webnovel

CEO Dadakan

Kenyataan pahit harus ditinggal oleh Ayahnya membuat Imelda harus menerima kenyataan, meninggalkan masa mudanya untuk berjuang mempertahankan perusahaan Ayahnya... Perusahaan ini satu2nya mimpi terbesar ayahnya, ketika ayahnya meninggal, perusahaan sedang dimasa krisisnya, Imelda yang masih sangat mudah dan belum berpengalaman harus berjuang mempertahankan satu2nya mimpi ayahnya...

msarie · Fantasy
Not enough ratings
251 Chs

Zai Junior

Feby mendengar sayup suara Zai sedang menerima telepon, dari nada bicaranya bukan pembahasan hal biasa.

Ai, panggil Feby.

By kamu sudah bangun, Zai bergegas menutup teleponnya.

Apa yang kamu rasakan?

Aku sudah lumayan tapi masih sedikit mual.

dr. Burhan akan datang sebentar lagi untuk memeriksamu.

Ai, ada yang ingin ku beri tahu.

Ada apa by?

Feby memberikan hasil test pack ke Zai.

Apa ini ucap Zai?

Itu alat tes kehamilan ucap Feby.

Apa maksud ini?

Kemungkinan aku hamil ucap Feby.

Zai terdiam terpaku melihat ke arah alat itu.

Serius ucap Zai.

Ya, untuk memastikannya kita harus ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Terima kasih by ucap Zai sambil memeluk erat Feby. 

Aku akan meminta dr. Burhan membawa dokter terbaik di AGC hospital sekarang.

Ai, dokter terbaik di sana adalah dokter Adam. Apakah kamu tidak keberatan ucap Feby.

Kalau begitu aku akan meminta ayah mengirimkan dokter terbaik dan semua alat ke sini ucap Zai.

Ai, aku tidak ingin kamu berlebihan. Ada dokter Nurmala di AGC Hospital, dia bukan yang terbaik tapi dia teman sesama obgyn dengan ku. Cukup dengannya untuk pemeriksaan awal, jika nanti kamu merasa kurang cocok. Kita bisa mencari alternatif lain.

Kapan kamu tau kalau kamu hamil ucap Zai tiba-tiba.

Kemarin Zepri yang meminta Shinta ke sini dengan kode kuning, jadi ketika Shinta memeriksaku dia curiga kalau aku bukan sakit biasa. Setelah mengobrol aku baru ingat kalau aku sudah telat 2 minggu dari tanggal haid terakhir. Jadi Imelda meminta Jhon dan Jhoni untuk membelikan alat tes kehamilan, ketika aku mengecek ternyata memang garis dua.

Ah, seandainya aku tidak usah percaya pada kalian kemarin bahwa kamu baik-baik saja. Aku akan jadi orang pertama yang mengetahui kalau kamu hamil.

Kamu tetap orang pertama Ai, aku tidak memberi tau siapa pun hasil tes ini kemarin. Jadi mereka pun belum tau apakah aku benar-benar hamil atau tidak.

Jadi aku yang pertama tau ucap Zai girang.

Iya Ai, kamu orang pertama yang aku beri tau hasil dari alat tes kehamilan ini.

Aku menyayangimu by ucap Zai sambil mengelus Feby yang masih terbaring karena masih terpasang infus.

Ayah menelepon ucap Feby ke Zai. Apakah tidak apa-apa, aku mengangkat teleponnya dengan kondisiku seperti ini?

Tidak apa-apa, semalam aku sudah mengirim fotomu ke ayah ucap Zai.

Ah, kenapa? Kamu membuat mereka jadi cemas ucap Feby.

Pagi Ayah ucap Feby sambil merapikan posisi duduknya.

Bagaimana kondisimu pagi ini sayang? Maaf karena ayah baru bisa tiba di sana sore nanti, karena harus menyiapkan semua permintaan Zai dulu di sini.

Permintaan apa ayah?

Tidak ada, hanya hal kecil.

Kalau hal-hal aneh, tidak usah di gubris yah ucap Feby. Ayah juga tidak harus ke sini hari ini juga, ayah pasti sedang sangat sibuk.

Tidak apa-apa, lagian ayah juga sudah meridukan kalian berdua. Ayah akan menghubungi lagi nanti ya ucap Datuk Noor Hasan.

Baiklah ayah, hati-hati. Kami menyayangimu. Feby menutup teleponnya.

Aku sedih karena tidak ada orang di pihakku kemarin, semua orang menutupi keadaanmu. Aku sampai kaget ketika melihat sudah ada dr. Burhan di sini.

Aku yang meminta semua untuk tidak menginformasikan kepadamu Ai, kemarin pertama kamu mengikuti rapat penting di AGC. Dan keputusan untuk menjadi orang yang mewakili Ibu di AGC adalah keputusanmu sendiri, kalau sekarang kamu merasa kesulitan. Ingatlah, posisimu sama seperti Meldyan sekarang. Kamu adalah pengganti Meldyan di sana, jadi kalau kamu menemui kesulitan karena orang lain maka anggap saja itu adalah mereka yang ingin kamu lebih baik.

Baiklah, tapi ada satu hal yang ingin aku diskusikan denganmu.

Ada apa?

Bagaimana kalau kita pindah cara tempat tinggal yang tidak terlalu jauh dari perusahaan?

Aku punya rumah di dekat rumah sakit, bagaimana kalau kita tinggal di sana saja?

hmmm... baiklah. Tapi apakah kamu tidak apa-apa jauh dari Ibu?

Kita akan sering main dan menginap di sini ketika tidak sibuk atau kalau ibu mau kita bawa ibu tinggal bersama kita tdi sana, aku sudah izin hari ini. Nanti aku akan ke rumah untuk bicara dengan ibu. Setidaknya jika dekat kantor, aku bisa bolak balik ketika istirahat siang.

Terserah kamu saja, aku akan mengikuti pengaturanmu ucap Feby. Zai tidak tantrum saja Feby sudah alhamdulillah. Dia sudah banyak berpikir, jikalau Zai mengamuk karena tidak jujur soal dirinya kemarin.

Ai, kamu meminta apa dengan ayah?

Semalam ketika kamu tertidur, ayah sempat menghubungi dan menanyakan kabarmu. Karena kamu sudah tidur makanya ayah menghubungi pagi ini.

Terus ucap Feby hati-hati. Agar Zai tidak merasa dia sangat ingin tau.

Terus, aku cerita tentang aktifitas ku kemarin.

Feby merasa Zai memutar-mutar omongan.

Oh iya, aku jadi lupa. Bagaimana harimu kemarin Ai?

Ya, aku mulai merasa tidak nyaman dengan sikap bang Putra. Dia terkesan menganggapku saingannya.

Oh ya? kok bisa?

Aku merasa dia sengaja melamakan rapat kemarin seperti dia mau menunjukkan bahwa bekerja itu sangat sulit.

Oh ya ucap Feby sambil tertawa, mungkin karena kamu merasa bersalah meninggalkanku jadi kamu menganggap Putra seperti itu. Melama-lamakan rapat dan masalah seperti yang di buat-buat.

Tapi memang seperti itu kenyataannya by.

Feby menarik Zai untuk duduk di sampingnya. 

Ai, percayalah bang Putra bukan orang yang jahat. Hanya saja kamu merasa kurang nyaman saja setelah kejadian Daniel di Cafe nya lalu.

Tapi by, dia benar-benar seperti menganggap aku adalah saingannya. Gara-gara aku yang di tunjuk Ibu menjadi penggantinya di AGC.

Tidak apa-apa, kalau memang seperti itu. Berarti kamu memiliki kemampuan sehingga bang Putra insecure.

Zai melihat ke Feby dan mencoba mencerna ucapan istrinya.

Berarti dia sebenarnya takut pada kemampuan ku, jadinya dia merasa aku adalah saingan.

Hmmm... ucap Feby.

Muka Zai sedikit berubah, berarti dia secara tidak langsung mengakui bahwa aku mampu mengambil posisinya.

Feby senyum sambil melihat antusias Zai.

By, apakah kamu mau sarapan dulu? Aku sudah minta bik Agus masak makanan kesukaanmu.

Tapi aku benar-benar mual jika mencium bau bumbu masakan.

Bagaimana kalau aku minta bik Agus menyiapkan di taman depan saja. Jadi baunya akan tersamar karna di luar ruangan.

Kenapa aku tidak terpikirkan cara itu ucap Feby.

Karena suamimu ini kan jenius ucap Zai sambil menepuk dadanya.

Benar-benar, kamu memang terbaik ucap Feby. Dia hafal dengan sifat suaminya, bagaimana pun Zai dibesarkan dengan sangat penuh perhatian dari ayah dan bang Zain. Mereka akan menuruti kemauan Zai selagi itu bukan hal yang berbahaya baginya. Jadi untuk membuat Zai menuruti kemauannya hanya dengan tidak secara langsung memaksakan maksud kita kepadanya, atau dia akan memberontak.