webnovel

Kelahiran Kembali

Sembilan bulan kemudian~

"Hahaha …, jadi seperti itu, ya? Tidak aku sangka kamu memiliki pengalaman seperti itu juga," Kyuubi tertawa dengan senangnya.

"Benar, benar. Dulu saat Noctis menjadi guru di sekolahku, aku melemparinya dengan sebuah kue ketika dia masuk ke dalam kelas. Yah semua yang ada di sana tidak ada yang berani tertawa, tapi aku menertawakannya dengan sangat keras," Elena menceritakan sedikit dari sekian banyak kisahnya dari dunia sebelumnya.

Hubungan antara keduanya sudah menjadi sangat dekat selama 9 bulan ini. Walau ada sebuah pembatas di antara mereka berdua, namun itu sama sekali tidak mengganggu keduanya dalam berkomunikasi. Selama 9 bulan ini juga, Kyuubi sudah curhat berbagai masalah yang dihadapinya selama hidupnya.

Setelah keriangan yang terjadi pada mereka berdua, Elena kemudian diam dan mengatakan, "Hmm, sebenarnya aku sudah menyadari ini sejak lama, sih. Tapi menurutku, aku akan memiliki saudara kembar ketika aku lahir."

"Saudara kembar, kah? Aku tidak tahu apa yang akan kamu lakukan dengannya, tapi jangan lupakan aku jika kamu sudah keluar, ya?" minta Kurama.

"Tentu saja, Kurama. Kamu ini sudah menjadi teman bicaraku selama 9 bulan ini." Elena mengacungkan jempolnya pada Kuram. "Jika bukan Karena kamu, aku akan menjadi gila karena terus-menerus diam di tempat gelap. Aku tidak tahu bagaimana kamu bisa tetap memiliki akal sehat selama 9 bulan ini, tapi itu harus aku anggap sebagai pencapaiannya yang hebat."

*Rumble… Rumble… rumble…

Ruangan di dalam sana mulai bergetar dan bergemuruh. Keduanya masih terlihat tenang-tenang saja tanpa khawatir, keduanya memang sudah tahu apa yang terjadi, sih.

"Oke, Kurama. Ini sudah saatnya aku untuk keluar." Elena melambaikan tangannya dan tersenyum, berniat pergi dengan gaya.

"Fumu, semoga menjalani selamat di dunia Shinobi yang kejam ini. Aku akan berusaha lari ketika segelnya melemah, jika itu takdir kita akan bertemu lagi," balas Kurama.

.

.

.

Setelah beberapa saat, suasana cukup tenang bagi Elena, dia masih belum mengetahui apa yang sedang terjadi di luar. Sederhananya, fungsi tubuh Elena masih belum sepenuhnya berfungsi dan hanya bisa merasakan hal-hal samar.

Walaupun samar, Elena mampu merasakan sekitarnya. Dalam perasaan samar itu, dia merasakan jika tubuhnya dilemparkan dan melayang di udara.

'Woy! Apa-apaan ini! Siapa yang berani melemparkan bayi di sini!' teriak Elena dalam benaknya.

Bukan karena dia tidak berani meneriakkannya, namun karena dia benar-benar masih belum bisa berteriak karena bayi. Jika saja dia bisa berteriak, maka dia sudah meneriakkannya keras-keras atas kekesalannya.

Dalam waktu yang singkat, Elena berhasil ditangkap oleh sesuatu. Dia masih belum yakin apa itu, namun itu pastinya merupakan sebuah hal baik karena dia tidak harus mati setelah lahir.

'Good job! Siapapun itu! Walau harus aku akui ini cukup kasar, tapi ini cukup bagus untuk menangkap seorang bayi.'

*Cring…

Elena selanjutnya dibawa berteleportasi ke suatu tempat. Dia tidak yakin kemana karena tidak bisa melihat, tapi dia cukup kesal akan hal ini.

'Are you kidding with me? Aku masihlah seorang bayi di sini! Membawa bayi berteleportasi sedikit terlalu berlebihan karena tubuh bayi yang lemah, Keparat!'

Untuk beberapa saat ke depan, Elena masih tenang-tenang saja dan tidak merasakan pergerakan tambahan. Masih damai, tak ada pergerakan, dan tidak ada ancaman.

'Fumu, fumu, ini hal bagus untuk membiarkan bayi beristirahat. Seharusnya kalian melakukan hal seperti ini sejak tadi.' Elena mengangguk-angguk di dalam pikirannya.

*Cring…

Elena kembali dibawa berteleportasi ke tempat lain lagi. Kedamaian yang dirasakannya hanya dalam waktu yang sangat-sangat singkat.

"Dah, lah! Aku mau mengumpat, tapi takut dosa. Kalau nanti masuk neraka, kemampuan pindah dimensi Noctis akan sulit untuk membawaku. Yah, sebenarnya dia memang tidak bisa mengakses dimensi itu, sih, Te~ he~,' Merasa lelah karena mengumpat, Elena malah bercanda di sutuasi ini.

Mata Elena terbuka dalam celah yang sangat sipit. Dia hampir tidak dapat melihat apapun yang ada di luar, namun masih dapat mengetahuinya dari cahaya redup yang masuk ke matanya.

'Hmm? Apa itu? Apakah itu Kurama? Lalu kedua orang ini pastinya adalah ayah dan ibuku, 'kan?' penglihatan tentang Minato dan Kushina terlihat di mata Elena.

'Woy! Woy! Kurama, apa yang kamu lakukan pada mereka! Sebenarnya aku tidak terlalu peduli, sih. Tapi tetap saja, apa yang kamu lakukan pada mereka berdua!" Tepat di depan mata Elena, dia melihat Kurama yang menusuk Minato dan Kushina dengan salah satu cakarnya.

Elena tidak dapat melihat Kurama dengan jelas, tetapi dia dapat mengetahui jika saat ini Kurama sedang dililit oleh rantai yang berasal dari punggung kushina.

*Sss…

Tubuh Kurama kemudian berangsur-angsur mengecil, kemudian menjadi menghilang perlahan-lahan.

'Apa yang kamu lakukan Kurama! Kenapa makhluk sebesar gaban seperti kamu bisa kalah hanya karena dua orang! Apa kamu tidak ingin keluar dan bermain-main di alam liar! Seharusnya, kamu ….'

Kemudian, Elena merasakan kantuk yang sangat berat menerpanya. Tanpa bisa memberikan perlawanan, dia akhirnya diam dan tertidur seketika itu juga.

.

.

.

.

.

"Apa? Kenapa kamu melihatku dengan tatapan seperti itu, Elena?" tanya Kurama yang merasa tidak terima atas tatapan Elena yang diarahkan padanya.

"Tidak, tidak, aku hanya tidak percaya rubah raksasa seperti kamu bisa dikalahkan oleh dua orang manusia." Elena menggelengkan kepalanya dan lanjut menatap datar Kurama menggunakan tatapan yang meminta penjelasan.

Singkat cerita, saat ini mereka berdua bertemu kembali. Namun mereka bukan berada di alam bawah sadar Kushina, mereka berdua berada di alam bawah sadar Elene yang saat ini sudah menjadi Jinchuriki dari Kurama.

"Sinyalku ngebag, aku tidak bisa bergerak selama beberapa saat! Puas!" jawab Kurama dengan disertai frustasi.

*Stare…

"Di dunia ini tidak ada FF dan Mobile Legends, kamu jangan bercanda," Elena tetap menatap tajam dan datar Kurama, meminta penjelasan yang lebih masuk akal.

"Sigh, baiklah. Bertepatan dengan kamu yang keluar, sosok pria bertopeng muncul ingin menangkapku. Dia akhirnya berhasil mengendalikanku menggunakan Sharingan dan membuatku mengamuk di tengah desa. Setelah aku mendapatkan kendaliku, aku berusaha untuk lari. Tapi akhirnya kedua orang tuamu menghentikan aku dan berhasil menyegel ku ke dalam dirimu. Sekarang kamu sudah puas?" Kurama masih frustasi atas kegagalannya dalam melarikan diri, tetapi setidaknya dia bisa mengendalikan dirinya.

"Sharingan? Aku tidak peduli, sih. Yang lebih penting lagi, tidak aku sangka kita akan bertemu lagi dalam waktu sesingkat ini. Yah, bagusnya aku tidak perlu menjelajah dunia ini sendirian lagi mulai dari sekarang," Elena mulai angkat bicara setelah Kurama selesai menjelaskan cukup panjang.

"Mulai sekarang aku minta bantuannya, Elena. Aku akan memberikan chakra ku jika kamu mau membantuku," ucap Kurama.

"Hmm? Sebenarnya sejak tadi aku sudah merasakannya, entah kenapa aku merasa tubuhmu menjadi lebih kecil dari sebelumnya." Elena mengamati tubuh Kurama dengan seksama.

"Entahlah, mungkin sebagian diriku disegel pada tubuh saudara laki-lakimu. Karena itu caraku sekarang tidak mencapai jumlah terpenuhnya. Tapi bahkan jika aku hanya sebagian, tapi aku tetaplah sangat kuat, kau tahu?" jawab Kurama tidak terlalu peduli.