“Kenapa Anda tidak menghampiri mereka, Nona? Bukankah jika Anda berada di sana, kecurigaan bisa diluruskan?” ucap sang sopir memperjelas pertanyaan.
Setelah mengakhiri perenungan, Mia tiba-tiba mengembuskan tawa hambar. “Itu sia-sia, Pak. Kehadiran saya tidak akan mengubah apa-apa,” sahutnya sembari menggeleng samar.
“Kenapa?” tanya sang sopir dengan nada menanjak.
“Karena mustahil saya bisa mengalahkan perempuan itu. Dia terlalu sempurna. Saya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan dia,” terang sang gadis sebelum tertunduk menyimpan penyesalan.
“Apakah Anda dan wanita itu sedang bersaing?”
Mendapat pertanyaan semacam itu, Mia kembali memelihara hening. Sambil berkedip-kedip, ia menerungkan kata-kata sang sopir.
“Anda mengatakan tidak bisa mengalahkan wanita itu. Bukankah itu berarti, kalian sedang bersaing? Ataukah ... saya sudah salah memahami?” tanya pria tua itu lagi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com