“Tentu saja bukan,” sanggah Max dengan nada kesal.
“Lalu, beri aku pilihan lain. Bagaimana dengan memijat? Bukankah pundakmu sering pegal?”
Sang CEO mulai memutar bola mata. Selang beberapa saat, ia memberikan boneka beruang kutub itu kepada Gabriella. “Sekarang, tepati janjimu!”
Dalam sekejap, mata Gabriella berkaca-kaca memperhatikan pemberian orang tuanya. Setelah membelai boneka itu dengan lembut, ia memeluknya dengan mata terpejam. Setetes air mata mengalir saat ia menghela napas dari tenggorokannya yang mendadak gersang.
“Aku sangat merindukanmu,” gumamnya sukses menyentuh hati Max.
“Jadi, aku berhasil mengobati kerinduanmu?” tanya pria itu setengah berbisik.
“Ya,” desah Gabriella seraya menatap sang CEO setulus hati. “Terima kasih.”
Sebisa mungkin, Max menahan bibirnya agar tidak melengkung.
“Kalau begitu, pijat aku sekarang!”
“Ya,” angguk sang gadis sambil mendekap Snowy dengan erat.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com