webnovel

Cerita Gadis Kembar

Cerita tentang anak gadis kembar yang terpisahkan akibat orang tuanya bercerai . Lexa yang sebagai kakak harus tinggal bersama sang ayah dikota , sedangkan Lexy sang adik tinggal bersama sang Ibu di kampung . Meskipun Lexa hidup serba mewah , namun semua itu tak menjamin hidupnya bahagia . Ia menjadi bad girl yg slalu membuat onar disekolahnya maupun diluar sekolah . Lexa tak pernah mendapat perhatian yang lebih dari ayahnya , karena sang ayah tidak memperdulikannya , saking sibuknya dengan semua perkerjaan dan bisnisnya . Setelah 10 tahun berpisah akhirnya Lexa dan Lexy dipertemukan kembali . Meskipun kedua org tua mereka tdk mengetahuinya . Dan terkadang mereka tukar posisi walaupun sulit namun mereka berhasil membuat keluarganya kembali bersama .

Fhee_Mellyndha · Others
Not enough ratings
27 Chs

Chapter 8

Ketika libur telah tiba , Lexa slalu saja bermalas malasan dengan semua aktivitas sehari harinya dirumah. Hari ini hari pertama ia libur sekolah. Lexa tak berniat bangun tidur pada pagi hari , namun ia terbangunkan oleh sesuatu yang tiba tiba menusuk matanya. Kemudian , dengan perlahan Lexa menyipitkan matanya karna silau akan sinar matahari yang menyorot tepat depan jendela kamarnya.

"Aduh... Siapa sih yang bukain jendela kamar gue ?" ujar Lexa.

"Selamat pagi sayang." Sapa seseorang.

Terlihat seorang bapak bapak setengah tua berpakaian rapi layaknya seorang pengusaha. Lebih tepatnya memakai kemeja putih dibalut jas berwarna navy dengan dasi silver dilehernya telah berdiri disudut ruangan kamar Lexa .

"Ayah ?" Lexapun membuka matanya lebar lebar memastikan bahwa suara itu adalah suara ayahnya. "Ayah ngapain dikamar Lexa ?" tanyanya penasaran.

"Ayah punya hadiah untuk kamu." Kata ayah Lexa sambil menyodorkan kotak kecil berbentuk persegi panjang.

"What is this ?"

Pagi itu Lexa dibuat terkejut oleh ayahnya sendiri. Dengan sangat penasaran , Lexa langsung membuka kotak itu. Betapa kagetnya , ketika ia melihat isi kotak trrsebut. Lexa mendapati hadiah dua buah tiket liburan ke Paris.

" Are you serious ?"

"Yes, of course ."

Lexa masih tak percaya bahwa dirinya mendapati hadiah yang tak terduga. Ia tak tahu harus bahagia atau sedih menerimanya. Karna dulu Lexa pernah mengatakan bahwa dirinya ingin pergi liburan ke Paris. Namun disisi lain , ia juga ingin menghabiskan waktu liburannya di kota Bandung. Padahal waktunya hanya dua minggu saja.

"Are you happy ?" tanya ayahnya Lexa.

"I can't believe dad gave me a vacation ticket to Paris. Seneng banget deh , aku bisa liburan berdua bareng ayah ke Paris." jawab Lexa dengan senang hati.

"No no no !" ucap ayahnya. "Kamu tidak akan pergi dengan ayah." lanjutnya.

"Lho ? ini kan tiketnya ada dua. Pasti sama ayah kan ?"

"Ayah sengaja beli dua tiket , tapi bukan buat ayah."

"Terus buat siapa dong ?" tanya Lexa penasaran.

"Kamu bakalan pergi bersama Dirgan." jawab ayahnya.

"Dirgan ?"

"Iya , kamu akan berlibur bersama dia." jelasnya.

"Kenapa sama Dirgan ? Lexa maunya sama ayah bukan sama orang lain . Kalau harus sama Dirgan , berarti Jessica sama Bella juga harus ikut. Terus , dalam rangka apa tiba tiba ayah ngasih hadiah tiket liburan ke Paris ?" Lexapun bertanya tanya.

"Ya , karna kamu berhasil mendapat posisi pertama disekolah. Itu rasa bangga ayah , makanya ayah kasih kamu hadiah tiket ke Paris." jawabnya lembut.

"Oh , gitu." ujar Lexa. "Tapi kok gue ngerasa ada yang aneh ya ?" pikir Lexa dalam hati. "Apa ayah nyembunyiin sesuatu ? Karna tak semudah itu ayah ngijinin gue pergi ke Paris . Ini tanda tanya besar . Kenapa ayah tiba tiba ngasih gue hadiah tiket liburan ke Paris ? Gue harus telpon Dirgan nih." Lexa terus bertanya tanya dalam hatinya.

"Kalau begitu , ayah keluar ya." ucapnya pamit.

"Ok , makasih hadiahnya ayah."

Setelah ayahnya keluar dari kamar , Lexapun segera mengambil hapenya yang terletak dimeja belajarnya. Kemudian mencari nomor Dirgan di dial kontaknya , lalu menelponnya.

Tuuutttt... Tuuutttt....

"Ck. Ni anak pasti masih molor." ketusnya.

Tuuutttt... Tuuutttt....

📞 "Wae ?" tanya Dirgan

📞 "Lama banget sih ngangkatnya , pasti lo masih molor." gerutu Lexa

📞 "Emm..."

📞 "Lo udah tahu belum ?"

📞 "Soal ?"

📞 "Bokap gue ngasih hadiah tiket liburan ke Paris."

📞 "Lalu ?"

📞 "Bokap bilang kalau gue perginya bareng sama lo."

📞 "Bareng gue ?"

📞 "Iya , bokap ngasih dua tiket. Awalnya gue kira tiket itu buat bokap gue sendiri. Tapi ternyata bukan."

📞 "Bokap lo gak ada nelpon atau ngasih tahu gue."

📞 "Makanya gue nelpon lo."

📞 "Bukannya elo mu liburan ke Bandung , kenapa jadi ke Paris ?"

📞 "Au ah. Gak paham gue."

📞 "Ini kan hari minggu , bokap lo ada di rumah kan ?"

📞 "Kerja sih libur , tapi kaya nya dia mau pergi deh." ujar Lexa sembari melihat ke arah jendela. "Eh tunggu tunggu."

📞 "Kenapa ?"

📞 "Bokap gue koc naik mobilnya sendiri ?"

📞 "Maksud lo ?"

📞 "Iya sendiri . Maksudnya nyetir mobil sendiri , gak dianterin supir gitu."

📞 "Masa sih ?"

📞 "Kalau gitu lo harus buntutin dia."

📞 "Ok ok. Gue siap siap dulu sekarang."

Kemudian Lexa menutup telponnya. Dan segera berganti pakaian.

"Kalau gue buntutin pake mobil , kelamaan. Fiks , gue harus naik motor." Pikir Lexa.

Dengan sangat terburu buru , Lexa segera turun dari kamarnya menuju garasi untuk mengambil motor.

"Lho , non Lexa mau kemana ?" Tiba tiba tukang kebun mengagetkannya. "Tumben pake motor non ? tanyanya.

" Hehee , iya mang. Mau jalan jalan aja , udah lama juga gak dipake nih motor. Kasihan , gak pernah keluar ." Jawab Lexa tanpa grogi.

" Oh gitu non , yaudah hati hati non."

"Iya mang makasih."

Akhirnya setelah beberapa bulan , Lexa tak pernah menaiki motor kesayangannya , ia bisa pergi membuntuti dan mengejar mobil ayahnya dengan motor thrail yang dipakenya.

Dengan kecepatan diatas rata rata , Lexapun bisa mengejar mobil yang dikendarai ayahnya. Mungkin ayahnya tidak pernah mengetahui bahwa mobil yang dikendarainya sudah terpasang GPS . Sehingga Lexa dengan mudah bisa mengetahui dengan gadgetnya ke arah mana ayahnya pergi. Namun tiba tiba , Lexa berhenti ditengah jalan karena mobil itu memasuki jalan bebas hambatan.

"Sial !" Kesal Lexa sambil mengeluarkan hape dari saku jaketnya

Begitu melihat hapenya , ia tersadar bahwa mobil ayahnya sedang berada di arah jalan menuju Bandung. Lexa berpikir , kalau dia harus segera mengikutinya. Tetapi tak mungkin juga ia harus pergi ke Bandung sendirian dengan motor thrailnya. Lexapun memutar arah dan kembali ke rumah untuk membawa mobil.

Ketika sampai dirumah , ternyata ban mobil Lexa pecah. Ia tak habis pikir , kenapa ban mobilnya bisa pecah. Sebab terakhir dia memakai mobilnya masih baik baik saja.

"Argh , anjim banget." Ucap Lexa tambah kesal. "Kenapa juga ban mobil bisa pecah ?"

Selang beberapa menit , tiba tiba terdengar suara klakson mobil dari arah depan. Sebelum seseorang membukakan pintu gerbangnya , klakson itu terus berbunyi membuat tetangga sebelah marah marah karena bising sekali .

"Ih anjim , ngagandengan pisan mobil th. Saha sih ?" Omel Lexa seraya membuka pintu gerbang rumahnya.

Ternyata suara klakson mobil itu adalah mobil Jessica.

"Berisik anjim !" teriak Lexa kesal.

Jessicapun tertawa melihat kekesalan temannya. Kemudian turun bersama Bella dari mobilnya.

"Kenapa sih Lex ? Pagi pagi gini udah cemberut aja." tanya Bella.

"Iya tuh , baru juga jam 8. Udah jualan tutut." timpah Jessica .

"Pada bacot lu." ketus Lexa sembari masuk ke mobil Jessica dan duduk dikursi supir.

"Eh , kok elo malah masuk mobil gue ?" ujar Jessica. Elo juga udah berpakaian rapih , mau kemana lo ?" tanyanya.

"Udah buruan masuk lo pada , gak usah banyak cingcong. Entar gue jelasin dalam mobil.

Jessica dan Bella menurutinya. Lexapun segera menancap gas .

" Sebenarnya elo mau kemana sih ?" Jessica kembali bertanya. Namun tak kunjung dijawab juga.

Drrrtttt... Drrrtttt..

Getaran manis manja dari hape Lexa membuat kekagetan yang hakiki dengan nada yang begitu amat sangat berisik .

"Ck. Saha sih nu nelpon ? Bikin kaget aja." ujar Lexa seraya mengeluarkan hape. "Aduh , mati gue ."

"Siapa sih ?" tanya Bella.

"Dirgan." Jawab Lexa.

"Ya kenapa gak lo angkat curuuttt ?" timbrung Jessica.

"Iya , iya. Gue angkat nih. Gue pinggirin dulu mobilnya."

📞 "Naon ?" tanya Lexa mengawalinya.

📞 "Gimana ?"

📞 "Gimana apanya ?"

📞 "Ya , gimana udh ketemu belum ?"

📞 "Gue gak bisa ngejar , mobil bokap masuk tol."

📞 "Kenapa gak bisa ngejar ?"

📞 "Gue pake motor. Tapi gue balik lagi ke rumah bawa mobil."

📞 "Lah , emang nya elo tahu bokap lo kemana ?"

📞 "Sepertinya ke Bandung."

Mendengar kata Bandung , Jessica dan Bella kaget.

"Hah ! Bandung!" teriak Jessica dan Bella kompak.

Sontak Dirganpun bertanya tanya.

📞 " Elo dimana ?"

📞 "Gue udah jalan bareng Jessica Bella."

📞. "Gak , gak , gak. Gue nggak ngijinin lo pergi cuma bareng mereka. Share lokasi lo sekarang , and tungguin gue."

Dirganpun menutup telponnya , dan bersiap pergi menuju lokasi yang di share Lexa.

"Gila lo Lex ! " Bentak Jessica. " Gue kira mau ngajak ke kafe , tahu nya mau ke Bandung."

"Maksudnya apaan sih , sumpah ya gue tuh gak ngerti ?" tanya Bella.

"Udah deh , anak bawang diam aja." tukas Jessica. " Lex , sebenarnya ada apa sih ? kenapa elo bawa bawa bokap lo ?" tanya nya pada Lexa.

Akhirnya Lexa menceritakan semuanya , tentang apa yang terjadi dipagi hari tadi. Tak lama kemudian , Dirganpun sampai . Mereka semua mengubah posisi duduk. Jessica pindah ke belakang bersama Bella. Dan yang nyetir mobil adalah Dirgan. Merekapun segera melanjutkan perjalanannya.

"Menurut lo , bokap lo ngapain ke Bandung ?" tanya Jessica pada Lexa.

Sebelum menjawab pertanyaan Jessica , Lexa mengerutkan dahinya. "Elo bego apa goblok sih ? " ujar Lexa. " Lah mana saya tahu , saya kan kentang." timpahnya.

"Oh iya ya." kata Jessica seraya garuk garuk kepala. " Eh tapi , kenapa elo punya rasa curiga terhadap bokap lo ?" lanjutnya.

"Ya , elo pikir aja. Gue yang dari sejak SMP minta liburan ke Paris , gak diijinin . Sekarang tiba tiba aja bokap ngasih gue hadiah tiket liburan ke Paris. Dikarenakan gue dapet juara umum. Bukannya dari SMP gue slalu dapet. Gimana gak curiga gue." Jelas Lexa.

"Ke Paris ? Wah elo tega , gak bilang bilang kita elo liburan ke Paris ." Timbrung Bella. "Jahad lo Lex."

"Bella ! Mending lo tutup mulut aja deh , gak usah ikut nimbrung." Ketus Jessica.

Bellapun cemberut mendengar ucapan Jessica.

"Tapi hadiahnya elo terima kan ?" sambung Jessica.

"Iya gue terimalah , cuman gue bingung aja."

"Bingung nya ?"

"Sebenarnya gue pengen liburan di Bandung , tapi gue juga gak mau melewatkan kesempatan ini."

"Kok elo gak bilang , mau liburan di Bandung ?" tanya Jessica lagi.

"Gue cuma baru kasih tahu Dirgan aja , lagian gue juga mau ajak kalian kok. Tapi dadakan , gitu maksud gue."

"Kenapa pilih Bandung ?"

"Gak papa , gue pengen mengenang kota Bandung aja."

"Terus sekarang kita mau kemana ?"

"Gue juga gak tahu . Kita ikutin GPS aja."

Saat sedang asyik ngobrol , mobil mereka berhenti tepat di lampu merah. Ketika Dirgan menengok ke arah mobil sebelahnya. Ia melihat , seperti ayah Lexa sedang menyetir dengan seorang wanita duduk disebelahnya. Sontak saja , Dirgan menutup kepalanya dengan topi dan kacamata hitam , untuk jaga jaga agar tak dikenalnya saat melihat ke arah mobilnya.

"Kenapa Gan ?" tanya Lexa.

Dirgan hanya kasih kode dengan matanya yang mengarahkan ke mobil sebelah. Lexa tak paham maksud Dirgan. Kemudian lampu hijaupun menyala. Dirgan membiarkan mobil sebelah jalan duluan , sehingga dia bisa mengikutinya.

"Lex , coba lo lihat depan deh ." suruh Dirgan

"Apaan sih ?" Lexapun melihat ke depan namun masih tak mengerti. "Maksud lo apa sih ?"

"Itu mobil depan." kata Dirgan.

"Ya emangnya kenapa ? Ada masalah?" tanya Lexa penasaran.

" Itu plat nomornya coba lo lihat ?" ucap Dirgan geram.

Lexapun menengok ke depan dan melihat plat nomor mobil yang didepan.

"B . 555 . WLM" Lexamengeja nya. "Sepertinya gue kenal plat nomor itu ?" tanyanya sambil mengingat ingat.

Dirgan hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap Lexa yang seperti orang bodoh.

"Itu kan mobil bokap gue." kata Lexa.

"Yang mana ? tanya Jessica.

"Ini yang didepan." jawabnya. "Gue gak mau tahu , pokoknya elo harus stay dibelakang mobil bokap gue." sambung Lexa kepada Dirgan.

"Emmm." Dirganpun fokus menyetir.

Setelah satu jam mereka mengikuti mobil ayahnya Lexa. Terhentilah disebuah hotel terkenal di Bandung. Mereka hanya diam didalam mobil sambil memata matai ayahnya Lexa dari kejauhan.

"Ini kan hotel ." celetuk Jessica.

"Hotel ?" tanya Lexa.

"Yes , GH.Universal Hotel." timpah Jessica.

"Ngapain bokap gue ke hotel ?"

Selang beberapa menit , keluarlah seorang wanita bertubuh tinggi , rambut panjang ikal berwarna ke coklat coklatan . Memakai pakaian hotpen , dengan baju putih pendek dan syal hitam dilehernya.

"Lho , bukannya itu tante Anna ?" ujar Lexa.

"Lah , bareng cewek pula." kata Jessica.

Bella tak berkomentar apapun , karna takut diomelin Jessica. Ia hanya diam menanggapi meskipun tak mengerti sama sekali.

"Ngapain juga bokap bareng tante Anna ? Ini kan hari weekend , harusnya gak ada kerjaan diluar kantor." Lexa terus bertanya tanya.

"Tapi bokap lo , kenapa gak turun dari mobil ?" tanya Dirgan.

"Wah , patut dicurigai nih." ucap Jessica.

"Aduh ! Kalian tuh lagi pada ngapain sih ? Kalau itu beneran bokapnya Lexa , kenapa gak kalian samperin gitu ? Langsung tanya aja." Kata Bella.

"Diam lo Bell . Nyamber aja." ketus Jessica.

"Ih , dikasih tahu juga."

"Eh eh eh , bokap lo pergi tuh ?" kata Dirgan.

"Ikutin , ikutin, ikutin." suruh Lexa kepada Dirgan,

Dirganpun segera mengikuti kembali mobil ayahnya Lexa. Ia terus membuntutinya dari belakang. Sampai mobil ayahnya Lexa berhenti disebuah toko bunga . Dan terlihat seperti membeli satu buket bunga anyelir , kemudian pergi lagi melanjutkan perjalanannya.

"Ngapain bokap lo beli bunga ? tanya Jessica.

" Bunga yang di beli bokap gue itu sepertinya bunga anyelir mengira ngira." ucap Lexa.

"Emangnya siapa yang meninggal ?" tanya Bella.

"Kok elo nanyanya gitu Bel ?" tanya Jessica.

"Emangnya pertanyaan gue salah ya ?" pikir Bella. "Bunga anyelir kan biasanya dipakai untuk mengungkapkan rasa dukacita seseorang kepada orang yang udah meninggal." jelas Bella.

"Tahu dari mana lo ?" tanya Jessica lagi.

"Nenek gue sering pakai bunga itu kalau pergi mengunjungi makam almarhum kakek gue."

"Tumben pinter." celetuk Dirgan sambil senyum kecil.

"Apa jangan jangan , bokap lo mau mengunjungi makam nyokap lo lagi ?" tanya Jessica.

"Maybe yes , maybe no." jawab Lexa. "Gue juga berpikir begitu , tapi kita cari bukti aja dulu."

Saat mengikuti mobil ayahnya Lexa , Dirgan tersadar bahwa jalan yang ia lewati seperti jalan menuju makam ibunya Lexa. Dirgan tak banyak bicara , namun dalam hati kecil ia bertanya tanya. "Sebetulnya kemana tujuan Om William ? Apa benar Om William mau mengunjungi makam tante Ratih ?" Pikir Dirgan.