webnovel

Istri pak Haji (Part 1)

Berita cukup menggemparkan terjadi tak kala seorang haji yang bernama Wawan menikah lagi untuk yang ketiga kalinya, istri keduanya meminta cerai karena menuduh kalau haji Wawan selingkuh.

Aku yang mendengar cerita itu biasa saja, karena di kampung dimana aku tinggal sudah lumrah kalau hanya menikah lagi, namaku Ipul sudah punya anak istri juga.

Selama menikah aku belum sekalipun melihat istrinya haji Wawan, karena pernikahan mereka juga baru terhitung dalam hitungan Minggu. Sampai satu hari aku yang sedang menongkrong di luar bersama anakku akhirnya bisa melihatnya, penampilannya biasanya saja dengan kacamata seperti wanita usia umur 50 tahun pada umumnya.

Oh yang haji Wawan bersama istrinya sekarang cukup jauh terpaut umurnya, haji Wawan sendiri sudah berusia 75 tahun dan istrinya yang bernama Isah 52 tahun.

Satu bulan mereka menikah tidak ada apa-apa, sampai aku dengar kalau haji Wawan sakit pinggang. Tentu saja aku dan teman sejawatku tertawa kalau pasti Bu Isah lagi pingin-pinginnya dan haji Wawan tidak sanggup.

"Pul, coba elu yang pacek pasti tuh istri haji Wawan puas."

"Bangke, lu pikir gua cowo apaan. Gua punya lubang halal di rumah kenapa cari yang haram."

"Kalau pak haji yang nyuruh gimana?"

"Mana ada."

Candaanku dan teman-temanku nampak begitu akrab, aku sendiri anehnya berpikir mungkin tidak ya kalau pak haji Wawan memintaku untuk meniduri istrinya.

"Goblok." Batinku.

Jam setengah sebelas aku baru pulang dari tongkrongan, aku lewati rumah haji Wawan dan walau samar-samar aku bisa mendengar perbincangan mereka.

"Maaf ya bah, ibu kemarin terlalu semangat jadi pinggang Abah kena deh."

"Iya Bu, ini juga mungkin karena Abah sudah gak sekuat dulu."

"Memang dulu Abah sekuat apa sama istri Abah?"

"Ya sama saja, cuma gak sakit pinggang."

Aku yang mendengar percakapan mereka kok jadi sange, buru-buru aku pulang ke rumah untuk menuntaskan hasratku. Hancur rasanya hatiku tak kala tahu kalau istriku sedang datang bulan dan dia sudah tidur terlelap.

"Astaga aku lupa kalau istriku lagi halangan."

Aku diam di sofa panjang sembari mengurut penisku dari luar celana, saat aku memejamkan mata tiba-tiba saja terbayang tubuh Bu Isah yang sedang menungging dengan memakai legging saja. Sampai dia pelorotkan celananya dan aku bisa melihat berapa rimbunnya bulu miliknya sampai terlihat dari belakang.

Aku buka mataku dan sedikit termenung, aku dapati kalau penisku sudah mengeluarkan cairan pelumas.

"Apa mungkin segondrong itu?"

Anehnya aku bukannya istighfar tapi malah seperti kesetanan dan penasaran, entah bagaimana aku ingin menikmati tubuhnya secara dekat walaupun tidak harus berhubungan intim.

Malam itu aku tidur dengan perasaan tak karuan, penisku masih tegang dan rasanya sulit untuk tidur. Hingga sekitar jam 11 malam istriku bangun, dia mendapati aku belum tidur dengan wajah kurang gairah.

"Akang kenapa?"

"Anu, akang lagi pingin."

"Sabar ya kang, sehari lagi kok. Aku belum bersih-bersih, besok pasti bisa kang."

"Kalau gesek-gesek aja bisa, kan kamu tahu sendiri kalau dikocok akang gak pernah bisa kaluar."

"Tapi jangan dimasukan ya!"

"Iya."

Istriku langsung ngangkang dan terlihatlah lubang surgawi yang siap dinikmati, aku mulai menggesekan kemaluanku pada bulu bagian atas vagina istriku. Nikmat rasanya dan beberapa kali aku gesekkan pada area sensitifnya sehingga membuat istriku mengangkat tubuhnya, hal itu sedikit banyak membuat kepala penisku masuk.

"Ahh..."

Istriku hanya mendesah tak kala aku gesekkan pada lubang kemaluannya, sudah tidak ada darah haid dan kata istriku hanya tinggal bersih-bersih saja.

Aku perhatikan tangannya meremasi seprei seolah menahan rasa nikmat, beberapa kali dia bergerak maju mundur terhadap kepada penisku, jelas itu membuat aku semakin berani saja. Aku pajukan badanku sehingga saat istriku menghentakkan tubuhnya, sedikit demi sedikit penisku mulai menyeruak masuk.

"Jangan masukkan kang!"

Aku hanya terdiam dan masih menggesek-gesek penisku pada lubang kemaluannya, aku sadari udah ada cairan yang keluar baik itu dari penisku atau vaginanya.

Istriku nampak semakin tidak tahan karena kini sudah 3/4 penisku sudah masuk ke dalam vaginanya, maka pada saat itu juga aku hentakan tubuhku sekaligus. Sontak seluruh bagian penisku masuk semuanya, saya itu juga aku mengerang nikmat dan istriku mendesah cukup keras.

"Kang, kenapa malah dimasukin?"

"Sudah tanggung masuk neng, akang juga gak tahan."

Akhirnya malam itu aku bisa terpuaskan, begitu juga dengan istriku yang sudah satu Minggu tidak orgasme. Karena pada malam itu aku dan dia mencapai nikmat birahi.

Aku terbangun masih dalam keadaan telanjang, nampaknya istriku tidak tega membangunkan aku.

"Neng, akang gak shalat subuh. Neng gak bangunkan akang?"

"Neng juga baru bangun kang."

Aku lihat istriku nampak hendak pergi ke warung, sontak aku bertanya mau apa kesana.

"Neng mau kemana?"

"Ya belanja dong kang."

Begonya aku sampai bertanya seperti itu, istriku memang idaman karena selain pandai memasak, dia juga pandai memuaskan aku di ranjang.

Aku duduk meminum kopi di ruang tengah, kebetulan hari itu aku kerja siang jadi masih bisa santai.

"Kang?"

"Iya neng."

"Beliin gas ke warung pak Wawan!"

Aku biasanya menolak, tapi entah kenapa pagi itu semangat untuk ke warung pak Wawan.

Bersambung

ayo dong komentarnya, biar tambah semangat nulisnya.

Zodes_Zotocreators' thoughts