Sekeras apa pun Max memaksa untuk menemukan solusi, usahanya tetap gagal. Hati dan logika tidak berjalan searah. Ia tidak mungkin mengorbankan Gabriella, tetapi tidak mau kehilangan Quebracha.
Malangnya, belum sempat otak menelurkan ide, sang istri telah berlari. Keterkejutan otomatis menyentak kesadaran sang CEO.
“Gaby,” cegah pria itu sembari berusaha menangkap pergelangan tangan istrinya.
Akan tetapi, sang wanita bergerak secepat angin. Tangan Max hanya berhasil menggapai udara.
Melihat punggung sang istri menjauh, hati pria itu mendadak hampa. Selang satu embusan napas pasrah, ia pun ikut keluar dari ruangan.
“Gaby,” panggil Max ketika ia hampir menyusul.
Alih-alih menjawab, sang wanita terus berlari menuju jalan. Ia tidak peduli dengan pria yang melangkah semakin cepat di balik punggungnya.
“Gabriella!” Max akhirnya berhasil mendapatkan siku tangan sang istri. Namun sedetik kemudian, wanita itu menyentak lengannya dan meloloskan diri.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com