Happy reading semuanya!
Bukan BTS namanya kalau bisa bersikap tenang seharian, bisa saja hanya saat sedang rapat ataupun rehearsal sebelum tampil. Karena sifat mereka yang seperti ini mereka mendapat julukan idol lawak dari penggemar mereka karena tingkah mereka yang tidak bisa diam, pasti ada saja yang meramaikan asrama mewah milik mereka.
Biasanya Taehyung akan tertawa lebar sembari berteriak kesenangan karena menang bermain game di layar komputer miliknya, lalu Jimin dengan Hoseok yang menghabiskan waktunya dengan berkaraoke di ruang tamu.
Atau suara barang rusak yang berasal dari Namjoon, tangan hebat sang empu memang mampu merusak barang dengan cepat dan dirinya dengan Yoongi yang berakhir memperbaiknya. Entah apa alasannya sampai barang yang dipegang lelaki itu selalu berakhir pecah atau rusak sepertinya tenaga Namjoon bukan main-main. Julukan tangan dewa begitu melekat padanya.
Tapi sepertinya kejadian langka baru saja terjadi pada mereka malam ini, bahkan sepertinya mereka harus mengadakan party karena ketenangan untuk mereka hari ini.
Sehabis mereka latihan, syuting dan tiba di asrama mewah milik mereka, semuanya mendadak bungkam diam tidak berbincang seperti sebelumnya yang seperti berada di hutan dengan alasan takut merasa tidak enak pada tetangga baru mereka walaupun mereka yakin kalau gadis itu tidak akan marah pada mereka. Tapi tetap saja mereka harus tenang demi kenyamanan bersama.
"HYUNG!" teriak Taehyung
"Yakk! Bukankah kita sudah sepakat untuk tenang hari ini? Calm down man,"ucap Hoseok membuat sang empu dengan cepat menutup mulutnya dan mengkode tangannya kalau dia tidak akan berteriak lagi.
Jimin yang baru saja selesai membersihkan diri menghampiri mereka yang sedang mengobrol pelan tanpa mengganggu tetangga mereka yang terlihat masih terjaga itu atau mungkin sudah terlelap di alam mimpinya? Entahlah, obrolan malam mereka saat ini penuh dengan ketenagan tidak seperti biasanya.
"Kalian tau? Dia tidak mengingat namaku, saat sore tadi sebelum kalian datang menghampiriku. Aku sudah terlebih dahulu mengganggu Raima yang sedang baca buku, kemudian aku bertanya apa dia sudah makan dan dia jawab pertanyaanku dengan anggukan lalu dia bertanya balik padaku dengan pertanyaan yang sama. Kalian tebak dia memanggilku apa? Jumin? Aku berfikir siapa yang bernama Jumin disin—"
"Kau dipanggil Jumin? Serius?" tawa Hoseok pecah setelah mendengar cerita dari Jimin.
Kepala sang empu mengangguk menyetujui ucapan dari Hoseok, "Woah! Ibuku akan sangat kecewa kalau ada yang memanggilku Jumin, namaku sudah terlahir sangat cantik sebagai Park Jimin kenapa dia mengubah seenaknya. Lanjutkan saja tawamu hyung nanti akan aku laporkan pada ibuku!"sebal Jimin
Jin hanya menggeleng mendengar penuturan dan adiknya itu, "Wajar kalau dia tidak ingat dengan kita. Raim baru bertemu dengan kita secara langsung masih hitungan jari, tapi menurutku Raim sangat enak untuk diajak berbincang dan bisa membuat orang di sekitarnya nyaman dengan kehadirannya," ungkap Jin sembari mengingat terakhir kali mereka bertemu dan bersenang-senang di pantai.
"Kenapa hyung sangat yakin dengan itu?" tanya Yoongi
Jin terkesiap mendengar perkataan dari Yoongi barusan, "Itu kan hanya menurutku," sahut Jin sembari mengambil botol air mineral yang sengaja lelaki itu taruh di atas meja.
"Tapi sepertinya dia tidak tahu kita," sambung Namjoon
"Dia tidak tahu kita? Sungguhan? Bagaimana bisa? Apakah dia benar-benar tidak tahu kita? " tanya Hoseok
"Dia tidak terkejut saat pertama bertemu dengan kita,"
"Tapi kemarin dia kaget—" timpal Taehyung
"Kemarin beda posisinya, kita sibuk mengelilinginya. Siapa yang tidak kaget saat bangun tidur di kelilingi seperti orang yang sedang tertimpa masalah kesehatan? Kau juga terkejut kan Jimin-ah ketika kau bangun dikelilingi oleh kami?"Jimin mengangguk menyetujui ucapan dari Namjoon barusan.
Ruang tamu mereka yang terhubung dengan tempat yang sama dengan perempuan tetangga baru mereka, bahkan lampu kamar gadis itu terlihat oleh mereka dari jarak yang seperti ini.
"Kenapa lampunya terus menyala? Apakah dia sama seperti Jimin yang penakut?" gumam Taehyung sembari memandang jendela ruang tamu Raima yang masih menyala.
Padahal jam sudah menunjukkan pukul dua pagi, ternyata mereka berbincang-pun tidak ada habisnya entah kenapa banyak sekali pembahasan mereka. Ada saja yang mereka bincangkan apalagi saat ini mereka mendapatkan topic hangat untuk mereka bicarakan.
Jimin yang mendengar itu hanya menatap sebal sang empu, "Apa kau pernah melihat monster? Pasti tidak pernah kan? Bagaimana kalau saat aku tidur ternyata ada monster yang mendatangi kasurku seperti di film? Lagian kalau lampu menyala aku jadi tahu misalkan kalau nanti ada pencuri atau penyusup kedalam kamarku, bahkan disini sepertinya ada!" Taehyung mengedikkan bahunya tidak peduli pada temannya yang satu itu.
"Memang siapa yang suka menyusup kedalam kamarmu yang banyak boneka chimmy itu? Lagian siapa pula yang mau mencuri puluhan chimmy di kamarmu?" tanya Jungkook
Jimin mendelik kesal, "Menurutmu! Kau sendiri yang suka masuk kedalam kamarku tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Untung saja aku tidak seperti dirimu yang hobi tidak berpakaian atasan keliling rumah, kalau begitu kembalikan chimmy anak kesayanganku yang kau bawa ke kamarmu dengan alasan tidak ada bantal yang nyaman di kamarmu," Jungkook hanya memajukan bibirnya mendengar penuturan dari kakaknya itu. Padahal niat lelaki itu untuk menggoda Jimin yang memiliki boneka chimmy sangat banyak.
Semuanya terdiam menatap kamar seberang sana, "Aku ingin berteman dekat dengan Raima, rasanya seru kalau aku bisa berteman dengannya." ujar Hoseok
"Aku juga mau hyung, kita semua mau berteman dengannya juga tidak cuman hyung saja," Sahut Taehyung
"Dia gadis yang manis, aku suka mendengar suara dia yang lucu saat menggunakan bahasa Korea. Rasanya sangat tidak seru kalau dia menggunakan bahasa Inggris karena yang tau hanya Namjoon hyung," ucap Jimin membuat Namjoon yang namanya disebut hanya menaikkan sebelah alisnya bingung.
Kenapa namanya dibawa-bawa? Membingungkan sekali adiknya yang satu ini, lebih baik ia memfokuskan diri membaca buku di tangannya saja.
Yoongi sejak tadi hanya diam memperhatikan tempat tinggal tetangga barunya itu, dirinya juga ingin berteman dekat dengan gadis cantik bernama Raima itu. Dirinya sibuk mendengarkan penuturan dari adik-adiknya itu yang mendadak tenang hari ini, tentu saja dengan alasan tidak mau mengganggu tetangganya itu.
"Hyung nanti pagi main basket ayo?" ajak Jungkook
"Aku tidak tahu, aku sedang malas. Aku hanya akan lari saja nanti," Sahut Jin sembari memasukkan ponselnya kedalam saku celananya.
"Hyung besok makan apa?" tanya Taehyung giliran.
"Aku tidak tahu, tanyakan saja Yoongi karena dia yang jatah masak besok." Taehyung menatap Yoongi yang tengah berfikir keras itu.
Yoongi menyerah, ia tidak tahu harus masak apa untuk esok hari. "Aku tidak tahu, besok pesan makanan saja suruh manager Park-" Taehyung hanya menatap bingung Yoongi yang mengalihkan pandangannya kearah Jendela kamar tanpa berniat melanjutkan perkataannya.
Siluet seorang gadis yang tengah berdiri disana tanpa tahu apa yang sedang dilakukan oleh sang empu. Tetangganya itu ternyata masih terjaga.
"Raima sedang apa ya? Aku penasaran sekali dengannya? Rasanya aku ingin melompat ke rumahnya dan melihat apa yang dia lakukan," Kepala Jin hanya menggeleng mendengar penuturan adiknya, diam-diam juga ia penasaran apa yang dilakukan gadis itu.
Satu persatu dari mereka undur diri menuju kamar mereka karena jadwal mereka yang sangat padat esok hari, kini tinggalah dirinya seorang diri yang masih menatap jendela kamar gadis itu.
Membuatnya berharap kalau gadis itu membuka jendela kamarnya barang semenit saja, entah kenapa tiba-tiba dirinya ingin berbincang dengan gadis itu. Ah—dirinya seperti merasa tidak ada hari esok saja, akan ia pastikan kalau dirinya bisa berbincang dan berteman dekat dengan gadis itu.
To be continued
Dilarang keras memplagiat karya ini!
Terima kasih sudah membaca Cerita Tentang Kau Dan Aku.
Salam
Leeaa Kim