“Hei, Pangeran Kecil, apakah kau masih belum mengantuk? Kau sudah berjam-jam tidak istirahat. Sekarang lebih baik kau tidur,” celetuk Max sambil menepuk-nepuk popok empuk putranya.
Alih-alih menanggapi, Cayden Evans hanya berkedip-kedip. Ia masih betah menyandarkan diri di atas perut Gabriella. Kedua tangan mungilnya bahkan enggan melepas baju yang dikenakan sang ibu.
“Biarkan saja, Max,” desah sang wanita seraya melirik dengan senyum yang penuh makna. “Pangeran Kecil pasti sangat merindukanku. Dia takut jika kami terpisah lagi. Jadi, wajar saja jika dia ingin menikmati setiap detiknya bersamaku.”
“Lalu, bagaimana denganku? Kau sudah berjanji akan menyuguhkan makan malam yang lezat untukku,” ambek sang pria, terdengar seperti anak kecil.
Mengetahui bahwa sang suami sengaja melebih-lebihkan ekspresi, Gabriella otomatis tertawa samar. Sedetik kemudian, ia mengelus pipi pria yang agak pucat itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com