webnovel

Karavan Dagang di Tengah Hutan (Sebenarnya mau buat bandit lagi, tapi itu akan menjadi monoton serta saya dan Elena terlalu malas menghadapi mereka)

"Ikuti aku!" kata Elena singkat sambil mempercepat langkahnya dan mengambil posisi paling depan.

Mereka berdua mengangguk kepada satu sama lain sebelum mulai mempercepat gerakannya mengikuti Elena. Keduanya masih belum tahu ke mana Elena akan pergi, namun mereka berdua sangat percaya jika tidak akan dibohongi oleh orang yang cukup dekat dengan mereka.

*Srak!* *Srak!* *Tap!*

Setelah menembus beberapa semak-semak, akhirnya mereka berhenti di sebuah dahan pohon. Di depan mereka terdapat sebuah kamp yang dihuni oleh karavan pedagang, dengan mereka yang mengawasi secara diam-diam. Ketiganya masih belum menghampiri mereka, dan memastikan apakah kamp tersebut memiliki orang yang mungkin mengancam mereka atau tidak.

Kamp itu memang hanya dihuni oleh para pedagang, sehingga mereka berasumsi jika mereka tidak akan terlalu berbahaya. Karena itu, mereka lebih fokus dalam mencari bodyguard pedagang-pedagang tersebut yang lebih kuat dan mungkin akan mengancam mereka.

"Bagaimana? Apa kita akan menghampiri mereka?" tanya Elena tanpa mengalihkan pandangannya dari kamp tersebut.

"Apa kamu bisa memahami bahasa mereka?" tanya Anko.

Ketika akan mulai berkomunikasi, tentunya bahasa sangat diperlukan untuk memahami maksud dari tiap-tiap individu yang terlibat dalam komunikasi. Jika Elena menghampiri mereka namun tidak dapat memahami maksud lawan bicaranya, maka tidak akan ada kemajuan dalam posisi mereka.

"Tenang saja, aku memiliki kemampuan yang dapat membuatku dapat mempelajari bahasa dengan cepat. Asalkan mereka berbicara padaku, aku akan langsung dapat mempelajari bahasa mereka," jawab Elene dengan raut muka yang serius.

Salah satu dari puluhan kemampuan cenayang Elena adalah Xenoglossy. Kemampuan ini membuat Elena dapat mempelajarinya bahasa asing dengan cepat, sekalipun dia baru pertama kali melihat atau mendengar bahasa itu. Namun masih dapat keterbatasan dalam kemampuan ini, di mana kemampuan ini tidak bisa menerjemahkan sebuah coretan acak seperti yang ada di jimat Ayaka.

"Silahkan! Kami berdua akan berjaga di sini dan siaga jika terjadi hal buruk padamu." Anko mengeluarkan kunainya.

"Um!" Naruto mengangguk dan mengeluarkan sebilah kunai sama seperti Anko.

Mereka berdua dapat sangat memahami jika situasi ini bukan main-main karena mereka berada di dunia yang berbeda. Walaupun Elena kurang-lebih sudah tahu jika dunia ini memiliki peradaban seperti di bumi pada abad pertengahan, namun dia tidak seceroboh itu untuk menurunkan kewaspadaan, karena di dunia ini pasti ada fenomena magis, sebab ada energi alam yang melimpah.

*Sis!*

Elena menggunakan Shunshin miliknya menghilang dari tempatnya berada dan muncul di bawah pohon dalam suara yang sangat senyap. Dia tidak menggunakan Teleportasi karena itu akan memancarkan berkas cahaya dan membuat para pedagang itu menyadari lokasi mereka.

---

Elena berjalan ke arah kamp pedagang itu dengan sikap yang terlihat santai. Bahkan jika dia harus waspada, namun sikap ramah dan tidak berbahaya diperlukan untuk kesan pertama yang baik. Kalau dia datang dengan mengacungkan senjata, pasti suatu adegan aksi akan ditulis oleh author novel ini.

"Siapa di sana?" tanya seorang pedagang di kamp itu sambil melihat pada Elena.

'Oh, ternyata bahasa di dunia ini sama dengan yang ada di dunia Naruto, ya. Aku tidak mengangka keduanya akan memakai bahasa Jepang. Yah, bahasa apapun tidak masalah karena aku menggunakan kemampuan Xenoglossy yang akan menerjemahkan semuanya menjadi bahasa Indonesia,' batin Elena.

"Aku bukan gadis yang berbahaya, kok. Hanya seorang tentara bayaran yang tersesat," kata Elena sambil mengangkat kedua tangannya yang tanpa sengaja dan membuat senyuman ramah.

"Mana mungkin ada gadis di tempat seperti ini. Penjaga!"

Beberapa orang muncul sambil membawa beberapa senjata. Mereka tidak seragam dengan senjata beragam dari pedang, busur, kapak, tongkat sihir, dan tombak. Dari sini sudah dapat dilihat bahwasanya mereka bukan merupakan prajurit, melainkan lebih seperti tentara bayaran. Jumlah mereka hanya ada 7 dan senjata mereka terlihat … tidak seragam sama sekali? Namun kerja sama mereka mungkin patut untuk diwaspadai.

Memang, sih, melihat seorang gadis di dalam hutan sangat mencurigakan. Lebih mencurigakan lagi, dia memiliki pakaian yang utuh (kalau compang-camping mereka bisa menduga kalau hal buruk terjadi padanya) dan tidak terlihat takut sama sekali. Pasti ada sesuatu yang istimewa dimiliki oleh gadis kecil itu, sehingga dia masih dapat terlihat normal.

Di tambah lagi, Elena menghampiri mereka dengan ekspresi yang ramah. Akan lebih meyakinkan sebagai gadis tersesat karena di tengah hutan yang lebat ini anak-anak normal akan merasa ketakutan akan jalan pulang yang tidak tahu yang mana.

'Dilihat dari model pedangnya dan senjata yang mereka bawa, sepertinya ini adalah dunia sword and magic yang berlatar pada Eropa abad pertengahan. Aku tidak akan merasa terlalu aneh dengan ini, lagi pula aku juga bereinkarnasi ke dunia abad pertengahan dengan nuansa pedang dan sihir di kehidupanku sebelumnya.'

Anko dan Naruto bersiap melemparkan kunai mereka, namun Elena memberikan isyarat dengan memalangkan tangan kanannya. Ini membuat mereka berdua menghentikan tindakan dan kembali berfokus pada situasi jika saja akan mengalami kemungkinan terburuk.

"Tunggu!" Suara dari seorang pria terdengar dari kerumunan kamp tersebut.

Tak lama kemudian, seorang pria paruh-baya muncul untuk menghentikan tindakan semua tentara bayaran. Ia memiliki rambut dan mata kecoklatan, dengan perut yang lumayan gemuk akan tetapi tidak sampai menghambat kemampuan jalannya, ia juga memiliki sebuah kumis dengan waran sama dengan rambutnya.

Dia berjalan ke barisan paling depan dan menghadap pada Elena. Dalam sekali lihat, Elena telah membaca pikiran pria ini dan memastikan jika dia tidak memiliki niat buruk serta tidak ada niat tersembunyi untuk mencelakakan dirinya.

"Aku adalah perwakilan dari serikat dagang ini, namaku adalah Tom Hague (Author membacanya dengan Tom Hughes, tapi terserah kalian ingin membacanya bagaimana). Bisa kamu katakan mengapa dan ada perlu apa kamu datang ke sini?" tanya ramah Pria itu.

Elena menurunkan tangannya dan mengatakan, "Oh, aku senang kamu menghentikan para bawahanmu itu, Tom. Kupikir aku perlu melakukan beberapa perlawanan pada mereka."

"Tidak, tidak, aku tidak bisa membiarkan Gadis Muda seperti melawan banyak orang bersenjata. Jadi sekarang, bisakah kamu memberitahu mengapa kamu ada di sini, Gadis Muda?"

"Aku bukan Gadis Muda, namaku adalah Elena. Untuk menagapa aku bisa ada di sini, sebenarnya aku bersama kedua temanku sedang jalan-jalan. Namun karena hutan ini sangat lebat, kami bertiga tersesat dan tidak sengaja menemui kamp kalian," kata Elena sambil mempertahankan wajah ramahnya.

"Dengan kata lain, masih ada dua temanmu lagi yang saat ini sedang berada di dalam hutan itu." Tom memegang dagunya dan melanjutkan, "Hmm …, sangat aneh ada 3 anak kecil yang datang ke mari. Memangnya apa tujuan kalian datang ke sini."

"Oh, tidak banyak. Salah satu dari kami adalah orang dewasa yang cukup kuat, dia sedang melatih kami berdua tentang bagaimana bertahan hidup di hutan," jawab Elena dengan alasan yang tidak mencurigakan itu.