webnovel

CEO Dadakan

Kenyataan pahit harus ditinggal oleh Ayahnya membuat Imelda harus menerima kenyataan, meninggalkan masa mudanya untuk berjuang mempertahankan perusahaan Ayahnya... Perusahaan ini satu2nya mimpi terbesar ayahnya, ketika ayahnya meninggal, perusahaan sedang dimasa krisisnya, Imelda yang masih sangat mudah dan belum berpengalaman harus berjuang mempertahankan satu2nya mimpi ayahnya...

msarie · Fantasy
Not enough ratings
251 Chs

Operasi

Operasi sudah berjalan 3 jam tapi masih belum ada tanda-tanda sudah selesai. Zai terus mondar mandir di depan ruang operasi.

Zepri terlihat datang mendorong Imelda, beberapa pengawal membawa kantong berisi Roti dan Minuman.

Iku, kamu sudah bangun? Apa yang kamu bawa?

Aku meminta Dave tadi menemaniku ke cafetaria di depan. Kamu tidak memberiku uang sama sekali gerutu Imelda.

Maafkan aku, aku tidak mengira kamu akan berbelanja di situasi seperti ini.

Aku hanya ingin bisa membantu kalian walaupun sedikit.

Semuanya memang butuh tenaga sekarang. Terima kasih Honey...

Putra memeluk Imelda dan memberi tanda agar Pengawal membagikan makanannya. Imelda mendekati Zai, dan berbicara sambil mengiring Zai duduk disampingnya.

Kamu harus minum sedikit saja Bang, jika tidak minumlah vitamin ini. Imelda menyerahkan satu botol air dan vitamin untuk Zai.

Zai mengambil botol dan meminum vitamin yang sudah di sediakan Imelda. Putra berdiri di samping Imelda sambil merangkulnya.

Seorang perawat keluar dan mengatakan mereka membutuhkan golongan darah A rhesus (-) dimana golongan darah ini sulit sedangkan stock di RS sendiri tidak ada.

Aku adiknya ujar Zai, aku akan mendonorkan darahku ujar Zai.

Baiklah, tuan bisa ikut kami.

Zai ditemani Putra mengikuti perawat tersebut.

Dimana Lulu tanya Imelda?

Dia ikut masuk ke dalam ujar Tari.

Semoga Lulu kuat melewati ini, terakhir sebelum kejadian sepertinya mereka sedang ada masalah ujar Imelda.

Imel, sejak kapan kamu tau?

Sebenarnya selama ini aku tau, tapi hanya pura-pura tidak tau karena tidak mau menambah beban mereka. Mereka selalu berakting di depan ku baik-baik saja, padahal aku bisa melihat jika mereka sedang tidak baik-baik saja.

Kalian sudah sangat banyak berkorban untuk melindungiku hampir satu bulan ini. Bahkan kalian menahan emosi jika sedang ada masalah karena takut aku terpengaruh. Itu sebenarnya membuatku merasa bersalah pada kalian semua.

Imel, apa yang kami lakukan semuanya tulus padamu, semuanya sangat menyukaimu. Kenapa? Karena kamu selalu berusaha menjaga perasaan kami semua dan semua yang kamu lakukan pada kami selalu tulus. Jadi yang kami lakukan padamu sekarang karena balasan akan ketulusanmu pada kami semua.

Tari mengelus kepala Imelda dan menyandarkannya ke bahunya. Apa yang terjadi antara Lulu dan Zain hanyalah kesalahpahaman. Lulu yang meragukan Zain mengikuti emosinya menyebabkan mereka menjauh. Apa yang dilakukan Chan sebenarnya adalah hal baik, dia hanya membantu Zain mengetahui bahwa dia merestui mereka. Tapi Lulu menganggap Chan memaksa Zain. Emosi kadang mengalahkan segalanya.

Zai kembali duduk di samping Imelda, mukanya tertunduk lesu.

Kenapa bang tanya Imelda?

Ternyata golongan darahku berbeda dengan bang Zain, kenapa begini Zai menundukkan wajahnya.

Zai, kamu tenang saja. Chan sedang di periksa sekarang. Golongan darahnya A-, semoga cocok.

Kamu jangan berpikir yang macam-macam ujar Putra. Sekarang kita fokus ke Zain dulu, urusan kenapa golongan darahmu berbeda. Kita bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut setelah memastikan Zain baik-baik saja.

Putra menepuk pundak Zai dan meminta Imelda menenangkan Zai.

Bang, kamu tenang saja. Yang penting sekarang kita berdoa, sekarang bukan waktunya untuk kita memikirkan hal lain.

Tapi kenapa golongan darahku berbeda padahalkan Ayah A juga.

Mungkin abang seperti ibu abang. Golongan darahku juga B, Ibuku O dan Ayah B. Jadi anggap saja, kamu menemaniku. Aku senang golongan darah kita sama ujar Imelda dengan sangat senang.

Zai tersenyum kecil sambil mengacak rambut Imelda. Imelda menyandarkan kepalanya ke Zai.

Aku senang melihat Abang bisa tersenyum walau pun kecut. Hatiku sangat sakit melihat abang sedih seperti tadi.

Putra melihat ke arah Hirah, wanita ini pasti merasakan yang pernah di rasakan Putra dulu ketika melihat perlakuan Zai pada Imelda. Memang tidak normal untuk antar teman tapi sejauh ini Putra percaya pada Zai dan Imelda. Karena jika dilihat lagi tatapan Zai ke Imelda memang tatapan memiliki tapi bukan Cinta lebih ke rasa sayang untuk melindungi. Sedangkan Imelda sudah menganggap Zai dan Zain seperti saudara laki-lakinya. Jadi perhatiannya sudah seperti adik ke kakak lelakinya.

Putra mendekati Hirah!! Apakah kamu lelah?

Ah!! Tidak apa-apa bang...

Aku sudah menyiapkan kamar President Room untuk Zain, kamu bisa istirahat dulu di sana jika lelah. Biarkan kami yang menjaga Zai.

Tidak apa-apa Bang... Aku akan menemani Zai di sini.

Jika kamu memang ingin menemaninya, beradalah di sampingnya bukan di sini ujar Putra. Walaupun kamu belum bisa meredakan emosinya setidaknya cukup kamu selalu di sampingnya.

Bang, boleh aku bertanya??

Ya, katakanlah.

Apa yang abang rasakan melihat Imelda dan Zai seperti itu?

Awalnya aku memiliki perasaan yang sama seperti dirimu sekarang. Cemburu, marah bahkan aku tipe yang sangat posesif. Imelda dan Zai tau itu. Untukku tidak boleh ada yang lebih dekat dengan Imelda kecuali aku.

Lalu bagaimana abang bisa sesantai sekarang?

Karena aku percaya pada Imelda dan Zai. Imelda sangat tau batasan dan dia sangat tau apa yang boleh dan tidak dia lakukan. Bahkan Imelda sangat tau menjaga perasaan orang lain, bukankah kamu juga merasa begitu?

Hirah tanpa sadar mengangguk. Bagaimana 1 minggu ini Imelda berusaha meminta Hirah selalu menemaninya dan meminta Hirah membantunya, itu pasti karena dia tidak ingin Zai yang melakukannya dan membuat Hirah merasa cemburu padanya.

Percayalah Pada Zai, jika dia tidak benar-benar mencintaimu. Kamu tidak akan sampai di sini sekarang. Jika dia tidak benar-benar mencintaimu, dia tidak akan berjuang mendekatkanmu dengan Imelda. Baginya kamu dan Imelda sama-sama penting. Posisimu dan Imelda sama baginya, sama-sama menempati hati dan pikirannya. Kalian berdua adalah rencana masa depannya hanya saja beda tujuannya. Kamu adalah orang yang akan selalu menemaninya sedangkan Imelda adalah saudara tempatnya berbagi.

Aku akan berusaha memahaminya bang, dan berharap bisa seperti abang ujar Hirah.

Kesanalah, dekatilah Zai. Siapapun yang berada di sisinya, kamu harus tetap berada di sisi lainnya sampai dia hanya membutuhkanmu.

Apakah itu yang abang lakukan?

Putra tersenyum!! Akan ada waktunya kamu akan mengerti maksud perkataanku.

Hirah dan Putra berjalan ke arah Zai dan Imelda.

Imelda yang melihat Putra langsung mengulurkan tangannya. Putra langsung menyambut tangan istrinya dan duduk di depannya.

Apakah kamu lelah Iku?

Imelda yang masih menyandarkan kepalanya di Zai, menggeleng pelan. Aku masih mau ikut menunggu di sini ujarnya.

Putra mengelus perut Imelda.

Anak Daddy hebat, baik-baik ya di sana. Mommy dan Daddy sedang menemani Uncle Zai. Do'akan Uncle Zain agar operasinya lancar dan bisa menjaga kamu lagi ya Nak.

Beberapa perawat mendorong Chan memasuki ruangan operasi.

Dave dan Putra mendekati Chan.

Kita pasti akan berhasil ujar Dave sambil menggenggam tangan Chan.

Chan mengangguk dan melepaskan tangannya dari pegangan Tari.

Aku hanya mendonorkan darahku bukan aku yang di operasi tapi kenapa aku merasa perhatian kalian berlebihan ujarnya. Aku jadi sangat Haru.

Kami masuk sekarang ujar seorang perawat.

Putra menggendong Imelda yang tertidur di samping Zai dan membawanya ke ruangan samping ruangan Zain. Serrah dan Tari menemaninya. Sedangkan di luar kamar ada Zepri dan 2 pengawal yang menjaganya. Operasi sudah berjalan 5 jam dan masih terus berlanjut.

Api di lokasi kejadian sudah bisa di padamkan seluruhnya, pihak kepolisian sedang mencari penyebab awal kebakaran. Pagi ini mereka menerima kabar duka bahwa Dokter Lurey tidak dapat di selamatkan. Banyaknya asap yang terhirup membuat Dokter Lurey keracunan asap serta banyaknya bahan kimia yang terbakar membuat asap yang terbentuk mengandung zat yang sangat beracun. Kondisi Profesor Stephen pun masih kritis.

Datuk Noor terus melakukan kontak dengan Putra, sedangkan Zai tidak mengangkat telepon dari siapa pun.

Setelah 7 jam operasi yang panjang, Zain dimasukkan ke President Suite sesuai permintaan Putra. Jika di ICU maka mereka tidak bisa menjaganya.

Zai duduk di samping tempat tidur Zain, semua badan Zain berbalut perban belum lagi oksigennya.

Lulu masih saja menangis di samping Zain. Terakhir pertemuannya dengan Zain memang tidak baik, bahkan hampir 1 bulan ini komunikasi mereka tidak sehat. Mengingat apa yang dilakukannya pada Zain hampir 1 bulan ini membuat hatinya seperti di tusuk-tusuk. Sakit, sesak rasa yang di rasakannya. Operasinya berjalan lancar tapi hampir 50% badan Zain penuh luka bakar.

Putra bersiap ke rumah duka Dokter Lurey dan memastikan tidak ada yang memberi tau hal ini jika Zain sadar nanti.

Chan masih beristirahat ditemani Tari, Putra bersama Dave dan Serrah pamit ke rumah duka kepada Zai.

Zai jika Imelda bangun tolong jangan katakan tentang Dokter Lurey. Biar aku yang menyampaikannya.

Baiklah bang, titip salam bela sungkawa ku kepada keluarga Dokter Lurey ujar Zai. Aku sangat ingin ke sana tapi bagaimana, aku ingin berada di sini ketika bang Zain sadar.

Akan aku sampaikan.