Jean terbangun dari tidur nya saat pukul 7 malam, kemudian ia merasa lapar dan ingin turun dari kamar nya di lantai 2 ke dapur di lantai . Ketika Jean membuka pintu kamar nya hendak keluar tiba - tiba ia terkejut karena ada Bunda nya ternyata di depan pintu hendak ingin mengetuk pintu kamar nya.
"Astagfirullah Bunda aku pikir siapa? kenapa berdiri di depan pintu? " tanya Jean terkejut
"Tadi nya Bunda mau ketuk pintu kamu, mau ajak makan malam sayang. Tapi kamu sudah buka pintu duluan sebelum Bunda ketuk pintu nya" Jelas Bunda
"Bunda masak apa? Aku sudah lapar" tanya jean berharap Bunda masak makanan kesukaan nya
"Masak Banyak tadi Bi Nani yang siapkan, tapi Bunda mau bicara 5 menit sama Kamu sayang" jawab bunda dan menawarkan 5 menit untuk bicara di dalam kamar
"Seperti nya serius, ok masuk Bun" Ucap Jean menyetujui
Bunda duduk di sofa Panjang depan tempat tidur Jean dan Jean duduk di samping nya.
"Bunda mau bicara apa?"
" mmm ... ini soal Rania, maaf sebelum nya Bunda mau minta maaf sama Kamu Nak. Jadi begini ketika Bunda tahu kalau penyakit Bunda semakin parah, bunda Rindu sekali sama Kamu di Jakarta. Bunda takut kamu belum menikah Bunda sudah keburu pergi" bunda mulai sedih dan mata nya berkaca - kaca
"Lalu? " tanya Jean masih menunggu kelanjutan cerita Bunda nya
"Lalu.... saat itu bunda tidur di kamar kamu Nak, Bunda lihat foto - foto dan saat bunda lihat rak buku, ada 1 buku kecil yang membuat Bunda penasaran untuk Bunda baca. Ternyata di dalam nya ada foto - foto kamu dan teman sekolah kamu di SMA dulu. Namun di halaman terakhir ada 1 foto wanita sendiri berjilbab manis dan ada kalimat ... " hanya Kamu yang tidak pernah menatapku, Kamu berbeda dengan gadis lain yang mengejarku. Aku Penasaran dengan mu dan ingin tahu banyak tentang mu Rania Tiara Putri. Tapi batasan yang membuatku hanya bisa mengagumi mu dalam diam.... Sejak itu Bunda lalu menelpon pihak sekolah nama Rania Tiara Putri siapa nama orang tua nya dan saat Bunda tahu siapa Orang Tua nya ternyata sahabat Bunda sendiri. Maka dari itu Bunda menta'arufkan kamu dengan Gadis yang kamu sukai." Bunda menjelaskan dengan rinci bagaimana awal nya Bunda bisa menta'arufkan Rania dengan Jean.
Tiba - Tiba Jean memeluk erat Bunda nya, Jean tidak menyangka bahwa Bunda nya sudah tahu Rania adalah Gadis yang disukai nya dalam diam.
"Jadi begitu, pantas saja mengapa kebetulan sekali semua kejadian Ta'aruf Ku. Awalnya demi Bunda siapa pun Gadis yang akan di Ta'arufkan dengan Ku akan Aku terima sebagai jalan hidup ku. Sempat terbesit bagaimana hari - hari Ku menjalani pernikahan tanpa diawali rasa suka, sayang apalagi cinta. Aku tidak ingin hanya sekedar melepas hasrat nafsu dalam pernikahan. Namun keajaiban terjadi ternyata berkat Bunda Ku." Ucap Jean masih memeluk Bunda nya.
Kemudian Jean melepaskan Pelukan nya dari kepada Bunda.
"Sama - sama Sayang, Bunda juga berfikir bagaimana menikahkan Mu dengan Gadis yang tidak kamu suka meski nama nya Ta'aruf memang smua juga tidak diawali oleh cinta, tapi Bunda tahu kamu orang yang akan memikirkan ini dengan sangat dalam. Ternyata Allah membimbing Bunda membaca Buku harian Kamu, semua ini sudah Jodoh yang di takdirkan Allah." Jawab Bunda yang turut bahagia dengan kebahagiaan Anak nya
"Ya Bunda benar Allah lah yang menggariskan semua ini terjadi dan Aku sangat bersyukur. Semoga Rania juga kelak bisa mencintai Jean ya Bun " Ucap Jean bersyukur dan berharap Rania pun akan mencintai nya.
"Sekarang tinggal bagaimana usaha kamu Jean, Ayo turun kita makan sama - sama" Seru bunda menyemangati anak nya dan mengajak nya agar segera turun makan bersama.
"Ok, Ayo"
Mereka pun akhir nya turun ke meja makan untuk makan Malam
Sesampai nya di meja makan Jean dan Bunda duduk menghampiri Ayah dan Kanya.
"Lama banget Bun, pasti Kakak bangun nya lama ya? atau lagi minta tolong Bunda buat telepon ke Mba Rania ya karena kangen?" Celetuk Kanya yang menunggu Bunda nya memanggil Kakak nya untuk turun makan sampai 10 menit
Jean menatap Kanya dengan tatapan mata penuh menandakan tidak suka dengan kalimat Kanya
"Anak kecil Sok tahu.. " Jawab Jean datar
"Manis sedikit sih Kak, bentar lagi mau punya istri, coba sering - sering nonton drama Korea cowok - cowok nya itu sweet banget sama Istri nya tau" ucap Kanya membandingkan Kakak nya dengan Oppa yang ada di drama Korea.
"Gak level ya nonton Cowok - cowok korea yang suka nangis dan pake lipgloss haha" Balas Jean ketus
"Huft.. " suara kanya membuang napas
"Sudah belum debat nya? nih garpu sama sendok nya sekalian aja main cakar - cakaran pakai garpu"
Ucap Ayah menawarkan kalau mau terus berdebat
"Ayah.. " Ucap Jean dan Kanya bersamaan
"Kalian ini sudah besar masih aja suka berantem kayak Tom and Jerry" Balas Bunda mengingatkan kedua anak nya.
"Iya maaf Yah, Bun, habis Kanya suka sih ngeledekin Kak Jean, Kalo di ledek marah sih jd gemay alias gemesh" jawab kanya
Jean hanya melebarkan mata nya kearah Kanya karena kesal tapi tidak mau membalas dengan kata - kata.
"Sudah makan cepat keburu dingin makanan nya" Ucap bunda dan akhir nya mereka makan dengan hidmat.
"Kapan Bunda cuci darah?" tanya Jean
"Besok jam 10 Pagi diantar Ayah" Jawab Bunda
"Kapan - kapan Bunda bilang saja biar Aku yang antar" ucap Jean ingin sesekali menemani Bunda nya cuci darah.
"Ya nanti kapan - kapan Bunda minta antar kamu tapi kalau pekerjaan di kantor agak senggang kamu bisa info Bunda Sayang" Jawab bunda sambil mengupas kelengkeng kesukaan Ayah
"Sudah tenang saja Ayah masih kuat gendong bunda kamu kok kalau Bunda pingsan, jangan khawatir nak" Jawab Ayah Jean
"Ayah... sok kuat deh, emang nya Ayah kuat nanti encok hehe" ledek kanya kepada Ayah nya
"Kamu meragukan kekuatan Ayah?" Jawab Ayah tidak terima
hahaha
hahaha
suara tawa Bunda, kanya dan Jean jadi satu
"Sudah - sudah ayo buah nya di habiskan".
" Aku sudah kenyang Bun, Aku duluan ya mau nonton Drakor" Ucap kanya pamit dari meja makan
" Bi Nani, tolong ini di bereskan semua yah" perintah Bunda ke Bi Nani
"Baik Nyonya" Jawab Bi Nani
Kanya pun berjalan menuju ruang TV menyalakan TVN dimana ada Drama Korea kesukaan nya. Kanya duduk nyaman di Sofa sambil memegang tissue kalau - kalau ada adegan sedih yang bisa membuat nya juga meneteskan air mata. Jean yang duduk di sofa kecil sedang membaca koran pun suka geleng - geleng kepala melihat Adiknya kalau nonton Drakor bisa sampai nangis.
"Huh dasar cengeng" gerutu nya pelan nyaris tidak terdengar oleh adiknya yg nanti menangis nanti tersenyum nanti baper di balik koran yang sedang di baca nya.
Koran yang dia baca kebetulan kurang menarik berita nya. Secara tidak sadar Jean pun ikut menonton serial. drakor yang sedang di tonton Kanya. Di serial drama itu sosok laki - laki nya sweet, tampan dan manis sekali dengan wanita nya. Dalam hati Jean ah laki - laki itu sifat nya terlalu dibuat - buat. Mana ada laki - laki semanis itu kepada wanita nya. Ini pasti penulis nya seorang wanita yang ingin diperlakukan semanis itu oleh laki - laki. Laki - laki di Indonesia kebanyakan seperti pemeran Suara Hati Istri yang suka di tonton Bunda nya.
"Haisss Aku harap Rania bukan pecinta drama Korea seperti Kanya" ucap nya pelan lalu pergi meninggalkan Sofa.
"Kebanyakan nonton drama Korea pantas saja kamu suka baperan" Ucap Jean kepada Kanya
" iihhhh, udah deh Kakak jangan gangguin aku lagi nonton nih" ucap Kanya kesal dengan ucapan Jean
"Iya ini juga mau pergi, geli banget liat cowok so sweet kaya perempuan gitu haha" ucap Jean makin mengejek sambil berlari keatas ke arah kamar nya.
*******
Terimakasih Aku ucapkan kepada Reader novel ku ini. Tetap ikutin terus ceritanya ya kedepan akan ada konflik, dan cerita mengejutkan. So dukung terus ya novel ini jangan berpaling hehe jangan lupa power stone nya yang banyak biar aku lebih semangat.
Thank You