“Tolong jangan membohongiku. Aku tahu, kau mengatakan itu hanya untuk menahanku agar tidak pergi,” ucap Gabriella seraya mengepalkan tangan.
Mendengarkan penyangkalan itu, kekesalan Max tak dapat lagi diredam. Sembari mencengkeram lengan sang wanita, ia menunjukkan keseriusan lewat matanya.
“Aku benar-benar mencintaimu. Untuk apa aku menahanmu jika tidak ada rasa itu?”
Bibir Gabriella bergetar sejenak. “Untuk dijadikan pelampiasan jika memang tidak ada yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan jabatan.”
Napas Max seketika kembali menderu. Ia sadar bahwa kepala wanita di hadapannya lebih keras dari batu. Perdebatan hanya akan menyia-nyiakan waktu.
“Terserah kau mau percaya atau tidak. Kau harus tetap ikut denganku.”
Tanpa basa-basi, sang pria mengunci pergelangan tangan istrinya. Selagi Gabriella kembali meronta, ia berjalan cepat membawa wanita itu menuju mobil.
“Hentikan, Max! Lepaskan aku!”
Support your favorite authors and translators in webnovel.com