webnovel

Asing

Pada akhirnya kini kamu sudah menjadi sangat asing untuk saya. Mungkin disini saya akan salah mengucap jika seandainya saya berkata bahwa: "Apakah harus berujung sia-sia? Sedangkan di awal mula kita pernah sepakat bersama tanpa harus melibatkan kata berpisah?". Dulu kita berjanji bahwa dalam kondisi apapun, baik saya ataupun kamu tidak akan mengatakan perihal apapun yang berkaitan dengan perpisahan. Lantas, mengapa kini kita menjadi sosok manusia yang asing? Bahkan jika bertemu pun, kita tak lagi saling menatap. Saya melihat kamu sedangkan kamu melihat saya, tak ada sedikit kah untuk sekedar menyapa: Hai?

Dan setelah asing, semuanya terasa penuh. Setiap sudut tempat yang saya kunjungi selalu ada bayang senyummu. Selalu saja seolah kamu menghantuiku, dipenuhi dalam setiap gerak-gerikmu dulu saat berada di suatu titik lokasi yang kita kunjungi. Kamu selalu saja menghilang saat saya sedang asik membaca novel di perpusatakaan umum kota. Saat saya cari, ternyata kamu asik dalam duniamu sendiri. Walau begitu, dulu kamu sangatlah tampan. Kesukaanmu ialah membaca buku yang berkaitan dengan seni, dimana ada artefak atau apapun itu yang mengundang seni kamu langsung bersemangat dan mengajakku berkeliling melihat benda-benda aneh hasil manusia yang sangat kreatif sepertimu. Dengan genggaman erat di tangan saya, ingat betul ketika kamu berkata: "Jangan kemana-mana ya? Nanti kamu hilang, soalnya kamu kecil". Perkataan yang sangat bodoh, menurut saya. Nyebelin, namun saya merindukan semua itu.

Jika suatu hari nanti saya dan kamu dipertemukan kembali, akankah rasa cinta yang pernah kita bina itu kembali lagi? Kata bunda, saya tidak boleh terlalu berharap. Karena pada kenyataannya, Tuhan maha membolak-balikkan isi hati manusia. Dulu, kamu adalah pria yang seolah sangat takut kehilangan saya. Kini, kamu adalah pria yang seolah tak pernah mengenal saya. Esok, akankah saya dapat berharap sedikit saja menaruh rasa cinta di hatimu padaku untuk seterusnya?

26/07/22

Frizka Anggraini