Denting piano mulai mengalun indah, bersiap menyambut kehadiran mempelai wanita. Akan tetapi, pintu utama tidak kunjung dibuka. Bayi mungil yang mengenakan jas biru dan dasi kupu-kupu masih berdiri menghalangi jalan masuk. Bibirnya mengerucut, sedangkan alisnya berkerut. Dengan tatapan memelas, ia melihat ke arah orang tuanya yang menunggu di tepi karpet.
“Kurasa Cayden takut,” bisik Max kepada sang istri.
“Ya. Sepertinya, ia tertekan karena semua mata memandangnya,” gumam Gabriella sebelum mendesah samar. Sedetik kemudian, ia menghampiri sang putra dan berlutut. “Ada apa, Pangeran Kecil?”
Masih dengan keranjang kecil berisi kelopak bunga di tangannya, sang bayi masuk ke dekapan sang ibu. Air mata mulai membentuk butiran di tepi pelupuk.
“Apakah kau takut?” bisik Gabriella seraya mengusap rambut yang telah disisir licin.
“Yayayaya ...” oceh Cayden sendu sembari memperdalam kerut alis.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com