webnovel

CEO Dadakan

Kenyataan pahit harus ditinggal oleh Ayahnya membuat Imelda harus menerima kenyataan, meninggalkan masa mudanya untuk berjuang mempertahankan perusahaan Ayahnya... Perusahaan ini satu2nya mimpi terbesar ayahnya, ketika ayahnya meninggal, perusahaan sedang dimasa krisisnya, Imelda yang masih sangat mudah dan belum berpengalaman harus berjuang mempertahankan satu2nya mimpi ayahnya...

msarie · Fantasy
Not enough ratings
251 Chs

Harapan

Putra terduduk di ruang tunggu ICU, dia masih memikirkan pilihan apa yang akan diambilnya. Ini benar-benar tidak mudah baginya. Keputusannya sangat beresiko, haruskah dia memaksa Imelda merelakan anak mereka. Tapi jika itu terjadi, Imelda pasti sangat membencinya. Membiarkan Imelda mengandung anak itu pun akan membuat Imelda mengalami kesulitan. Bahkan bisa saja pengentalan darahnya membuat Imelda sesak nafas dan berakhir gagal jantung.

Put, kamu kapan mau menemui Imelda? Jam kunjungan akan segera berakhir tanya Chan.

Aku masih belum yakin dengan pilihan ku Chan!

Sebenarnya menurutku dengarkan apa kata hatimu saja. Bukan kah dari awal menikah, kamu mengatakan tujuanmu hanya ingin membuat Imelda bahagia? Maka biarkan Imelda yang memilihnya bukan kamu. Tujuanmu hanya membahagiakan Imelda, dan membahagiakan seseorang itu tidak hanya tentang apa yang kamu lakukan tapi apa yang bisa kamu berikan untuknya.

Putra teringat kata-kata Daniel, bahwa selama ini kamu tidak benar-benar tau tentang Imelda Selama ini Putra hanya memilihkan dan melakukan yang terbaik tanpa menanyakan pada Imelda apa yang terbaik menurutnya.

Putra berdiri dan menepuk pundak Chan, aku akan masuk sekarang! Terima kasih bro...

Putra bersiap memakai baju ganti dan masuk keruangan ICU, dilihatnya Zai sedang mengupaskan buah untuk Imelda.

Puku, Imelda kaget melihat Putra yang tiba-tiba berjalan ke arahnya.

Zai berdiri dan menepuk tangan Imelda. Kamu bicara dulu sama bang Putra ya, aku akan menunggu di luar.

Tapi... Bang Zai... Zai tersenyum dan menganggukan kepala menandakan bahwa semua baik-baik saja.

Putra duduk di samping Imelda.

Maafkan aku Iku, aku tidak bilang padamu bahwa akan datang.

Apakah kamu tau semuanya Puku?

Ya!! Aku sudah tau semuanya. Maafkan aku sampai membuatmu menderita begini.

Ini bukan salahmu Puku, aku yang ingin mempertahankan anak ini, aku yang ingin memilikinya. Aku tau kamu masih belum yakin, tapi aku sudah yakin pada keputusanku.

Maafkan aku Iku karena tidak percaya pada perasaanmu, maafkan aku karena terlalu egois sehingga tidak pernah mau tau tentang keinginanmu. Aku berani bersumpah, selama ini aku hanya ingin kamu mendapatkan yang terbaik. Aku tidak bermaksud mengaturmu bahkan membatasi dirimu dari duniamu, aku hanya ingin kamu merasa aman dan nyaman selama menjadi istriku serta fokus menyelesaikan pendidikanmu.

Tidak Puku, aku tidak pernah merasa kamu membatasi ruang gerakku. Aku berterima kasih karena kamu sangat menjagaku dan melindungiku. Tidak pernah terbersit bahwa aku tidak bahagia bersamamu. Bahkan semenjak bersamamu aku bisa merasakan tidur dengan nyenyak dan tidak dihantui mimpi masa lalu, rasa ketakutan dan penyesalan. Kalau ada keputusan yang tidak pernah aku sesali selama hidupku adalah memintamu menjadi suamiku.

Putra memeluk Imelda dengan erat, aku mencintaimu Iku dengan seluruh jiwa dan ragaku. Aku benar-benar takut kehilanganmu.

Aku juga sangat mencintaimu Puku dengan hidupku. Tidak pernah terbersit di pikiranku untuk meninggalkanmu.

Tapi kamu memilih meninggalkanku demi anak dikandunganmu.

Aku tidak akan meninggalkanmu, tapi aku juga tidak ingin anak ini menjadi bebanmu dan mengganggu pikiranmu. Aku tau kamu belum siap untuk punya anak, makanya aku memilih membawanya ke sini.

Tapi...

Imelda melepas pelukan Putra padanya.

Puku, aku akan tetap mempertahankannya, dimana ada harapan maka di situ akan ada usaha. Aku tidak akan menyerah.

Iku, tapi ini bukan hal yang mudah.

Aku tau Puku, asalkan kalian semua bersama ku. Aku yakin aku akan sanggup menjalaninya.

Baiklah!! Aku akan mengikuti keputusanmu, tapi dengan syarat kamu tidak boleh melarangku untuk mendampingimu.

Puku, kamu harus mengurus perusahaan. Dan aku sudah tidak bisa terbang kembali ke Indonesia. Duduk lama menyebabkan pengentalan darahnya lebih parah, dan penerbangan bisa sampai 15 jam. Aku akan melahirkan di sini. Ada Ibu, Bang Zai dan Bang Zain mendampingiku. Bahkan Bang Zain menyiapkan dokter terbaik di sini. Di sini adalah pilihan terbaik. Kamu bisa mengunjungiku ketika pekerjaanmu lagi senggang.

Tapi aku ingin menjagamu setiap hari dan mendampingimu selama kehamilan ini, itu juga merupakan tanggungjawab untukku.

Puku, aku tau kamu bukan lelaki yang akan melepaskan tanggungjawab. Anak kita juga tau, bahwa kami adalah prioritas utamamu. Tapi kamu harus mengurus AGC, jadi kami akan menunggumu di sini. Jangan merasa bersalah karena rumah sakit di sini merupakan yang terbaik untukku.

Putra hanya bisa menarik nafas panjang, karena bagaimana pun ini sudah terjadi. Kalau saja dia tidak mengatakan belum mau mempunyai anak, mungkin Imelda tidak akan melangkah sejauh ini. Semua sudah terjadi, sekarang dia cukup fokus ke kesehatan Imelda dan anaknya saja.

Kapan kamu datang Puku?

Tadi pagi!! Aku naik pesawat Jam 06 kemarin bersama Dave dan Chan.

Ada mereka juga?

Ya!! Mereka bilang, tidak percaya jika harus meninggalkan ku sendiri menyusulmu ke sini.

Tapi bagaimana kamu bisa tau? Apakah Zepri melaporkan aku sakit?

Tidak!! Pada hari keberangkatanmu, kami melihat Layan dan Daniel di bandara. Aku mencurigai dia mau mengambil kesempatan untuk mendekatimu selama kamu di Jerman. Tapi setelah kami berbicara dengan Layan ternyata keberangkatannya karena bertemu denganmu di Rumah Sakit. Jadi aku dibantu Daniel dan Chan mencari informasi tentang aktivitasmu seminggu terakhir. Bahkan kamu sampai mengatur Pak Bambang dan Bibik ya ucap Putra.

Itu semua di buat Kak Zai, ketika dia datang melihat keadaanku.

Kapan mereka tau?

Ketika pesta pernikahan kita, aku mengalami sakit kepala. Kak Lulu dan Bang Zain membantu memeriksa keadaanku, pada saat itu mereka langsung tau bahwa aku hamil.

Pantas saja mereka sangat aneh ketika aku datang!! Ternyata mereka memang selalu berada di pihakmu, bahkan Lulu pun mengkhianati orang yang membesarkannya ujar Putra sambil tertawa. Aku ingin tau mimik muka Chan jika tau soal ini.

Sudahlah Puku, kasian sama Lulu. Dia berada di posisi yang sulit antara Bang Zain dan Kak Chan. Bang Zai dan Zain juga sulit meyakinkannya .

Bagaimana kamu tau jika aku hamil? Daniel yang mengatakannya?

Mana mungkin, bahkan jika rencanamu lancar bisa saja dia mengatakan bahwa ini adalah anaknya jawab Putra kesal.

Puku, mana mungkin aku mengkhianatimu.

Putra tertawa maafkan aku Iku. Daniel itu selalu sok tau segalanya tentangmu. Dan dia selalu percaya diri dengan ucapannya. Itu yang membuat aku sering kesal.

Imelda tertawa, dia memang selalu percaya diri.

Apakah kamu mulai mengingatnya?

Tidak, aku hanya yakin karena dia masih saja yakin bahwa masih ada tentang dirinya di diriku. Padahal yang tau tentang diriku adalah diriku bukan orang lain. Apa lagi pada saat itu usiaku masih sangat kecil, bisa-bisanya dia meyakini permainan anak-anak seusia itu.

Putra tertawa melihat kekesalan istrinya itu. Bagaimana kondisimu sekarang?

Aku sudah lumayan walaupun masih mual sekali-kali.

Apakah sungguh menyakitkan Iku?

Tidak, bahkan aku sangat menikmati prosesnya.

Bukankah kamu sampai tidak bisa makan apa-apa, dan badanmu sungguh kurus.

Hem... tapi aku senang karena anak kita tumbuh dengan baik sampai hari ini, Imelda mengelus perutnya.

Aku ingin berbicara padanya!

Imelda menganggukan kepalanya.

Nak, maafkan karena Daddy tidak tau soal dirimu 2, 5 bulan ini. Kamu harus jadi anak yang baik ya, jangan ganggu mommy. Kami akan selalu menyayangimu, mulai hari ini daddy akan selalu menjaga kamu dan mommy. Kamu harus tumbuh dengan sehat ya nak!! Putra mengelus perut Imelda dan meneteskan air mata. Bagaimana mungkin dia tidak menginginkan anaknya, sedangkan jelas dia sangat mencintai Imelda. Bahkan jika dia ingin memiliki anak pun tidak ada wanita yang pantas mengandung anaknya selain Imelda.