webnovel

38. Penasaran

Akhirnya Alan dan Alvin pergi ke atas untuk membersihkan dan membereskan hal yang berantakan tadi, sementara Kina bergabung bersama teman-teman yang lain di ruang tengah itu. Kina duduk di samping Likha yang tersenyum mengingat perkataan Leo tadi, sementara Felicia yang berada di dapur dan sedang memasak itu menoleh sejenak ke arah Kina yang ada di depan sana. Kemudian mengambil satu teko jus untuk teman-temanya itu. Dan duduk di samping Kina karena tinggal menunggu masakannya matang.

"Apa yang lo berdua lakuin, hayooo?" Tanya Felicia yang menggoda Kina. Membuat gadis itu hanya tersenyum malu dengan semburat merah di pipinya.

Leo, Azzam, Ryan, dan Likha tertawa pelan melihat respon yang Kina berikan.

Satu-satunya orang yang tidak tertawa dan bahkan tidak tersenyum adalah Andrea, ia hanya terdiam ketika merasakan bulu kuduknya berdiri dan hembusan angin di sekitarnya yang tidak di rasakan oleh teman-temannya yang lain.

Andrea pun yakin jika temannya itu telah melakukan hal yang mungkin di sedikit melewati batas yang mengganggu penghuni lain di villa itu. Andrea menghembuskan napasnya dengan berat dan bergerak dengan tidak nyaman di kursinya, membuat Leo yang duduk cukup jauh darinya itu melirik dengan ujung matanya. Lelaki itu kemudian berdiri dari tempatnya, mengambil selimut tipis atau lebih tepatnya sebuah kain pantai yang di ada di atas kursi meja makan, yang Leo tahu jika kain itu milik Andrea.

Andrea cukup terkejut saat sebuah kain tipis tiba-tiba menyelimuti pundaknya, ia pun menoleh ke belakang dan mendongakkan sedikit kepalanya untuk melihat siapa orang yang baru saja menyelimutinya.

Andrea terdiam saat mengetahui jika lelaki yang menyelimutinya itu adalah Leo, sementara teman-teman mereka hanya terdiam menatapi keduanya dan menggoda mereka.

"Ciee…."

"Aku juga mau dong di selimutin!" Ucap Ryan yang sukses mendapatkan death glare dari Leo.

"Lo ambil aja selimut sendiri, lagian lo kan besar badannya, gak terlalu kedinginan lah!" Ucap Leo yang menimpali candaan Ryan tersebut dengan candaannya. Sementara Andrea masih terdiam dan semakin menarik kain itu agar menutupi tubuhnya yang masih merasakan hembusan angin kecil yang sukses membuatnya merinding sedari tadi.

Likha yang melihat pergerakan dari Andrea itu lantas mengerutkan keningnya dan bertanya, "Rea, lo gak apa-apa?" Tanya Likha yang kebingungan dan merasa cukup khawatir pada temannya tersebut.

Andrea menoleh kea rah Likha, namun wajahnya terlihat begitu pucat membuat seluruh teman-temannya cukup terkejut termasuk Leo yang berdiri di belakang Andrea.

"Lo sakit?" Tanya Felicia yang menatap pada Andrea dengan dua matanya yang membulat.

"Fel, Bau masakan!" Bukannya menjawab pertanyaan dari Felicia dan Likha tadi, Andrea justru mengingatkan Felicia akan masakannya yang tadi ia tinggalkan dan sukses membuat mereka semua menoleh kearah dapur.

Felicia dan Ryan segera berlari bersama-sama untuk lebih dulu mematikan kompor. Kejadian itu pun mengundang gelak tawa dari mereka semua.

"Gosong gak tuh?!" Tanya Azzam yang berdiri dari duduknya untuk melihat hasil dari masakan Felicia dan Ryan. Felicia menghembuskan napasnya dan mengusap dadanya dengan pelan, kemudian ia menjawab.

"Nggak dong!! Makasih Rea, udah ingetin gue!" Ucap Felicia yang berterimakasih namun masih sibuk dengan kegiatannya itu.

Likha kembali menoleh menatap pada Andrea yang kini tidak terlihat pucat seperti sebelumnya, sementara wanita yang di lihatnya itu hanya tersenyum pada Likha dan bertanya. "Kenapa?" tanyanya. Likha menggelengkan kepalanya dan berusaha untuk meluopakan kejadian tadi.

Leo melirik kembali pada Andrea dan kini menoleh pada Likha yang juga sempat melirik padanya.

"Udah yuk, makan!" Ucap Ryan yang berteriak pada mereka semua dan mengajak seluruh temannya itu untuk makan malam karena pasakan yang ia dan Felicia buat sudah siap.

Leo bergegas berjalan kearah dapur, begitu pun dengan Likha, Kina dan Azzam. Tetapi lagi-lagi berbeda dengan Andrea yang masih duduk di tempatnya dan terdiam menatapi mereka semua di tempatnya.

Alvin dan Alan sudah menyelesaikan pekerjaan mereka membersihkan kekacauan di atas dan turun menghampiri mereka semua yang duduk di meja makan. Alvin menoleh kearah Andrea yang tetap terdiam di ruang tengah, membuatnya segera menghampiri Andrea.

Leo yang hendak menghampiri Andrea dan mengajaknya untuk makan bersama itu terdiam ketika melihat Alvin yang sudah lebih dulu menghampiri Andrea.

"Rea, Lo gak makan? Yuk, makan bareng kita!" ucap Alvin yang sukses membuat Andrea menoleh padanya dan mengangguk pelan. Andrea berdiri dari tempatnya dan berbalik menatap kearah seluruh temannya yang kini sedang berkumpul di meja makan.

Kedua mata Andrea melebar saat ia melihat kea rah meja makan itu di mana ia juga melihat seorang wanita yang mengenakan baju putih terdiam berdiri menunduk menghadap ke arahnya tepat di belakang Kina yang kini sedang tersenyum senang, dan bersemangat mengambil makanan ke dalam piringnya.

Andrea hendak berteriak namun suaranya mendadak hilang, ia ingin berlari namun tubuhnya terasa membeku di tempat itu. Alhasil Andrea hanya bisa diam mematung dan bungkam di tempatnya. Bahkan ketika Alvin menoleh kembali padanya dan mengajaknya untuk melanjutkan langkahnya kembali, Andrea tidak bergeming.

"Rea ayo… Rea? Andrea?" Panggil Alvin yang tidak di dengar oleh Andrea. Lelaki itu menatap kearah teman-temannya yang kini beralih menatap padanya ketika mendengar suaranya memanggil Andrea berulang kali.

Leo segera berjalan menghampiri Andrea dan menggoyangkan tubuh perempuan itu dengan menepuk bahunya. Tetapi Andrea tetap terdiam dan bahkan tidak berkedip.

"Kenapa Vin, Leo?" Tanya Azzam yang kemudian menyimpan piring miliknya dan menghampiri Leo juga Alvin yang kini berdiri di hadapan Andrea.

"Gue gak tau, Andrea tiba-tiba diem kaya gini!" Ucap Alvin yang menjelaskan, begitu pun dengan Leo yang sepertinya kebingungan dengan apa yang terjadi pada Andrea.

"Ada apa?" Kini semua temannya yang lain ikut menghampiri tempat di mana Andrea, Alvin dan Leo berdiri.

Ketika Kina berjalan mendekati Andrea, secara otomatis tubuh Andrea bergerak mundur. Membuat mereka semua kini kebingungan dengan apa yang sedang di lakukan Andrea.

"Rea?" Panggil Likha yang penasaran dengan apa yang terjadi pada Andrea saat ini.

Berbeda dengan Leo, Alvin, Azzam dan yang lainnya yang kini menatap Andrea dengan kebingungan, berbeda pula dengan Andrea sendiri yang melihat apa yang kini tengah ia lihat.

"Andrea?!" Bukannya tidak mendengar apa yang teman-temannya katakan dan panggilan dari mereka padanya. Namun ia hanya tidak bisa merespon panggilan mereka karena saat ini kedua matanya hanya tertuju pada sosok perempuan yang berdiri tepat di belakang Kina yang masih menatapinya dengan sebuah senyuman di wajahnya itu.

Ketika Kina melangkah kembali untuk mendekatinya, sosok wanita itu tiba-tiba melayang dengan cepat ke arahnya dan menembus tubuhnya hingga ia terdorong ke belakang dan hampir terjatuh jika saja Leo dan Alvin tidak sama-sama menahan tubuhnya itu.

"Rea!" Teriakan itu yang terdengar di telinga Andrea yang di keluarkan oleh seluruh temannya.