Hanan melihat wajah cantik dari istrinya, yang tertutupi. Kulit bersih dan putih berseri. Hanan mendekat entah apa yang akan dia lakukan.
"Mas ini ... masih lama? Aku sudah kedinginan," ucapan Gifa membuat Hanan tidak jadi melakukan sesuatu. Dia lebih baik menahannya. Tatapan itu mempunyai makna lebih.
Hanan mengambil kemejanya.
"Apa kau tak jenuh?" tanya Hanan, dengan perlahan Gifa menurunkan tangan dengan mata yang menatap sahdu ke lelaki yang menghindari tatapannya.
"Aku jenuh, bersamamu aku kuat membisu. Aku terlalu jauh untuk kau meraih. Rasa yang kudapati kini sulit untuk tersampaikan kepadamu. Namun, aku tidak akan putus asa dalam menggapai semua rasa padamu. Aku sudah menyiapkan nasi goreng, mari makan," ajak Hanan yang lalu keluar. Gifa masih terpaku dan memikirkan ucapan sang suami.
Hanan mengambilkan handuk, Gifa menerimanya.
"Mas ... kaosnya, mana?" pinta Gifa.
Dreet.
Dreet.
"Halo," jawab Hanan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com