webnovel

CEO Dadakan

Kenyataan pahit harus ditinggal oleh Ayahnya membuat Imelda harus menerima kenyataan, meninggalkan masa mudanya untuk berjuang mempertahankan perusahaan Ayahnya... Perusahaan ini satu2nya mimpi terbesar ayahnya, ketika ayahnya meninggal, perusahaan sedang dimasa krisisnya, Imelda yang masih sangat mudah dan belum berpengalaman harus berjuang mempertahankan satu2nya mimpi ayahnya...

msarie · Fantasy
Not enough ratings
251 Chs

Kekacauan Perjodohan

Imelda menghubungi Zai berapa kali tapi tidak di angkat, Prince dari tadi menanyakan Zai terus karena Zai sudah berjanji mau sama2 memancing.

Puku bagaimana ini?

Zai juga kenapa pakai acara janji, kalau taunya dia nga jadi ikut.

Telfon ke dokter Feby saja, apa perlu aku yang menghubunginya tanya Putra sambil serius melihat ke laptopnya.

Tidak usah, aku saja jawab Imelda.

Kak, maaf mengganggu. Apakah aku bisa berbicara dengan Bang Zai?

Ada apa Imel jawab Zai seperti baru bangun dari tidur.

Bang, kamu kemarin ada janji sama Prince untuk pergi mancing hari ini ya?

Hmmm, iya jawab Zai.

Prince dari tadi mencari mu. Kalian tidak turun untuk sarapan?

Sarapan kami rencana diantar John ke kamar, mana Prince abang bicara langsung saja.

Ayah, Prince sudah menunggu dari bangun subuh tadi. Kenapa Ayah tidak datang menjemput Prince. Ayah bohong teriak Zai.

Ayah sibuk sayang, bagaimana kalau kita ganti besok saja?

Tidak mau, Prince mau mancing hari ini tidak mau besok.

Prince ini Dokter Feby.

Kak Feby, aku merindukanmu ucap Prince.

Prince, panggil Ibu. Dia sekarang sudah jadi istri Ayah.

Apa sih Ayah, mau pamer ke Prince.

Bukan pamer kesayangan Ayah, tapi Prince anak baiknya ayah jadi sekarang jadi anak baik kesayangan ayah dan ibu Feby karena Ibu Feby sudah jadi istri ayah.

Ah ribet, nanti saja. Pokoknya Ayah, Prince tunggu di bawah kalau nga'. Prince nga mau percaya ayah lagi.

Iya sayang, kami akan turun sebentar lagi ucap Feby.

Kak Feby selalu yang terbaik. Aku menyayangimu ucap Prince sambil teriak girang.

By, bukankah kita sudah sepakat hari ini tidak kemana-mana ucap Zai sambil memeluk pinggang Feby.

Kamu sendiri yang berjanji pada Prince, jadi kamu tidak boleh membatalkan tiba-tiba seperti ini.

Tapi aku masih mau berdua denganmu saja.

Ai, kita akan punya banyak waktu berdua ketika pulang ke NY bulan depan.

Ah, aku benar2 tidak ingin keluar ucap Zai.

Bangun, mandi dan kita turun. Kalau kamu masih membantah, kamu tidak boleh dekat2 denganku sehari ini.

Iya, iya... Kamu kejam ucap Zai ke Feby.

Salah siapa berjanji dengan orang lain.

Tapi kan aku tidak tau kalau kita akan secepat ini.

Jadi kamu menyalahkan ku ucap Feby, apa perlu kita buat batasan saja agar kamu tidak menjadi pemalas.

Ampun Nyonya, aku akan menutup mulutku sekarang. Aku janji tidak akan protes apa pun. Zai bergegas masuk ke kamar mandi, agar Feby tidak memperpanjang perkataannya.

John mengantarkan sarapan untuk Zai dan Feby.

Feby menyiapkan obat dan makanan Zai di atas meja dan meminta John menunggu di restoran saja karena mereka akan segera turun setelah selesai sarapan.

Feby memilihkan baju lalu meletakkan di atas tempat tidur.

Ai, kenapa lama sekali panggil Feby.

Aku menunggumu by.

Kenapa menungguku? Aku sudah mandi tadi ketika bangun dan ini sekarang sedang bersiap.

Ya, kamu kenapa tidak menungguku.

Menunggumu bisa lebih siang lagi kita turun, cepat naiklah. Aku akan mengeringkan rambutmu sambil kamu sarapan.

Zai keluar dari kamar mandi dengan kecewa.

Cepat dimakan sarapannya, Feby mengambil handuk dan mulai mengeringkan rambut Zai.

Oh ya, bagaimana kita ajak Shinta Shanti dan Ray sama Byan juga.

Apakah tidak apa2 kita seramai itu?

Ya, berarti kita tambah saja kapalnya.

Terserah kamu saja ucap Feby. Aku hubungi Shinta dulu kalau begitu.

Ajak janjian di tempat sarapan saja. Lebih enak bicara langsung.

Kalau begitu kamu cepat pakai bajumu, kita turun sekarang.

Bantuin ucap Zai.

Apa lagi ucap Feby.

Bajunya terlalu banyak kancing, aku sedang kurang bertenaga ucap Zai.

Sepertinya kamu memang butuh banyak istirahat ucap Feby. Bagaimana kalau kamu istirahat di kamar, dan aku temani Prince memancing.

Tidak akan, aku tidak akan pernah membiarkan kamu dan Prince berdua saja. Kamu tau dia itu sangat menyukaimu.

Eh dah, Prince mah masih bocah. Kamu juga cemburu dengan bocah itu.

Tanpa pengecualian ucap Zai. Aku hanya akan cemburu pada orang-orang yang aku anggap memiliki maksud padamu, selain itu aku tidak akan cemburu pada sembarang orang.

Ya, aku tau maksudmu. Kalau kamu mau ikut, cepat selesaikan makanmu dan jangan mengeluh selama di sana.

Siap Nyonya jawab Zai sambil memakan sarapannya.

Eh, bisa tambahkan juga Daniel untuk pergi memancing hari ini. Karena sibuk mengurusi semua tamu aku sampai lupa menyapanya kembali setelah acara pesta kemarin.

Apa tidak apa2 kamu mengajak Daniel, memang Putra boleh?

hmmm... kalau begitu aku minta satu yacht khusus buat kita dan bisa mengajak Shanti Shinta serta Ray dan Byan. Sekalian Kevin dan Miccael juga kita ajak saja.

Biar di Yacht utama khusus untuk keluarga saja.

Terserah kamu saja, kalau kamu sudah selesai makan ayo kita turun. Kasian yang lain menunggu kita.

By, itu shinta bersama Zepri.

Dimana?

Itu duduk di meja samping pintu masuk VIP.

Oh ya, dimana Shanti. Feby celingak celinguk melihat kesekeliling, kenapa mereka duduknya terpisah. Kenapa Shinta bisa bersama Zepri ya.

Kita tanya saja langsung ucap Zai.

Eh, jangan tarik Feby. Udah kita masuk ke dalam dulu, menyapa Ayah dan lainnya.

Zai, menepuk pundak Zepri membuat Zepri kaget dan langsung menoleh.

Nga' sengaja ucap Zai. Lanjutkanlah..

Zepri langsung berdiri dan membungkukkan badan.

Feby mencubit lengan suaminya itu, yang jahil padahal sudah dikatakan jangan mengganggu mereka. Shinta melihat ke arah Feby dan mengedipkan kedua matanya.

Kenapa kamu mencubitku ucap Zai. Kamu melakukan kekerasan dalam rumah tangga ini namanya.

Siapa suruh kamu iseng mengganggu mereka, tapi kan kita sudah sepakat menjodohkan temanmu dengan temanku.

Aku sih tidak perduli, Shinta mau dengan temanmu atau tidak. Yang aku perdulikan adalah dengan siapa pun itu asalkan Shinta bisa membuka hatinya lagi untuk lelaki lain aku akan sangat mendukungnya.

Memang kenapa by?

Nanti kita cerita, ini saatnya kamu berbaur dengan keluargaku. Feby mendorong Zai ke tengah2 keluarga besarnya yang sedang mengobrol sambil menikmati sarapan.

Hari ini kesiangan lagi tanya ayah Feby.

Tidak Ayah, kami sudah bangun dari subuh dan sudah sarapan juga. Tapi kebetulan ada beberapa hal yang harus aku selesaikan sebelum turun, iya kan by?

Dia sengaja bermalas-malasan sebenarnya yah.

By, kamu jangan menjatuhkan image ku di depan Ayah.

Zai, sangat sulit mendapatkan istirahat selama jadi artis. Dan ketika dia sakit, dia terbiasa bersantai jadi sekarang pun dia masih belum bisa beradaptasi dengan keadaannya.

Kamu harusnya jangan memaksanya, Zai baru saja sembuh jadi seharusnya dia memang lebih banyak istirahat di kamar.

Ayah jangan percaya dengan wajah memelasnya, dia itu aslinya sudah sangat sehat dan kuat.

Jangan kamu perjelas, nanti kami semua lebih penasaran sekuat apa Zai ucap Bryan sambil tertawa puas ke adik sepupunya.

Kamu jangan berpikiran yang aneh.

Lah, kamu pikir maksud aku apa.

Sudah, sudah sebesar ini kalian berdua masih seperti anak kecil.

Bryan ni yah.

Ih, kenapa aku. Dahlah, aku mau nyari cewek cantik saja di pantai.

Ayah jangan ajak dia mancing nanti, aku malas melihat Bryan.

Bryan sudah sana, sudah besar2 masih juga suka cekcok.

Zai tertawa melihat Feby yang terlihat sangat manja dengan keluarganya. Padahal kalau dengannya, dia terlihat sangat dewasa.

Kamu kenapa ketawa ucap Feby ke Zai.

Aku menyukai dirimu yang seperti ini ucap Zai sambil memeluk Feby.

Ayah selalu saja memanjakan Bryan, yang anak ayah aku apa dia.

Sudah kamu sapa dulu mertuamu, malu dilihati keluarga Zai nanti.

Mereka juga belum tentu ngerti bahasa kita ucap Feby kesal ke ayahnya.

Zai, segera bawa istrimu. Kalau tidak sebentar lagi dia akan meminta ayah membawa Bryan ke sini dan menghukumnya ucap ibunya.

Ayo sayang ucap Zai sambil tertawa melihat ekspresi Feby. Ini kali pertama dia melihat Feby yang seperti ini, yang sesuai kodratnya anak tunggal.

Kalau kamu masih tertawa, aku kembali ke kamar saja.

Zai langsung menutup mulutnya, aku tidak menertawakanmu sayang.

Terus kau menertawakan siapa lagi?

Aku menertawakan diriku ucap Zai cepat.

Sudah ya, tapi aku suka kamu yang manja seperti itu. Kenapa kamu tidak bersifat manja seperti itu kepadaku.

Yakin kamu bisa mengatasinya ucap Bryan yang masuk kembali keruangan karena hp nya tinggal.

Feby langsung memukul Bryan dari belakang, ngomong satu kata lagi aku lempar kamu dari balkon ke bawah ucap Feby.

Zai langsung memeluk Feby. Sayang, disini banyak orang. Apa perlu aku minta Steve menghilangkannya gurau Zai.

Feby langsung berbalik kearahnya. Ternyata kamu sangat menakutkan Ai ucap Feby. Walau aku tidak akur sama Bryan tapi dia adalah kakak sepupuku.

Tadi kamu mau melemparnya dari Balkon, bukan kah itu juga menakutkan.

Ya, tapi hanya boleh aku yang menyingkirkannya. Yang lain tidak boleh ucap Feby ke Zai.

Baiklah, ayo ayah sudah menunggu kita. Segera menarik tangan Feby ke arah tempat duduk keluarganya

Bryan yang masih merasakan sakit punggungnya di pukul oleh Feby, menggosok punggungnya dan segera bergegas keluar dari ruangan itu setelah mengambil hp nya di atas meja.

Ayah dan Ibu Feby hanya menggelengkan kepalanya melihat perbuatan anak gadisnya seperti itu.