lehernya.

Erlan menghentikan ciumannya, "Boleh?" tanya singkat Erlan, Manda yang paham maksud Erlan mengangguk, menjawab tanya Erlan.

Erlan kembali mencium bibir Manda, melumat sedikit lebih dari sebelumnya. Erlan mendorong tubuh Manda membuat Manda rebahan diatas kasur. Erlan meletakkan kedua tangannya disisi kanan dan kiri kepala Manda, menahan tubuh Erlan agar tak menimpa tubuh Manda.

Satu tangan Erlan menurunkan lengan dress milik Manda. Membuka secara pelan dress Manda tanpa melepas pagutan bibir mereka. Manda mulai menaikkan baju Erlan meloloskan baju itu dari kepala Erlan.

Manda sedikit malu ketika angin mulai menerpa kulitnya secara langsung, dress miliknya sudah berada di pangkal kakinya. Erlan melepas ciuman mereka lalu mematikan lampu kamar menjadi lampu yang lebih remang.

Erlan melepaskan semua yang melekat di dirinya membuat Manda malu dan membuat jantung Manda berdebar. Erlan memulai apa yang mereka mulai.

Kedua tangan Manda berada di kanan dan kiri kepalanya dengan digenggaman erat dari kedua tangan Erlan. "Mmh..."

Manda menahan desahannya, ciuman Erlan semakin turun hingga ke dadanya. "Jangan ditahan," kata Erlan lalu mencium bibir Manda.

"Iyaah..."

Manda menggeliat ketika Erlan melakukan sesuatu disana. Nafas Manda semakin memberat. Dan Erlan yang fokus memberikan Manda nikmat dan kenyamanan sedikit-sedikit mulai melakukan hal inti dari kegiatan ini.