webnovel

CEO Dadakan

Kenyataan pahit harus ditinggal oleh Ayahnya membuat Imelda harus menerima kenyataan, meninggalkan masa mudanya untuk berjuang mempertahankan perusahaan Ayahnya... Perusahaan ini satu2nya mimpi terbesar ayahnya, ketika ayahnya meninggal, perusahaan sedang dimasa krisisnya, Imelda yang masih sangat mudah dan belum berpengalaman harus berjuang mempertahankan satu2nya mimpi ayahnya...

msarie · Fantasy
Not enough ratings
251 Chs

Pengenalan Zai

Respon netizen terhadap wawancara Zepri dan Shinta kemarin positif. 2 hari ini tidak ada hal yang aneh, tuntutan kepada Roby juga sudah dilayangkan dan sedang dalam proses aparat hukum. Zepri serta Shinta menyerahkan semuanya kepada pengacara mereka jadi mereka sudah tidak mau lagi ada komunikasi dengan pihak Roby setelah kejadian di mall waktu itu. Kesempatan untuk meminta maaf sudah diberikan tapi pihak Roby malah membuat tuntutan ke pihak Shinta.

Hari ini Zai pertama kali akan mengikuti rapat pimpinan, sebagai salah satu komisaris yang ditunjuk langsung oleh Imelda sebagai anak pemilik perusahaan. Walaupun sebenarnya tugas Zai di situ adalah mendukung Putra secara sepenuhnya karena bagaimana pun ibu Imelda sudah tidak sesehat dulu sehingga tidak memungkinkan baginya untuk bolak balik mengikuti rapat di perusahaan.

Keluarga Adytama awalnya menolak keinginan ibu Imelda, tapi setelah dijelaskan dengan sangat hati-hati bagaimana pun selama 10 tahun ini Zai yang selalu ada untuk keluarga Zen. Kalau di anggap Zen ingin menguasai keluarga Zen, sepertinya kekayaan keluarga Zai malah bisa membantu jika suatu waktu terjadi krisis di perusahaan ini. Banyak hal baik yang akan di dapat, apa lagi Zai membeli 17% saham yang dimiliki oleh Daniel. Daniel menjual semua sahamnya kepada Zai, ditambah beberapa saham kecil dan saham ibu Imelda sudah mencapai terbesar ketiga dibawah keluarga Rania.

Zai dan Feby sudah sepakat akan tinggal di pavilliun Ibu Imelda, setelah menikah dia malah tambah enggan meninggalkan rumah itu. Walau pun kadang sesekali dia akan menginap di apartemen. Sedangkan Feby menikmati hari-harinya dengan menemani ibu Imelda memasak dan berkebun.

Pak Bambang menyiapkan mobil, setelah menghabiskan sarapannya. Zai dan ibu Imelda akan pergi menghadiri rapat hari ini. Ini hari terakhir ibu akan mengikuti rapat-rapat yang sangat membosankan itu ucap ibu Imelda.

Ibu bersantai saja, Zai yang akan menghandle semuanya.

Kamu tidak perlu terbebani, kamu di situ kan komisaris jadi kerjamu hanya memastikan perusahaan berjalan sesuai dengan rencana dan memberikan masukan jika ada hal yang memang perlu perhatian kita.

Ini kali pertamaku kerja di kantor, karena selama ini aku hanya berakting dan jadi model saja.

Kamu pasti bisa ucap Ibu Imelda. Kamu adalah Putra terbaik ibu ucap ibu Imelda sambil mengelus tangan Zai.

Ah, jika orang tidak tau pasti mengira mereka ibu dan anak kandung. Tapi Feby sudah terbiasa dengan pemandangan ini, bahkan dia lebih terbiasa lagi dengan Imelda. Awalnya kadang dia merasa ini tidak benar, tapi lambat laun dia tau kenapa Putra selama ini biasa saja. Karena mereka memang hanya perasaan saudara saja tidak lebih.

By, kalau kamu jenuh. Kamu bisa bermain keluar dengan teman-teman mu. Aku akan mengirim Jhon untuk mendampingimu.

Tidak apa-apa, ini hari pertama kamu bekerja. Aku tidak akan kemana-mana dan menunggu kamu pulang. Lagian ada bibi dirumah, aku tidak sendirian. 

Do'akan pertemuan hari ini lancar ya ucap Zai sambil mencium kepala Feby.

Pergilah, kamu hanya pergi ke kantor bukan mau kemana-mana.

Putra dan Imelda sudah tiba di kantor beserta Princess.

Imelda menemui Paman Dhani begitu tiba dan menyapa para pegawai di ruangan.

Zai dan Ibu Imelda yang datang di dampingi oleh Tuan Anggo serta Zepri. Lobby kantor sudah seperti pasar karena banyak karyawati yang ingin memastikan bahwa memang komisaris baru mereka adalah artis holywood Jazid Malik.

Sorak-sorak penggemar dan media di luar lobby perusahaan karena Jazid Malik pertama kali keluar di muka umum setelah konferensi pers, para wartawan yang sudah menunggu di depan perusahaan langsung berdiri begitu mobil Zai dan Zepri tiba.

Lihatlah, pamorku tidak hilang walau pun aku memilih menjadi komisaris sekarang ucap Zai ke Zepri. Ibu Imelda dan Paman Anggo yang duduk di kursi depan hanya bisa tersenyum mendengar pembicaraan mereka berdua.

Tuan masih bisa sombong, padahal gara-gara Tuan kantor ini menjadi seperti pasar pagi.

Ini penyambutan mereka untuk orang sehebat aku. bagaimana? Luar biasa kan. Kamu jangan takut, nanti juga mereka capek sendiri. Toh aku akan sering keluar masuk kantor, mana mungkin mereka akan membuang waktu sia-sia jika sudah sering melihat aku berkeliaran.

Ya, pamor Tuan pun akan meredup nantinya seiring waktu.

Kamu memang tidak bisa bermulut manis ucap Zai sambil melambai dan tersenyum ke orang-orang. Tersenyumlah sedikit, karena posisi mu di sampingku sekarang bukan pengawal tapi sebagai manajer perencana pemasaran AGC. Biar lawan mu itu makin kesal melihat dirimu di televisi berkeliaran karena bersama denganku.

Zepri berusaha tersenyum dan berjalan mengiringi langkah Zai yang sambil berbicara dengan Ibu Imelda serta Paman Anggo.

Ketampanan mereka berdua membuat orang-orang yang berada di situ seperti sedang melihat 2 bintang film yang sedang akan memasuki tempat penghargaan. Dengan pakaian jas lengkap dan sepatu pantofel membuat mereka terlihat sangat ber class.

Zai langsung menghampiri Imelda yang sedang berbicara dengan beberapa karyawati.

Imel panggilnya sambil mempercepat langkahnya, karyawati yang sedang berbicara dengan Imelda langsung terpukau dengan Zai.

Bang Zai ucapnya sambil memeluk Zai. 

Bagaimana kabarmu? Beberapa hari ini kenapa tidak ke rumah Ibu? Zai masih belum melepaskan lengannya di pundak Imelda sambil bernada kesal.

Aku kasian Putra sangat sibuk dan Princess sedikit rewel setelah di imunisasi, ya aku tidak ingin menambahkan lelah di tubuhnya karena pasti dia akan menyusul ku ke rumah ibu jika aku ke sana.

Kamu sangat memanjakan Putra, memang sudah tugasnya menyusulmu. Kamu membuat abangmu ini sangat merindukan Prince dan Princess karena tidak bisa bermain dengan mereka.

Princess ada di ruangan Putra dengan Pur.

Oh ya, kamu membawanya?

Rencana mau aku titipkan dengan Kak Feby, tapi setelah ku pikir-pikir. Aku ingin dia sedikit istirahat, karena mengurusmu pasti melelahkan. Ini kesempatannya istirahat ketika kamu ke kantor.

Seolah-olah sekali kamu ini, abangmu tidak bisa membantu apa2.

Oh ya, saya jadi lupa memperkenalkan diri pada kalian semua. Perkenalkan saya Zai Al Hasan, Abang Imelda dan juga komisaris yang di tunjuk Imelda untuk mewakili ibu dan dirinya mengawasi pekerjaan suaminya.

Bang, jangan main-main ucap Imelda.

Baiklah, aku pemegang saham terbesar ketiga sekarang. Jadi aku ditunjuk untuk mengawasi AGC dari internal perusahaan. Bukan begitu Imel ucap Zai.

Kamu memang selalu yang terbaik ucap Imelda ke Zai.

Karyawan dan Karyawati di lantai itu berkumpul dan memperkenalkan diri mereka satu persatu ke Zai.

Bagaimana sudah bersenang-senangnya ucap Putra yang keluar dari ruangannya? Kalau sudah, kita harus berbicara sebelum rapat dimulai.

Ah, kamu selalu kaku ucap Zai. Maafkan ya, aku harus mulai bekerja kalau tidak nanti di usir sama mantu pemilik perusahaan.

Apa sih ucap Putra mengernyitkan dahinya ke arah Zai?

This is Joke, come on ucap Zai.

Gini nih kalau artis masuk jadi pegawai ucap Zepri.

Pri, aku masih bisa mendengar gumamanmu ucap Zai sambil berpura-pura memasang muka serius.

Maafkan saya Tuan ucap Zepri.

Aku pamit, ke dalam dulu ya ucap Zai.

Kamu sudah menyapa paman Dhani ucap Imelda.

Ah, aku hampir melupakan pamanku. Put, aku nanti menyusul. Aku mau menemui paman dulu sebentar.

Sepertinya kamu memang sudah menjiwai menjadi bagian keluarga Adytama. Pamanmu ucap Putra sambil mengajak Imelda kembali keruangannya.

Baiklah, sapalah Paman dulu. Setelah itu jangan tebar pesona kemana-mana. Langsung ke ruangan Putra ucap Imelda.

Siap Little Sis ucap Zai yang sambil meminta Zepri menunjukkan ruangan Paman Dhani.