webnovel

CEO Dadakan

Kenyataan pahit harus ditinggal oleh Ayahnya membuat Imelda harus menerima kenyataan, meninggalkan masa mudanya untuk berjuang mempertahankan perusahaan Ayahnya... Perusahaan ini satu2nya mimpi terbesar ayahnya, ketika ayahnya meninggal, perusahaan sedang dimasa krisisnya, Imelda yang masih sangat mudah dan belum berpengalaman harus berjuang mempertahankan satu2nya mimpi ayahnya...

msarie · Fantasy
Not enough ratings
251 Chs

Kelulusan

Hari ini Imelda dengan mengenakan kebaya Biru muda dan rambut di tata rapi bersiap menghadiri wisuda. Putra dengan menggunakan Jas warna hitam serta dasi terlihat sungguh sempurna. Setelah 3, 5 tahun menjalani kuliah hari ini waktunya Imelda dan Zepri menerima gelar sarjana mereka.

Nyonya Zen juga terlihat sangat bahagia melihat Imelda bisa menyelesaikan sarjananya lebih cepat dari target mereka.

Zai dan Dokter Zain pun akan hadir hari itu. Mereka akan tiba dengan pesawat pagi dan langsung ke universitas.

Dokter Zain dan Zai sudah sering bolak balik Indonesia 2 tahun ini. Zai yang memilih bekerja menjadi artis agar tidak terikat. Dia sering ke Indonesia jika tiba-tiba merindukan Imelda. Sedangkan Dokter Zain sudah menyelesaikan gelar Profesornya dan dia sekarang membina hubungan dengan sepupu Chan. Hari itu Rey, Arimbi, dan Apri juga diwisuda.

Imelda dengan mantap masuk keruangan dengan menggandeng tangan Putra. Hampir semua orang yang melihat mereka masuk terpana dengan kedua pasangan ini. Kali ini Imelda bisa dengan bangga menunjukkan bahwa dia sudah pantas mendampingi Putra.

Tiga setengah tahun yang lalu dia masih dianggap anak-anak. Tapi sekarang umurnya hampir 21 tahun dan walaupun jarak mereka masih tetap terpaut hampir 9 tahun setidaknya dia sekarang bukan anak-anak lagi.

Apa yang kamu lamunkan Iku? Putra membuyarkan lamunan Imelda.

Tidak ada, aku hanya tidak menyangka akan sampai di hari ini. Terima kasih atas supportmu selama ini Puku. Aku tidak akan menyelesaikan semuanya dengan cepat tanpa dukunganmu.

Ini semua karena kerja kerasmu Iku dan aku sangat bangga padamu. Apakah kamu sudah mempersiapkan diri untuk mengambil posisimu?

Sudah aku katakan. Selagi kamu suamiku, aku tidak akan pernah mengambil kembali posisi itu. Aku mau bersantai dulu dan mengurusmu dengan baik. Maafkan tiga setengah tahun ini aku sering membuatmu mengkhawatirkan aku dan jarang bisa melakukan tugasku sebagai istri.

Kamu sudah menjadi istri yang sempurna Iku dan kamu tidak pernah tidak mengurusku dengan baik.

Bulan depan aku akan melakukan rapat di cabang kita di Jerman. Apakah kamu mau sekalian ikut dan melihat-lihat universitas di sana? Siapa tau kamu mau melanjutkan pasca sarjana mu di sana.

Apakah kamu tidak takut meninggalkan aku sendirian di sana?

Zepri akan mendampingimu dan aku bisa mengirim yang lain juga jika kamu tidak berani di Jerman sendirian.

Bukan itu maksudku Puku, apakah kamu tidak takut aku akan bertemu Cowok ganteng di sana?

Putra tersenyum, apakah ada laki-laki yang lebih ganteng dari aku Iku?

Imelda tertawa, aku rasa saat ini tidak. Kamu yang sempurna di sini sekarang tapi tidak tau nanti di Jerman. Kapan kita akan menggelar pesta pernikahan kita tanya Imelda?

Apakah kamu sudah yakin? Karena begitu kita menggelar pesta pernikahan kita, aku tidak akan pernah melepaskanmu sedikitpun.

Aku sudah yakin Puku. Aku sangat mencintaimu dengan seluruh jiwa dan ragaku. Aku juga tidak akan pernah melepaskanmu.

Baiklah!! Kita akan menggelar pesta pernikahan kita setelah kita kembali dari Jerman.

Aku setuju jawab Imelda mantap.

Diluar gedung Chan, Tari, Dokter Zain, Zai dan Tuan Anggo sudah menunggu Imelda. Mereka menyiapkan banyak sekali kado untuk menyambut Imelda dan Zepri. Bahkan mereka menyiapkan pesta kejutan atas kelulusan Imelda dan Zepri di Coffe Shop Chan.

Nyonya Zen benar-benar merasa terharu. Hari ini dia akan menyerahkan saham Imelda, Tuan Anggo sudah menyiapkan semua surat-suratnya. Dia ingin Imelda mulai mengikuti perkembangan perusahaan walaupun hanya sebagai pemegang saham besar bukan sebagai CEO, sudah waktunya dia istirahat. Sebenarnya dia berencana memberikan semua sahamnya juga kepada Imelda tapi entah kenapa dia masih berharap Meldyan masih hidup jadi dia tetap mempertahankan sahamnya, siapa tau mereka bisa menemukan Meldyan. Setidaknya dia bisa memberikan sahamnya pada Meldyan nanti.

Bu, apa yang ibu pikirkan? Apakah ibu masih memikirkan kak Melda?

Maafkan Ibu nak, seharusnya ibu tidak bersedih di hari bahagia mu.

Tidak apa-apa bu, aku pun merindukannya. Aku hanya berharap dia masih hidup dan bahagia seperti kita juga.

Ibu selalu mendo'akannya, dimana pun dia berada semoga dia bisa diberikan perlindungan.

Ada apa ini, dua bidadari ku bersedih tanya Putra.

Ah, tidak apa-apa Puku. Kami hanya teringat kak Melda.

Semoga Allah selalu melindunginya dimana pun dia berada ucap Putra sambil memeluk dua wanita yang sangat dicintainya. Ayo kita mulai makan-makannya ya bu. Kasian yang lain sudah mulai lapar.

Baiklah!!

Karena perasaan Ibu sedang tidak baik, Imelda dan Putra memutuskan pulang ke rumah Ibu Imelda. Dokter Zain mengantar Lulu kembali ke Rumah sakit dan Zai tentu saja ikut kembali ke rumah Imelda.

Zai setiap ke Indonesia, dia akan menginap di rumah Ibu Imelda. Sudah 2 tahun ini dia menggunakan kamar Meldyan. Entah kenapa dia merasa sangat tenang jika berada di sana. Sebenarnya dia ingin sekali mengetahui tentang Meldyan tapi dia takut jika dia menanyakan tentang kakak Imelda akan membuka luka lama bagi Imelda dan Ibu Zen.

Puku apakah kamu sudah tidur? Imelda yang melihat Putra sudah memejamkan matanya mencoba memastikan.

Hem... Ada apa Iku?

Puku, apakah kamu serius menyuruhku melanjutkan pasca sarjana ku di Jerman?

Ya! Kalau kamu mau, aku akan mendukungmu.

Apakah kamu tidak punya rencana memiliki anak?

Putra yang sudah mengantuk langsung membalik badannya ke arah Imelda.

Iku, apakah tidak ingin melanjutkan pasca sarjana mu dulu?

Untuk menyelesaikan pasca sarjana setidaknya akan membutuhkan waktu 1-2 tahun. Dan kamu saat ini sudah mau 30 tahun Puku jika ingin pasca sarjana ku selesai dulu maka setidaknya kamu akan punya anak ketika umurmu 34-35 tahun.

Aku tidak apa-apa Iku. Bagiku asalkan kamu bisa mengejar mimpimu. Aku akan mensupport mu.

Aku ingin memiliki anak dulu baru pasca sarjana.

Putra tertawa, apakah kamu tau Iku? Ketika kamu sudah memiliki anak maka ruang gerakmu sangat terbatas, tidak akan sebebas sekarang. Banyak yang harus kamu pikirkan dan pertimbangkan nantinya.

Aku tidak masalah Puku, aku pun ingin fokus mengurusimu dulu dan memang belum ada rencana melanjutkan pasca sarjana ku.

Sudah jangan dipikirkan lagi sekarang, putuskan setelah kamu melihat kondisi di Jerman. Aku akan tetap mendukungmu apa pun keputusanmu.

Putra memeluk Imelda dengan erat. Baginya akan sulit pasti meninggalkan Imelda di sana tapi bagaimana pun Imelda harus bisa menyelesaikan studinya sampai pasca sarjana. Setidaknya dia akan bisa bersaing nantinya jika tiba-tiba ingatannya kembali atau bertemu dengan lelaki yang benar-benar dia cintai nantinya, dia akan siap mengambil posisinya. Putra bukan tidak percaya Imelda sudah mencintainya tapi dia hanya merasa yang dilakukan Imelda sekarang adalah balas budi padanya. Kadang-kadang perasaan itu datang menghampirinya. Putra memaksa memejamkan matanya dan berusaha menenangkan hatinya.

3, 5 tahun ini Putra berusaha menjadi suami yang baik dan selalu mendampingi Imelda. Walaupun Imelda mengatakan bahwa dia mulai mencintai Putra tapi Putra masih sangat ragu. Dia takut yang dilakukan Imelda padanya bukan karena memang dia mencintai Putra tapi karena balas budi kepadanya.