webnovel

Penghuni Pohon Belakang ( Part 2)

Yani yang keheranan segera menyiapkan makanan untuk suaminya, tiba-tiba saja dia merasakan adanya hembusan angin pada area lehernya. Pada saat itu dia merasakan ada aliran birahi yang bergejolak, dia buka jendela belakang dan terlihatlah seseorang berdiri di bawah pohon halaman belakang.

"Mas, kamu lagi apa disini?"

"Kemarilah Yan!"

Yani segera dipeluk oleh sosok yang menyerupai suaminya.

"Mas, kok keteknya jadi gini lagi?"

"Kamu gak suka?"

"Aku sih terserah mas saja."

Saat Yani sedang mengobrol dengan seseorang, Handoko yang kesal karena segera menuju dapur guna menemui isterinya. Dia kaget karena Yani tidak ada, matanya terbelalak ketika melihat Yani berbicara sendiri pada batang pohon.

"Yan, Yani!"

Yani yang mendengar suara Handoko dari arah dalam sontak linglung, sosok Handoko yang ada didepannya kini hilang. Saya itu juga Yani pingsan, Handoko yang panik segera membawa Yani ke dalam kamarnya.

Dalam mimpinya Yani bermimpi bersenggama dengan seseorang yang terlihat gagah serta berbulu, vagina terasa nikmat karena penis sosok tersebut besar dan beda jauh dengan milik Handoko.

Bahkan Yani dibuat orgasme beberapa kali, keringat dan aroma keringatnya begitu menggoda.

"Kamu suka dengan penisku?"

"Ya."

Yani seolah terhipnotis dengan kegagahan sosok tersebut.

"Kamu mau kita bersama terus?"

Yani menganggukan kepalanya, saat itu juga sosok tersebut membisikkan sesuatu pada telinga kirinya.

"Tapi sebelum kamu melakukan itu semua, jilatlah ketiakku. Maka aroma ini akan selalu kamu cium pada suamimu."

Yani membuka matanya dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 06.30, sementara Handoko masih mendengkur dan terlihat kelelahan.

Yani menarik nafas karena merasa cukup pegal pada kakinya, dia sentuh area vaginanya dan begitu banyak cairan putih dengan bau khas sperma.

"Apa semalam nyata?"

Karena hari sudah siang segeralah Yani bangun, tapi badannya begitu lemas sama seperti saya dia melakukan malam pertama dengan Handoko. Berjalan pun dia merasa agak sulit, sehingga dia pelan-pelan saja ketika hendak menuju dapur.

Dalam lamunannya dia berpikir apa benar yang dikatakan oleh sosok tersebut, untuk memastikannya dia segera menuju kamar kembali dan menatap suaminya yang masih tertidur dan mengangkat tangannya.

Dia mendekat dan sesaat langsung mencium ketiak suaminya, matanya terbelalak karena sosok tersebut benar adanya. Aroma ketika Handoko kini berbau asam dan membuat Yani bergairah.

Handoko yang sadar akan kehadiran Yani langsung membuka matanya, lantas Yani melepaskan seluruh pakaian yang dia pakai. Handoko yang menyaksikan hal itu nampak heran dengan istrinya, tapi dia bisa mengerti kalau istrinya sedang birahi.

"Kamu lagi pingin banget Yan?"

"Iya mas."

Handoko hanya tersenyum dengan jawaban manja istrinya, beberapa kali Yani mengendus ketiak Handoko yang kini sudah berubah menjadi bau asem.

"Kamu kenapa cium ketek aku terus sih Yan?"

"Ketek kamu tumben bau asem mas?"

Handoko yang sedang menikmati pemanasan untuk hubungan intim nampak heran dengan aroma ketiak yang dikatakan oleh Yani, buru-buru dia cium ketiaknya dan benar saja ketiaknya bau asam dan baunya tidak sedap.

"Kok bau gininya Yan, padahal kamu tahu sendiri kalau ketek aku itu gak pernah bau kaya gini sekalipun aku gak mandi."

"Gak tahu aku juga, tapi gak apa-apa kok mas aku suka kok."

Yani sadar betul kalau suaminya akan kehilangan mood berhubungan intim dengannya, maka dengan kecepatan penuh Yani arahkan vaginanya untuk dimasuki batang penis Handoko.

"Ahh.."

Yani mendesah karena merasakan sesuatu yang berbeda.

Bersambung