webnovel

Chandraklana : Singularity Of The Grand Prize

Didunia Chandraklana yang sekarang lebih damai dari sebelumnya, dimana saat ini seluruh Sanajayan mulai sembuh dari kekelaman yang terjadi seribu tahun yang lalu akibat maraknya penggunaan benda pusaka yang dikuasai kegelapan kini sudah berkurang dengan adanya larangan hukum penggunaan benda pusaka dan hancurnya kota pembelajaran rumus benda benda pusaka yang dahulu kala sudah lenyap tertelan bumi. Dari puluhan tahun ke puluhan tahun memulai melatih para generasi pengembara Sanajayan hidup normal seperti biasanya tanpa menggunakan benda pusaka. Dengan didirikannya padepokan padepokan di setiap kota yang memiliki tiga kelas yaitu : Pelatihan penggunaan pedang, Pelatihan penggunaan Busur panah dan pelatihan Tombak dan tameng. Di setiap padepokan yang menyebar keseluruh wilayah Sanajayan juga terdapat kelas pembantu yaitu pengobatan. Melalui Padepokan padepokan tersebut, generasi di dunia Chandraklana kian larut semakin melahirkan para kesatria yang terlatih tanpa menggunakan benda pusaka karena sudah berubah sistematisnya menjadi kegelapan. Hingga sampai diadakan dari turun temurun suatu kegiatan budaya yang bertujuan guna melahirkan para kesatria hebat tanpa menggunakan pusaka, Seluruh wilayah Sanajayan menyelenggarakan sebuah Sayembara yang di peringati setiap tujuh tahun sekali diadakan bergantian. Sampai pada saat Sayembara terpilih di desa Wijonayem di padepokan bernama Agungdhijoyo Winoto sebagai tuan rumah Sayembaraan yang diadakan dan dinanti nanti seluruh warga Sanajayan dengan hadiah yang berbeda dan pertama kalinya dihadiahkan oleh Para pengelana dan juga kesatria muda yaitu : Akik Kumenteng ! Sebuah cincin mujarab yang dijadikan grandprize menjadikan seluruh wilayah Sanajayan berantusias untuk mengikuti sayembara serta menonton pertandingan spektakuler ini yang ternyata selain bergengsi juga mengundang perhatian sebagian kelompok melakukan demo untuk memperhentikan sayembaranya perihal rumor hadiah utamanya adalah sebuah benda pusaka diikrarkan melalui " Batin Pangikrar" yang berbeda dari biasanya. Kejadian tersebut membuat seorang pengelana dan juga pejuang jaman dahulu bernama Solor Jayusman, seorang kesatria paruhbaya bertubuh pendek ahli dalam segala pepawangan hewan dan ketrampilan senjata jebakan serta sudah terlatih jauh tanpa benda pusaka, Kesatria yang suka berkelana ini juga mulai mencari tahu tentang Akik Kumenteng karena terpicu adanya Sayembara secara tiba tiba menghadiahkan yang dia kira salah satu pusaka langka yang pernah diberitahukan dari teman mudanya Samiranah. Cerita ini dilindungi Hak Cipta yang sudah terdaftar. Jangan lupa, Like, Share dan Subcribe Terima kasih sebelumnya, semoga bermanfaat .. :)

Ributby · Action
Not enough ratings
29 Chs

Bayangan Pohon Yang Menghitam

Pagi semakin menyingsing menaik memancarkan sinarnya yang mulai menghangat

menyebar keseluruh wilayah Sanajayan bagian barat, menyoroti Pegunungan Lumut

yang tampak hijau terlihat dari angkasa mengkikis sedikit demi sedikit butiran

kabut mulai mengumpul mengikuti hembusan angin pada saatnya merebah karena

cuaca di atasnya semakin memanas.

Didalam hutan Pegunungan Lumut dibawah naungan pohon teduh nan rindang

menutupi seluruh lantai hutan lembab terselimuti kabut hijau terpantul dari

cahaya yang terhalang oleh daun dari atas membuat udara dingin merangkul setiap

kehidupan di dalamnya.

Tampak Agniran dan Solor berada di pertengahan Jalur Lumut, dibawah batang

pohon yang melenggok menjunjung ranting daun meneduhi mereka yang baru saja

melawan kelompok pemberontak dari Ampringan

Angger Langking yang ternyata kelompok ini sedang menggunakan kekuatan

pusakanya meninggalkan pecahan bekas kain hitam yang berserakan di jalan paving

dimana Agniran dan Solor berdiri menunggu Hanggoro dan Joko menangkap tinggal

satu anggota Angger Langking yang berlari.

" Tuan Solor, Kenapa dengan kusir itu anda menyuruh untuk tidak dibunuh juga!"

Kata Agniran kepada Solor yang masih bersiaga

" Kusir itu satu satunya manusia !"

" Dengan Lagaknya aku hafal kalau orang itu sedang terhipnotis"

" Kusir itu hanya kehilangan kesadarannya ! "

Kata Solor kepada Agniran

" Jadi kenapa orang orang berseragam slontrang tadi hilang ketikan senjata

mengenainya!"

Tanya Agniran

" Inilah orang yang sedang menggunakan pusaka!"

" Aku mengetahuinya saat tidak ada reaksi ketika aku lemparkan semut merahku !"

Kata Solor

" Bisa jadi orang orang berbaju hitam tadi tidak sedang hilang! Ketika senjata

mengenainya!"

Kata Solor

" Tetapi kenapa meledak ketika terpukul senjata?, seperti balon!"

Ucap Agniran

" Sebetulnya inilah orang yang sedang menggunakan pusaka, tetapi pusakanya

berupa apa saya tidak tahu!"

Jawab Solor

" Tuan!! Sebelumnya orang berbaju hitam itu mengajak kami bertiga untuk

bergabung kepada kelompok mereka, mereka mengatakan mempunyai pusaka yang dapat

melindungi dari ancaman kepunahan manusia akibat tanda Akiknya dijadikan hadiah

utama diSayembara nanti!!"

" Apakah mereka mengatakan pusaka yang dia miliki itu??!"

Tanya Solor langsung menatap Agni

" Keris bernama Ayangwengi"

Kata Agniran

" Hemm...Ayangwengi"

Gumam Solor mencoba mengingat benda pusaka itu seraya merundukan kepalanya.

Pikiran Solor berubah mencoba mencari tahu tentang benda pusaka yang disebut

Ayangwengi, ingatannya yang tertuju pada rak kecil buku yang di ruang tamu

rumahnya berusaha menghapal dari dimulai dari segi nama benda pusaka yang

berati bayangan.

Ketika mengetahui pusaka itu berkaitan dengan bayangan yang kemudian

ingatannya dibantu dengan ucapan yang pernah dikatakan oleh Samiranah.

" Lek.. tentang benda pusaka yang memiliki elemen kegelapan, carilah pada buku

yang lembar depannya berwarna hitam, karena disitulah aku menyusunnya!"

Dengan begitu Solor segera mengingat kembali buku berwarna hitam yang ada di

rak kecilnya dengan mencari tahu pusaka bernama Ayangwengi.

" Ayangwengi yang pernah ditulis oleh temanku, adalah pusaka yang dapat

mengeluarkan bayangan orang pemakai pusaka ini melalui ..... bayangan."

" Apakah pusakanya sebuah keris?"

Tanya Solor kepada Agniran yang berdiri saling berhadapan yang tampak Solor

lebih pendek sehingga sedikit pandangan mengarah keatas

" Benar, sebelumnya mengatakan benda pusakanya adalah keris, yang selalu

dirawat secara turun temurun"

Jawab Agniran

" Begini, menurut buku yang ditulis temanku Pusaka Ayangwengi dapat merubah

segala batu menjadi hitam pekat, walaupun yang tersentuh adalah emas. Selain

itu bisa menggandakan pengguna keris ini dengan hanya menyabikan sesuatu yang

gelap menjadi duplikat dari sipengguna berupa bayangan melalui sesuatu yang

gelap"

Jelas Solor

" Maaf tuan Solor, saya belum begitu mengerti"

Kata Agniran dengan wajahnya yang terciprat bekas tinta hitam

" Di tempat gelap yang hitam pekat, pengguna keris ini dapat membuat

duplikatnya yang digerakan oleh bayangan itu sendiri dengan hanya menyabikan

kerisnya, dan walaupun didalam ingatan dimana ada sesuatu yang gelap, pengguna

pusaka ini dapat memunculkan duplikatnya melalui kegelapan atau tidak ada

cahaya!"

Terang Solor

" Apakah termasuk diruangan juga tuan?"

Tanya Agniran

" Termasuk didalam ruangan"

Jawab Solor mengangguk

Mengetahui itu membuat Agniran dan juga Solor teringat kelompok Angger

Langking kesini dengan berkendara delman yang mana delman tersebut adalah

sebuah gerbong hitam yang ditarik menggunakan dua kuda.

Dengan begitu keduanya langsung menengok melihat delman yang berhenti di

pinggir jalan paving dengan kedua kuda hitam yang masih bergerak gerak seperti

biasa.

Tidak lama kemudian, satu orang kelompok Angger Langking keluar dari gerbong

delman dengan seragam yang sama dan kain yang sama pula dengan potongan pecahan

yang sudah tersebar berserakan di jalan paving Jalur Lumut.

" Sialan !!"

Gumam Agniran dugaannya benar

Dari gerbong delman itu mengeluarkan kelompok anggota Angger Langking lagi

dengan jumlah lebih dari lima yang kemudian ketujuh anggota Angger Langking

berseragam sama terbalut kain hitam ketat menyelubungi tubuh dengan baju

slontrang hitam yang memakai udeng blangkon serta wajah tertutupi topeng

seukuran wajah berbentuk rahang lancip dan bermata sipit bergerombol menyerang

Agni dan Solor.

Segeralah Agniran dan Solor bersiap melawan pasukan yang dibuat pemegang

pusaka Ayangwengi dari jarak jauh melalui kegelapan yang terbuat dari balutan

kain menutupi tubuh.

Di angkatnya parang dengan cepat membelah tubuh anggota Angger Langking

menebasnya yang tetapi tidak tedas oleh Agniran membuatnya merasa geram.

" Kenapa tuan, aku pukul selalu kebal!"

Teriak Agniran kepada Solor yang juga sedang sibuk melawan Anggota Angger

Langking.

" Coba kamu dengan buka topengnya!"

Kata Solor sambil menggerakan tangan dan kakinya mirip gangsing mengangkat

tubuhnya yang dengan mudah membuka kain hitam penutup yang membalut membuat

cahaya masuk lalu meledaklah kelima pasukan Angger Langking yang mengroyok

Solor berubah menjadi sobekan kain berkeping keping menumpuk di tanah berlumut

Kedua pasukan Angger Langking yang berusaha mengambil tombak tergeletak di

jalan paving tidak jadi akibat tarikan yang dilakukan Agniran dari belakang dan

memukulnya hingga mengangkatnya membalik seraya membuka topeng lalu dengan

cepat tubuh anggota Angger Langking meledak pecah berantakan meninggalkan

sobekan kain yang melayang diatas Agniran.

Tinggal satu pasukan lagi bergerak agak mundur menjauhi Agniran dan Solor yang

posisinya juga menghadang.

" KESELAMATAN HANYA ADA PADA KAMI SOLOR!! INGAT ITU!! AKU AKAN SELALU

MENUNGGUMU UNTUK BERGABUNG DENGAN KAMI !!!!!

" Hah?? Apakah hewan hewanku juga akan bergabung denganmu?!"

Kata Solor membalas menatap sisa satu anggota yang mengatakan tidak akan

pernah bergabung dengan Angger Langking.

" AKIKNYA !YANG DIJADIKAN HADIAH UTAMA !!, ADALAH BENDA PUSAKA YANG LANGKA!!!

" KETUA PADEPOKAN ITU TELAH MELANGGAR HUKUM ALIANSI DAN JUGA TIDAK BECUS

MENJAGA AKIKNYA !!!

" JUSTRU KALIAN LIHAT !! AKIK KUMENTENG MALAH DIPAMERKAN KEPADA SELURUH

WARGA!!!

Mendengar apa yang telah dikatakan kelompok Angger Langking, pertanyaan

pertanyaan yang sedang merisaukan dirinya kini semakin mulai terjawab

menjadikan dugaannya tentang Akik Kumenteng ternyata benar bahwa pusaka itu

bukanlah ayah Hartoko yang membuat, melainkan kelima penambang.

Pernyataan dari kelompok Angger Langking juga mengingatkan pada perkataan

teman mudanya Samiranah mengenai pembangunan sebuah candi raksasa.

"Lek... diwaktu candi raksasa itu akan mulai dibangun,

sudah pasti orang orang akan merebutkan pusaka yang berguna untuk cepat

melancarkan pembangunan itu!!, dan pastiah pusaka ini adalah benda pusaka yang

"langka"!!!!

"Tetapi ntahlah kapan itu akan terjadi,"

" Saya kira menjaga Akik Kumenteng tidak harus bergabung dengan orang orang!,

cukup dengan menjaga menyimpannya dan merawatnya "

Kata Solor didepan anggota Angger Langking yang tinggal satu.

" ALIANSI SUDAH TIDAK BISA DIANDALKAN LAGI !!"

" BERSAMA KELOMPOK KAMI ANGGER LANGKING DAN PUSAKA AYANGWENGI"

" KAMI AKAN MENYUDAHI SAYEMBARANYA DAN MULAI MENYIMPAN AKIKNYA MENJAUHKAN DARI

MALAPETAKA !!!!"

Solor sembari mengernyitkan dahinya melihat wajah Agniran yang hitam sebagian

terkena siratan tinta hitam, dengan itu membuat Solor berpikiran tentang orang

orang yang telah jarinya dicelupkan ke tinta hitam.

" Ada sesuatu yang tidak beres dengan kelompok ini tuan, perkataan perkataan

yang diutarakannya begitu meyakinkan,

Tetapi kalau kelompok mereka memang bertujuan baik, kenapa mereka melakukan

pemaksaan kepada orang orang untuk mencelupkan tinta hitam yang mereka bawa?"

Lantas dengan seorang kusir yang sedang di buru oleh Hanggoro dan Joko kata

tuan tadi hilang kesadarannya?

Bagaimana ini tuan?"

Kata Agniran memandang Solor dari samping.

" Sekarang saya mulai tahu, Tinta hitam itu"

" Tinta yang terkena sentuhan keris Ayangwengi"

Kata Solor menengokan kepalanya melihat Agniran

" Ohh, jadi kami bertiga bagaimana tuan?"

" Kami terkena siratannya!!"

Kata Agniran sambil mengusap ngusap membersihkan tinta di wajahnya tetapi

tidak bisa

" Seperti kusir tadi akibat dari celupan tinta hitam pusaka Ayangwengi"

Kata Solor

" Apakah kami bertiga juga bisa kehilangan kesadaran tuan?!"

Kata Agniran gugup

" Begitulah, "

"Jadi kata orang dari Tantruno saat berada di Warung dan Pondok Kecot! yang

saat itu katanya meneror dia di perbatasan Ialah orang yang kehilangan

kesadarannya!"

Gumam Solor dalam hatinya.

" AKHIRNYA KAU TAHU JUGA KINERJA PUSAKAKU!!"

"JANGAN KAWATIR , IKUTLAH BERSAMA KAMI SEKARANG JUGA, DAN KITA PERGI DARI

SINI!!"

" Tidak ... tidak.., Sebenarnya kau sudah mengulur waktu karena takut kusirmu

segera dibawa kemari bukan?!"

Kata Solor berbicara kepada seseorang pengguna pusaka yang tidak tahu

keberadaanya melalui bayangan yang tebungkus kain hitam berseragam slontrang

memakai topeng

" SOLORR!! APAKAH KAU AKAN MELAPORKANNYA KEPADA ALIANSI??"

" Bukan aku yang melaporkannya, tetapi kusirmu sendiri yang melakukannya!"

Jawab Solor

" KEMUNCULAN DUA PUSAKA DARI BATIN PANGIKRAR YANG BERBEDA DARI BIASANYA,

PERMINTAAN LELEMBUT DHENGEN YANG TERBAYAR BUKANLAH SI PEMINTA YANG

MELAKUKANNYA"

Kata pemegang pusaka Ayangwengi berusaha membujuk Solor untuk tidak

menyebarkan identitasnya.

" Benar sekali, dengan itu sebenarnya kalian menginginkan Akiknya juga kan?"

Kata Solor

" BUKAN HANYA AKU SOLOR!!"

" TETAPI SELURUH SANAJAYAN !!"

" Lantas kenapa kalian bersikeras memperhentikan Sayembaranya?"

" Kenapa tidak keponakanmu, adekmu, anakmu saja yang mendapatkan Hadiah Akik

Kumenteng melalui ikut Sayembara?"

Kata Solor

" KAU SUDAH GILA SOLOR!!"

" Opss.. sebentar, Jadi kalian sudah mengetahui tentang Candi Raksasanya?"

Tanya Solor

" LEBIH DARI ITU SETELAH AKU MENDAPATKAN AKIKNYA!"

Mendengar itu Solor terguyur keraguan didalam dirinya perihal apabila Akiknya

di tangan Angger Langking, mereka dengan mudah dan cepat akan membangun candi

raksasanya.

Tetapi dengan cepat Solor berubah pikiran ketika dia teringat adanya

pertemuan Kuda coklat kemerahan memiliki sayap yang kemarin di antara batang

pohon melenggok dia menyentuhnya menjadi sebuah harapan bahwa keseimbangan itu

pasti ada.

" Ketahuilah, pemuda disampingku ini adalah salah satu peserta sayembaranya!"

" TIDAKK !!"

" MANUSIA SAAT INI AKAN MENANGGUNG SEMUA YANG DAHULU TERJADI !!

" TIDAK ADA PERTOLONGAN LAGI DARI PIHAK PENGEMBARA, ALIANSI AKAN BUYARR"

"MANUSIA AKAN SEGERA PUNAH!!"

"Jadi yang dimaksud oleh Samiranah guna membangun candi raksasa itu adalah

akik yang sekarang di jadikan hadiah utama"

Gumam Solor dalam hatinya mengingat ucapan dari Samiranah.

" Baiklah kalau begitu, perihal gambar yang ada pada kertas yang tunjukan,

bukankah itu sebuah Batin Pangikrar?"

" Lantas apa yang kau lakukan justru telah membelakangi para pengembara?

Kenapa kau tidak berusaha mencari cara melenyapkan Batin Pangikrar itu !!?"

Tanya Solor pada anggota Angger Langking yang tinggal satu berdiri dari

kejauhan menatap Agniran dan Solor

" SOLOR SI KRROTO DOMBLE!! BODOH SEKALI KAU!!"

" DENGAN UPAH YANG DIMINTAI SETIAP KALI PANGIKRARAN ADALAH SARANA UNTUK

MEWUJUDKAN CANDI RAKSASANYA !!

" Lantas kenapa dengan Candi Raksasanya itu? buat apa?

Tanya Solor kembali

" ITULAH SEBABNYA IKUTLAH BERSAMAKU, KAU AKAN MENJADI GOLONGAN KAMI SEBAGAI

PENDUKUNG SANG "ARKANDEWA" "

" Oh, apalagi itu Sang Arkandewa?"

Tanya Solor

"KAU TERLALU BANYAK TANYA!!"

Seketika Kelompok Angger Langking secara tiba tiba muncul keluar dari gerbong

delman berwarna hitam mengeluarkan lima kelompok anggota lagi yang berseragam

sama.

" Ini bisa untuk latihanmu disaat nanti kau memulai Sayembaranya!"

Kata Solor ke Agniran yang sudah siaga menghadang lima kelompok Angger

Langking yang keluar dari gerbong berwarna hitam.

" Tuan, tetapi aku tidak dapat meledakannya!"

Kata Agniran yang mulai mengangkat parangnya berlari menuju kelima bayangan

yang berseragam dibuat oleh pusaka kelomok Angger Langking

Diikutinya oleh Solor dibelakang Agniran yang mulai membelah pakaian slotrang

seragam kelompok Angger Langking oleh Agniran dengan parannya tetapi kebal lalu

dilanjutkan cabikan Kujang milik Solor memutar merobek meledakan dua bayangan

yang terbalut kain hitam berseragam slontrang.

" Buka saja topengnya!!"

Teriak Solor pada Agniran

" KAU SUNGGUH BODOH !! SOLOR !!"

Bayangan terbalut berbaju slontrang dan memakai topeng coklat tua tiba tiba

keluar lagi lima dari gerbong delman jadi dihadapan mereka berdua ada delapan.

" Oh..Muncul lagi?!"

Gumam Solor

Berlarilah Solor menuju gerombolan bayangan yang terbalut kain hitam

berseragam slontrang yang juga mulai melawan dengan cepat Solor memutar lagi

tubuhnya melayang mencabikan ketiga kelompok berseragam sama hingga sampai

meledak memuncratkan kepingan kain hitam berserakan di udara dan juga tanah

berlumut.

Tiba tiba bayangan berseragam slontrang keluar lagi dari gerbong delman

sepuluh oranvg bayangan terbalut seluruhny kain ketat hitam berbaju slontrang

hitam dan memakai topeng seukuran wajah berahang lancip bermata sipit yang

langsung berlari menuju Solor dan Agniran yang berkelahi dengan bayangan yang

berseragam itu.

Solor dan Agniran sekarang kondisinya seperti terkepung oleh bayangan yang

sama dalan seragam meledakannya beberapa dengan membuka topeng dan juga sayatan

akibat senjata Solor yang membelah membuat selah pada balutan kain yang

menutupi membuat dalamnya warna hitam pekat.

Tidak tanggung tanggung, sipengguna keris Ayangwengi terus menngibaskan

kerisnya dengan cepat tidak berhenti sambil memingat kondisi dalam gerbong yang

gelap, menciptakan duplikatnya yang terus keluar tanpa henti dari gerbong

delman berwarna hitam dipinggir Jalur Lumut.

Kini Solor dan Agniran di kempung melawan tiga puluhan ruangan hitam yang

terbalut kain ketat berbaju slontrang dan bagian muka tertutup topeng.

perkelahian yang tanpa henti segera dimulai, berbagai cara dilakukan Agniran

dan Solor berusaha membuka balutan kain yang berseragam slotrang memasukan

serpihan cahaya menyelinap kedalam balutannya yang mempergelap ruangan membuat

meledak ledak menyenemburkan banyak pecahan kain hitam bekas balutan dan

seragam. Kelompok bayangan terbalut kain hitam berbaju slontrang terus keluar

dari gerbong delman yang semakin banyak membuat lantai hutan Pegunungan Lumut

banyak tertimbun kain hitam yang menumpuk sampai menyebar kemana mana.

Semakin banyak dan terus menerus bayangan yang tertutupi seragam slontrang dan

bertopeng kian muncul puluhan sampai ratusan membuat Agniran dan Solor mulai

kuwalahan dan mencoba untuk kelar dari gerombolan yang sudah mengepungnya.

Bukan dari kekuatan yang dimiliki bayangan yang terbungkus itu melainkan

jumlahnya yang menjadi jadi membuat Agniran dan Solor beberapa tersekap hingga

terjatuh akibat keroyokan yang membuat tedesak mengharapkan Joko dan Hanggoro

segera datang.

" Kita harus hancurkan gerbong delmannya!!"

Teriak Solor sambil melakukan beberapa gerakan silat membesit kain hitam

" Terlalu banyakk tuan,!! Aku kesulitan untuk menuju ke gerbongnya!!"

Kata Agniran sibuk berusaha membuka selah pada kain yang membalut membentuk

manusia duplikatan pengguna benda pusaka Ayangwengi

Tampak tumpukan menggunung kain hitam yang membanjiri hutan semakin meluas

akibat sobekan kain hitam yang melayang mengudara menyebarkan kepingannya

membuat hutan Pegunungan Lumut menjadi seperti padang pasir berwarna hitam

diantara pohon besar melenggok dipenuhi lumut