"Lo istirahat disini aja dulu ya. Nanti gua kesini lagi,jam istirahat udah habis." Pamit William
"Oke, thank you ya."
"Oh ya, nama lo siapa ya ?"
"Nama gua Jen."
"Oke Jen."
"Bu saya duluan."
"Ya." Jawab guru di UKS
"Bu, kaki saya kenapa sih ? Sakit banget."
"Takutnya ini, luka lama kamu kambuh."
"Gitu ya, iya bisa2 harus pake alat bantu."
"Aduh, ya sih kemaren lusa saya jatuh pas maen tennis."
"Kamu mau ibu, bikinin surat untuk ke rumah sakit."
"Boleh Bu."
"Oke."
Bu guru berjalan menuju meja UKS untuk membuat surat.
Aduh bisa aja ya bekas gua terkilir kemaren lusa belum sembuh kata Jen dalam hati, tapi gak apa deh. Gua bisa dekat sama si William meskipun bentar, meskipun surat dan wa gua di ignore terus...
Gak terasa Jen senyum-senyum sendiri di kasur UKS
*****
"Ken ngelamun aja."
"Hahahaha...ya enak nih ngelamun."
"Awas kesambet lo ye."
"Ya Khan ada lo yang bangunin."
"Ya udah yuk keburu sore juga."
Gua dan Reno berjalan keluar dari sekolah
***
"Duh pada ngilang Khan anak-anak gak si william, gak si Reno. Mereka jadi Khan ? Gak mangkir kayak kemaren." Kata Jason
"Harusnya jadi bro, mereka dah ngomong bisa juga. Ya udah lah masih ntar sore juga."
"Ya udah yuk."
*****
William berlari secepat-cepatnya ke ruang UKS. Di perjalanan sampai menabrak beberapa siswa juga yang lagi berhamburan dari ruang kelas.
"Bu Jen nya gimana ?" Tanya William begitu sampai di UKS sambil mengatur nafas
"Itu lagi di bantu sopirnya."
"Jen lo gimana ?" Tanya William
"Gua habis ini mau ke rumah sakit. Tadi udah di bikinin surat sama Bu UKS."
"Hah !!! ke Rumah sakit ?"
"Iya, karena ada bekas luka Jen bikin kambuh juga."
Aduh....gua celakain anak orang ini
"Udah Will bukan salah lo juga, kemaren lusa gua sudah terkilir parah pas maen tennis. Ini belum sembuh betul terus kambuh."
"Ya udah kalau gitu gua anter lonke rumah sakit. Gua maksa, dan lo gak boleh larang gua."
"Kenapa gitu ?"
"Anggep aja permintaan maaf, kalau lo Ampe tolak berarti lo gak terima permintaan maaf gua."
"Aduh Ampe segitunya..ya udah gak apa-apa gimana gua bisa nolak omongan lo gini." Dalam hati gua
Yes dan seneng banget gua bisa barengan sama si william.
"Oke, yang pertama gua gendong lo dulu ke kendaraan lo."
"Beneran nih gak apa ?"
"Ya jangan nolak lagi." William duduk dan mempersilahkan Jen untuk naik ke atas punggungnya
"Ya udah pak, kalau gitu tolong ambilin tas saya di lantai dua. Di kelas 205."
"Ya non, ini kuncinya sapa tau non sampai di mobil dulu." Jawab sopirnya sambil memberikan kunci kendaraan ke Jen
"Bisa ya."
"Ya bisa."
Gua naik ke punggung william dan merangkul William dengan erat. William pun berjalan.
Punggung william terasa hangat banget,empuk, dan bau parfurm wangi khasnya. Hari ini mimpi hari yang bahagia buat gua, meskipun jujur William pasti belum tau siapa pengirim wa dan suratnya.
Ingin rasanya waktu ini berhenti agar gua bisa menikmatin waktu ini.
"Btw lo kok bisa tau nama gua ? padahal gua belum ngomong nama gua." Tanya william
Aduh mati gue apa ya jawab apa ya.
"Tadi guru UKS yang ngasih tau."
"Hah guru UKS."
"Iya kata dia, lo Khan yang kemaren Minggu ini menangin lomba karate untuk sekolah."
"Wah terkenal juga gua ya."
"Ya menangin untuk sekolah, gimana gak terkenal."
"Ya soalnya waktu acara aja yang nonton dikit."
"Oh ya ?"
"Iya, oh ya nama lo Jen aja gitu ?"
"Bukan sih benernya Jeniffer, cuma banyak orang manggil gua Jen biar gampang."
"Oke, btw kendaraan lo yang mana ?"
"Mobil warna biru itu Will."
Gua menekan tombol otomatis pembuka pintu mobil. Cepet banget tiba-tiba udah sampai parkiran mobil, padahal aku masih pengen lebih lama di gendong sama william.
"Sorry will kalau gua berat."
"Enggak kok."
William menurunkan Jen dulu biar bisa membuka pintu mobilnya. Tapi saat Jen menampakkan kakinya, Jen kesakitan dan langsung oleng. William yang ngeliat itu langsung sigap memeluknya
"Sorry...sorry Jen."
"Enggak apa-apa." Jawab Jen
Aduh dekat banget lagi wajah gua sama william, gua bisa melihat wajah William lebih dekat lagi
"Non saya bukain sini pintunya." Seru sopir Jen yang berlari baru datang dengan membawa tas Jen
Dia membuka Khan pintu, tanpa di duga William melakukan mengendong kaki gua dari depan dengan mengangkat kaki gua
"Eh Will kok."
"Iya biar lebih gampang kamu masuk ke mobilnya."
Aduh...gua makin gak karuan rasanya perasaan ini...oh Tuhan semoga bisa waktu berhenti pengen gua nikmatin saat ini.
"Oke dah pas Khan Jen ?"
Jennifer tak menjawab dia masih melamun
"Jen..." tanya William sekali lagi
"Eee....iya..."
"Oke yuk."
William juga ikut masuk ke dalam mobil, duh gua masih kerasa bersalah karena gua nih cewek jadi kayak gini. Kalau dia sampai gimana gua yang tanggung jawab harus bantuin ngerawat. Kalau uang gua rasanya takutnya gak ada, terus dia kok diem aja apa kaget dari tadi gua gendong apa dia gak suka. Tapi gimana kalau gak gitu dia gak bisa naik.....
Rasanya bisa2 batal acara ntar sore gua belajar kelompok....tapi ya udah lah ini lebih penting
Duh gimana nih ? Gua makin dah dig dug muka gua pasti merah malu banget, dari tadi dada gua berdebar kenceng banget ini ya yang namanya jatuh cinta....kata Jennifer dalam hati, Jen tenang jaga sikap, tapi gimana setiap liat dia ganteng banget cowok banget nolongin Ampe bisa gini.....