webnovel

Cerita Gadis Kembar

Cerita tentang anak gadis kembar yang terpisahkan akibat orang tuanya bercerai . Lexa yang sebagai kakak harus tinggal bersama sang ayah dikota , sedangkan Lexy sang adik tinggal bersama sang Ibu di kampung . Meskipun Lexa hidup serba mewah , namun semua itu tak menjamin hidupnya bahagia . Ia menjadi bad girl yg slalu membuat onar disekolahnya maupun diluar sekolah . Lexa tak pernah mendapat perhatian yang lebih dari ayahnya , karena sang ayah tidak memperdulikannya , saking sibuknya dengan semua perkerjaan dan bisnisnya . Setelah 10 tahun berpisah akhirnya Lexa dan Lexy dipertemukan kembali . Meskipun kedua org tua mereka tdk mengetahuinya . Dan terkadang mereka tukar posisi walaupun sulit namun mereka berhasil membuat keluarganya kembali bersama .

Fhee_Mellyndha · Others
Not enough ratings
27 Chs

Chapter 13

Sesampainya dirumah sakit , Lexa segera memanggil suster dan membawanya keruangan UGD. Lexypun segera ditangani oleh dokter.

Hari sudah siang , Lexa menengok arloji ditangannya. Ia terus saja mondar mandir ,khawatir dengan keadaan saudaranya.

"Kenapa lama banget sih ?" gumamnya.

"Sabar Lex." ucap Bella .

Ketika itu , Lexa terjatuh dan menangis didepan ruang UGD.

"Kenapa harus seperti ini ? Kenapa ?" teriak Lexa.

"Lex , bangun Lex. Ayok bangun." ujar Jessica seraya membangunkan Lexa.

"Gue takut , Jess. Gue takut kehilangan dia."

"Percaya sama gue , Lex. Lexy bakalan baik baik saja." Jessica menyemangati Lexa.

Tak lama kemudian , Dokter keluar.

"Keluarga pasien ?" panggilnya.

"Iya dok , saya kakaknya." sahut Lexa.

"Pasien mengalami benturan yang sangat keras sehingga menyebabkan pasien hilang ingatan untuk sementara waktu." Dokterpun menjelaskan.

"Maksud dokter , adik saya mengalami amnesia ?" tanya Lexa tak percaya.

"Iya betul."

"Tapi , masih bisa sembuh kan Dok ?" Jessicapun bertanya.

"Pasien pasti sembuh , tetapi kapan waktunya saya tidak bisa memprediksi." jelasnya lagi. "Mungkin bisa dalam waktu dekat atau bisa jadi dalam waktu yang sangat lama." lanjutnya.

"Saya boleh menengoknya kan Dok ?" ujar Lexa.

"Boleh , silahkan."

"Terima kasih Dok." Lexapun masuk kedalam ruangan.

Sesaat Lexa menatap wajah sang adik. Ia terus mengelus wajahnya. Tak disangka ia akan bertemu dengan saudara kembarnya meskipun dalam keadaan seperti ini.

"Ciw , bangun ciw. Elo harus kuat ciw. Gue disamping lo , ciw." ucapnya. Eciw adalah panggilan kesayangannya."Gue sedih ciw , lihat lo seperti ini."

Lexa berhenti menangis , kemudian ia memikirkan sesuatu. Lalu keluar menemui sahabatnya. Lexapun menyuruh kedua sahabatnya untuk melakukan sesuatu. Mau tidak mau mereka harus melakukannya. Jessica dan Bellapun mengiyakan meskipun sangat terpaksa.

"Maafin gue , Ciw. Gue harus lakukan ini. Semoga elo bahagia." ujarnya dalam hati. Setelah itu Lexapun pergi.

Sedangkan Dirgan dan Ikhsan masih panik dan mencari cari keberadaan Lexa and the geng. Dirgan merasa bersalah atas apa yang dilakuin terhadap Lexa tadi pagi.

Satu jam telah berlalu , Dirgan telah mengunjungi setiap rumah sakit ataupun puskesmas. Namun nyatanya , ia tak berhasil menemukannya. Ditengah perjalanan , Dirgan menghentikan mobilnya.

Seketika , ia mengeluarkan gadgetnya.

"Jessica ?" gumamnya.

"Cepetan angkat." ujar Ikhsan.

Dirganpun segera mengangkat telpon dari Jessica.

📞 "Gan !." panggil Jessica.

📞 "Elo dimana Jess ? Kenapa elo gak angkat angkat telpon gue ? Lexa mana ? Dia baik baik aja kan ?" Dirganpun melontarkan semua pertanyaan yang ada dibenaknya.

📞 "So. sorry Gan." Jessicapun gugup.

📞 "Kok , elo gugup gitu ? Elo dimana sekarang ?"

📞 "Gue.. Gu , gue...

📞 " Yang bener dong Jes , elo dimana sekarang." Bentak Dirgan.

"Sabar Gan , sabar." ucap Ikhsan menenangkan.

📞 "Ngomong dong Jess , jangan bikin gue panik kayak gini."

📞 "Gu... Gue dirumah sakit ." ujar Jessica.

Dirgan menghela nafas sejenak.

📞 "Rumah sakit mana ?"

📞 "Gue share lok sekarang Gan di WhatsAp."

Jessicapun mengakhiri pembicaraannya ditelpon dan segera mengirim lokasi saat ini. Tak banyak berpikir , Dirganpun langsung tancap gas.

Waktu menunjukkan pukul 12 siang. Cuaca saat itu sangat bersahabat. Tetapi tidak dengan hati Dirgan yang makin tak karuaan. Hatinya dipenuhi banyak rasa. Yang jelas rasa itu bukan rasa bahagia.

Saat sampai dirumah sakit , Dirgan langsung berlari menuju ruang UGD. Dan ia melihat Lexa yang terbaring tak sadarkan diri dengan banyak luka dibeberapa bagian tubuhnya.

"Lex, maafin gue." ucap Dirgan seraya mengusap usap rambut Lexa. "Harusnya elo tadi gue temenin." Dirgan terus berbicara . "pasti gak bakal ada kejadian seperti ini." Lanjutnya. "Lex , bangun . Jangan bikin gue cemas seperti ini. Ayok Lex , bangun."

Sementara Ikhsan , Jessica dan Bella menunggu diluar ruangan. Selang beberapa menit Dirgan keluar dan bertanya apa yang sudah terjadi.

"Jess !" Panggil Dirgan.

"Aduh ! Mampus gue." batin Jessica. Iapun menoleh kepada Dirgan.

"Sebenarnya apa yang terjadi ?" tanyanya. "Kenapa bisa sampai ada kejadian seperti ini ?"

"Mmm ?" Jessicapun memutarkan otaknya. "Gue juga sebenarnya kagak paham." jawab Jessica. "Yang gue tahu , siLexa nolongin orang disebrang jalan." jelasnya. Dag dig dug ser jantung Jessica udah bagaikan drum band lagi perform. Jessica berdoa semoga alasannya masuk diakal. "Duh , kok gue ngerasa kayak lagi ditanya ama malaikat ya ? Ya allah tolongin Jessie." batin hatinya.

"Siapa orang yang ditolong Lexa ?" Dirgan bertanya lagi.

"Buseeett ! Gue udah kaya diintimidasi nih." pikir Jessica dalam hati.

"Gue juga , gak terlalu memperhatikan Lexa. Karna kan kita nunggu didalam mobil." timpah Bella. Jessicapun mengangguk.

"Terus , apa kata Dokter ?"

"Dokter bilang , katanya Lexa mengalami hilang ingatan alias amnesia." jelas Jessica.

"Tapi itu sementara waktu kok." sambung Bella.

"Ok ! Kalo gitu , gue mau bawa Lexa back to Jakarta." ucap Dirgan.

"Gan , tunggu dia sadar dulu lah ." Celetuk Ikhsan. "Jangan asal maen bawa aja."

"Tapi San.."

"Udah gak usah tapi tapian. Mending lo tungguin aja dulu sampe si Lexa sadar.Sambil nunggu , gue beliin dulu kalian makan. Kasihan cacing nya , berkoar mulu minta jatah." kata Ikhsan jahil.

Ikhsanpun bergegas keluar untuk beli makanan. Setelah itu merekapun saling bergantian mengisi perut.

Dirgan kembali masuk kedalam dan menemani Lexa yang belum sadarkan diri juga.

Beberapa menit kemudian , terlihat ada sedikit gerakan jari tangannya Lexa. Perlahan , Lexapun membuka matanya.

Ia menatap langit langit , lalu memutar bola matanya. Lexa melirik ke samping kanan dimana ada sosok laki laki berdiri tegap disampingnya. Yaitu Dirgan , yang sedari tadi menunggu dirinya sadar.

"Gue dimana ?" Dengan nada lirih , Lexa bertanya.

"Elo dirumah sakit." jawab jutek Dirgan.

"Elo siapa ?" tanyanya lagi.

"Gak usah banyak tanya lo." ketus Dirgan.

Lexapun terdiam mendengar perkataan Dirgan yang terlihat kesal , jutek dan cuek.

Kemudian Dokterpun datang menjenguk. "Selamat siang." sapanya.

"Siang Dok." sahut Dirgan.

"Boleh saya periksa dulu ?"

"Silahkan Dok."

Seketika dokter memeriksa keadaan Lexa.

"Bagaimana keadaannya Dok ?" tanya Dirgan.

"Keadaannya cukup stabil. Namun tidak boleh banyak gerak dulu." Jelas dokter.

"Saya mau pindahin dia kerumah sakit di Jakarta dok , apa boleh ?"

Dokterpun menggangguk. "Silahkan ,karena tidak ada luka yang serius. Hanya saja , bagian dahinya ada sedikit robekan sehingga mengharuskan saya untuk menjahitnya sebanyak 5 jahitan."

"Kalau begitu , saya urus administrasinya dulu dok." ucap Dirgan seraya berjalan keluar ruangan menuju tempat admin.

Setelah selesai pembayaran , Dirgan langsung membawa Lexa ke dalam mobilnya.

"San , elo bawa mobil merah bareng cewek cewek." titah Dirgan.

"Ok !"

Akhirnya merekapun balik ke Jakarta siang itu. Namun Jessica meminta Ikhsan untuk balik lagi ke vila terlebih dahulu karena sebagian barang masih ada vila.

Sesampainya diJakarta , Dirgan langsung membawa Lexa kerumah sakit lagi. Sebab kondisinya yang belum pulih. Lexa harus dirawat inap sekitar 2 atau 3 hari supaya lebih baik. Tak lupa Dirgan mengabari ayahnya Lexa. Ia mengirimi sebuah pesan kepadanya.

Langit mulai gelap , siangpun berganti menjadi malam. Dirgan masih menemani Lexa dirumah sakit. Waktu berlalu begitu cepat. Akhirnya , ayahnya Lexapun sampai dirumah sakit.

Beliau langsung menghampiri anak kesayangannya.

"Sayang , kamu kenapa ?" tanyanya lembut.

Namun Lexa sama sekali tak mengenalinya.

"Anda siapa ?" tanya Lexa.

"Lho , ini ayah sayang." jawabnya.

"Saya gak kenal Anda." ujar Lexa.

Ayahnyapun kebingungan. Apa yang sebenarnya terjadi. "Nak , Dirgan. Sebenarnya apa yang terjadi ? Kenapa Lexa tak mengenali saya sama sekali ?"

"Lexa mengalami kecelakaan Om. Kepalanya terbentur sangat keras sehingga mengalami hilangnya ingatan." Jelas Dirgan.

"Kenapa bisa sampai seperti itu ?"

"Maaf Om , ini salah saya. Saya gak bisa jagain Lexa dengan benar."

"Ya sudah , namanya juga musibah. Kagak bakal ada yang tahu." gumamnya. "Jangan menyalahkan diri sendiri seperti itu , tidak baik nak Dirgan."

"Iya , Om. Sekali lagi saya minta maaf."

"Malam ini , biar Om saja yang temani Lexa disini." ujar ayahnya Lexa. "Nak Dirgan pulang aja dulu , besok baru boleh kesini lagi."

"Baik Om , kalo begitu Dirgan pamit pulang dulu ya Om." seraya mencium tangan ayahnya Lexa.

"Terima kasih nak Dirgan."

"Sama sama Om.

Ayahnya Lexapun menemaninya malam itu , ia berjaga semalaman dirumah sakit. Meskipun Lexa belum mengenalinya kembali. Ia berusaha mengingatnya , namun tetap saja tak ingat apapun.

Entah apa yang dirasakannya , malam itu Lexa meneteskan air mata dipipinya. Ia merasa seperti baru pertama kalinya ia lahir kedunia ini. Tak mau memikirkan apapun , Lexa segera beristirahat agar bisa pulih kembali dengan cepat. Iapun memejamkan matanya dan berdoa semoga esok ada keajaiban.