"Ada apa, Lena? Apakah ini terlalu pedas? Haruskah aku memesan rasa lain?" tanya Ronald saat memperhatikan bagaimana gadis berbibir merah di hadapannya berulang kali mengisap udara lewat mulut.
Sambil berusaha mengendalikan ekspresi, Lena mengibas-ngibaskan tangan di depan wajah dan tertawa sebisanya. "Tidak. Ini saja tidak apa-apa. Aku memang perlu berlatih makan makanan pedas."
"Ck, seharusnya aku memesan level rendah saja. Kukira kau juga suka makanan pedas," gumam Ronald sembari mengernyitkan dahi. Penyesalan terpancar nyata dari matanya.
"Aku sungguh tidak apa-apa, Ronald. Kau tidak perlu merasa bersalah," angguk Lena, masih mencoba untuk mempertahankan senyuman.
Sedetik kemudian, sang pria menyodorkan segelas soda kepada Lena. "Minumlah."
"Terima kasih." Tanpa malu-malu lagi, sang gadis menenggak minuman dingin itu. Kerongkongannya sudah terlalu membara.
"Apakah terasa lebih baik?" tanya Ronald, hati-hati.