Setibanya di rumah Herbert, seorang bayi berjas hitam langsung berlari masuk. Begitu melewati pintu, ia mengangkat kedua tangan dan berseru, “Boo!”
Sedetik kemudian, Cayden hanya mendapati ruang kosong. Namun, bukannya menampakkan kesedihan, ia malah tertawa kecil dan mempercepat langkah. Pangeran Kecil mengira bahwa sang kakek sedang menunggu di ruang tengah. Bayi lugu itu tidak mengerti bahwa Herbert tidak akan bisa menyambutnya lagi. Dengan penuh semangat, ia melaju dan mengulangi kejutan.
“Boo!”
Menyadari sang kakek juga tidak berada di sana, alis Pangeran Kecil sontak terangkat. Kebingungan mulai menggeser semangatnya. Sambil berkedip lambat, Cayden berputar menghadap orang tuanya. “Em ... pa?”
Mendengar pertanyaan yang penuh kerinduan, Max dan Gabriella sontak saling menatap. Setelah membaca kesedihan yang sama, sang wanita pun mendesah samar. Sambil menahan duka di balik kerut alis, ia berlutut menghadap putranya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com