webnovel

CEO Dadakan

Kenyataan pahit harus ditinggal oleh Ayahnya membuat Imelda harus menerima kenyataan, meninggalkan masa mudanya untuk berjuang mempertahankan perusahaan Ayahnya... Perusahaan ini satu2nya mimpi terbesar ayahnya, ketika ayahnya meninggal, perusahaan sedang dimasa krisisnya, Imelda yang masih sangat mudah dan belum berpengalaman harus berjuang mempertahankan satu2nya mimpi ayahnya...

msarie · Fantasy
Not enough ratings
251 Chs

Hari Pertama

Putra terbangun mendengar alarm di meja samping sofanya. Dilihatnya Imelda sudah tidak ada ditempat tidur, diperiksanya ke kamar mandi dan ternyata kosong. Putra membuka pintu kamar dan melihat Imelda sedang membuat sesuatu.

Kamu sudah bangun Puku? Cepat siap2, setengah jam lagi Pak Asep dan Zepri akan menjemput kita.

Apa yang kamu lakukan?

Aku membuat sandwich dan kopi untukmu. Sana mandi, setelah itu kita berangkat.

Tapi?

Kamu tidak biasa makan pagi kan? Aku sudah tau! Ini aku sudah masukkan beberapa kedalam kotak ini, kamu bisa makan ketika kita diperjalanan.

Baiklah jawab Putra dan langsung membalikkan badannya! Padahalkan maksudku, kita bisa sarapan d lounge bandara. Kenapa dia repot2 bangun sepagi ini sekedar membuat sandwich. Gumam Putra sambil kembali ke kamarnya. Putra bersiap-siap dan sudah memikirkan untuk membicarakan masalah Zai dan Zain sebelum mereka berangkat. Dia tidak ingin kalau seandainya Imelda akan marah jika tau ketika di bandara terkait tiket yang dibeli oleh Chan atas nama Tari dan dirinya lagi.

Putra menggunakan Kaos Hitam dan Celana Jeans Pendek, dia membawa tas kecil selempang di badannya serta mendukung tas ransel.

Banyak sekali tasnya Puku, apa isinya?

Tidak ada, ini hanya handphone dan dompet. Tas ini akan aku masukkan di ransel nanti, aku hanya ingin memeriksanya sebelum berangkat.

Kamu membawa laptop? ketika kita bulan madu!

Aku harus selalu siap jika ada hal yang harus diperiksa Iku, kamu tenang saja. Aku akan memastikan 75% waktu kita adalah jalan2.

Berarti 25% nya kamu kerja?

Tidak, 25% nya lain2. Termasuk makan, tidur dan ke toilet jawab Putra.

Baiklah Tuan Putra jawab Imelda. Kamu memang selalu bisa mengelak jawab Imelda.

Iku ada yang mau aku beritahukan padamu.

He eh... Sepertinya serius melihat dari raut mukamu!

Ya, bisa dikatakan akan mengganggu suasana hatimu sedikit jawab Putra.

Cepat katakan, aku betul2 penasaran.

Semalam Paman Anggo mengatakan bahwa dia mendapat informasi dari temannya di perhubungan bahwa ada penumpang atas nama Zai Noer dan Zain Noer hari ini ke Indonesia.

Dokter Zain dan Zai? Kenapa mereka ke Indonesia?

Ya, dugaan sementara untuk mencari mu. semalam aku sudah menelepon Chan untuk mengatur keberangkatan kita hari ini. Kita akan berangkat menukar tiket seperti waktu itu tapi kali ini kita akan ke Lombok dulu lalu Bali. Dan Chan akan langsung ke Bali Aku sudah mengatur semuanya, kamu tenang saja.

Entah kenapa aku sebenarnya tidak pernah takut sama Zai. Senekad apa pun Zai tapi dia selalu baik di depanku. Kalau pun sampai waktunya dia bisa menemukan kita. Aku akan menghadapinya. Kamu tenang saja.

Jika sampai waktunya dia menemukanmu dan kamu tidak sedang denganku. Aku ingin kamu langsung memberi tahuku. Oh ya, kamu masih memakai Kalung yang aku berikan kan?

Imelda menarik kalung dari lehernya.

Duduk sini ucap Putra.

Dia mengeluarkan sesuatu dari ranselnya. Aku membelikan mu sesuatu kemarin. Maafkan aku Iku, di jam ini ada Chip GPS nya. Aku harap ini tidak akan hilang. Setidaknya aku bisa tau dimana kamu jika terjadi sesuatu padamu.

Baiklah, aku akan memastikan bahwa tidak lupa memakai jam ini. Sebenarnya ini hanya pengamanan berlapis di Imelda. Jam itu tidak hanya ada alat pelacak tapi Putra bisa mendengar pembicaraan ketika Imelda memakainya karena Putra sudah memasang GPS di perhiasan Imelda bahkan sampai ke cincin pernikahan mereka.

Seseorang memencet bel dan Putra melihat ternyata Zepri sudah datang. Putra membukakan Pintu dan menyuruh Zepri mengambil koper mereka di kamar. Imelda menyodorkan kopi yang dibuatnya tadi agar diminum oleh Putra dan mereka segera berangkat menuju Bandara.

Putra merubah rencana mereka berangkat ke Lombok dengan menukar tiket Chan dan Tari menjadi mereka dan mereka melakukan penerbangan ke Bali menukar tiket dengan bantuan teman Chan sehingga jika ada yang mencari atas nama Chan maka tidak akan ada menuju Bali. Putra yakin Zai sudah tau tentang cara mereka pulang kemarin. Sedangkan tari dan Chan ke Bali dengan merubah tiket atas nama temannya Taru. Semua sudah dipersiapkan Putra dari kemarin karena Putra harus memastikan tujua Dokter Zain dan Zai ke Indonesia sebenarnya baru dia akan memutuskan bagaimana bersikap pada mereka. Putra bahkan sudah menyiapkan keberangkatan Imelda ke Kanada seandainya suasana di Indonesia sudah tidak kondusif untuknya. Setidaknya di Kanada dan Jerman dia memiliki beberapa teman untuk menjaga Imelda selama di sana.

Chan sudah mengatur semuanya bahkan semua bagasi sudah di urus oleh Zepri dan dirinya. Putra dan Imelda menunggu di mobil sampai waktu untuk boarding dibuka. Chan memastikan semua orang sudah masuk ke pesawat baru Putra dan Imelda menaiki pesawat.

So thank you Bang Chan, see you ucap Imelda...

Putra membisikkan beberapa hal pada Chan sebelum menyusul langkah Imelda.

Eh boys, kita akan ketemu nanti Siang... Jangan Melow karena berpisah pesawat...

Imelda berbalik dan menarik lengan Putra, ayo jangan membuat penumpang lain menunggu kita... Aku tidak suka diperlakukan berlebihan seperti ini. Putra terpaksa menuruti langkah Imelda sambil menunjukkan handphone pada Chan...

Chan hanya tertawa terbahak-bahak...

Kena batunya kamu Put, dulu jangan kan berpegangan tangan. Merangkul Nita saja kamu gemetar. Gumam Chan...

Putra menyuruh Imelda melanjutkan tidurnya, dan setibanya di Lombok Putra dan Imelda diantar langsung menuju keruangan khusus dan seorang datang merangkul Putra lalu menyerahkan dua lembar tiket. Mereka terlihat sangat dekat, mereka bicara dan bercanda lalu orang tersebut mengangkat sebuah telepon dan keluar meninggalkan mereka.

Itu temanmu?

Bukan! Tapi temannya Chan...

Tapi kalian terlihat dekat?

Sudah ku katakan bahwa aku dan Chan sering travelling bersama kan, makanya aku hampir 90% mengenal teman2 Chan.

Kenapa tidak kamu katakan 100%? toh aku pun tidak akan tau juga...

Karena 10% nya adalah teman2 wanita yang mengelilinginya jawab Putra santai...

Tiba2 muka Imelda merah padam karena mendengar jawaban Putra...

Kenapa diam?

Tidak apa2! Imelda merasa gugup tiba2...

Kita masih punya waktu 3 jam lagi ujar Putra, tapi kita tidak bisa kemana-mana karena kita berdua tidak boleh terlihat sama sekali.

Aku paham ujar Imelda ke Putra, dia sudah menyiapkan sebuah buku untuk dibaca selama menunggu pesawat selanjutnya ke Bali.

Teman Chan datang dan menggiring mereka menuju pesawat. Setelah berpamitan dan mengucapkan banyak terima kasih. Putra dan Imelda terbang menuju ke Bali.

Chan dan Tari sudah menunggu mereka d airport. Putra merasa lega setidaknya perjalanan mereka hari ini tanpa hambatan dan sesuai rencana. Mereka sengaja menginap di daerah Kuta biar Imelda bisa langsung melihat ke Laut. Putra menyiapkan kamar yang memiliki view Pantai Kuta. Siapa tau Imelda bisa mengingat sesuatu tentang kejadian hari itu dan masa kecilnya dulu. Bahkan Chan sudah mencari psikolog terbaik di kota itu, jika sesuatu hal terjadi pada Imelda. Putra bahkan sudah membawa pasport Imelda jika tiba2 mereka harus membawanya ke luar negeri lagi.