webnovel

22. Alan dan Kina

"Ye Cowok kan juga boleh kali naik ayunan, apalagi di dorong cewek-cewek cantik seperti kalian." Azzam tersenyum lalu dia bersenandung lagu milik Ahmad Dhani. "Senangnya dalam hati, kalau beristri dua…" Sebelum Azzam selesai, Likha sudah memelototinya. Azzam langsung menciut saat pacarnya bersikap seperti itu. Azzam paling gak bisa tahan kalau Likha marah kepadanya.

"Enak aja mau di jadiin istri lo semua, Kina kan milik gue! Sela Alan yang baru saja bergabung dengan mereka bertiga. "Milik lo?" Tanya Likha kepada Alan yang langsung tersenyum. Likha menatap Kina sambil menyipitkan matanya. "Kina, kapan kalian jadian?" Tanya Likha, sementara Kina menggelengkan kepalanya sambil memelototi Alan.

"Ah lo gak seru, Kina! Masa jadian sama Alan gak kasih tau gue. Pas gue jadian sama Azzam kan lo orang pertama yang gue kasih tau!" Likha pura-pura merajuk. Kina langsung mencubit perut Alan pelan. "Kapan lo nembak gue? Seenaknya aja ngaku-ngaku!" Kina kemudian menjelaskan kepada Likha kalau mereka sama sekali belum jadian. Likha kemudian menatap Alan dengan tatapan tajam.

"Alan, sebenarnya apa yang lo mau? Lo deketin Kina tetapi lo nggak kasih dia kepastian. Gue gak suka ya kalo temen gue sampai patah hati gara-gara sikap gak jelas lo! Kalau lo emang suka ya udah! Tembak Kina sekarang juga, biar gue sama Azzam yang jadi saksi lo sama Kina jadian." Likha menodong Alan agar segera menyatakan perasaannya kepada sahabatnya itu. Likha tidak suka bertele-tele. Kalau iya iya kalau nggak ya nggak. Alan sendiri kemudian menatap Kina yang saat ini menundukkan wajahnya yang memerah karena malu.

"Mmm, Kina… Sepertinya yang Likha katakan benar. Selama ini gue sebenarnya ada perasaan sama lo. Dimata gue, lo itu sangat cantik, perhatian sama gue, penyayang dan yang pasti saat gue ada di dekat lo, gue ngerasa happy gitu. Gue juga deg-degan saat deket lo. Tapi saat gue jauh dari lo, gue rasanya kangen banget sama lo." Alan menghela napasnya sebelum melanjutkan kata-katanya.

Sementara itu, Kina tak kalah gemetaran. Hatinya berdebar sangat kencang bahkan jantungnya serasa ingin melompat keluar dari tempatnya. Kina merasa apa yang di katakan Alan benar-benar membuatnya sesak napas saat ini. Perasaannya menjadi tidak karuan. Di dalam perutnya seperti ada beberapa kupu-kupu yang terbang menggelitik membuatnya merasa seperti mau pingsan karena terlalu bahagia.

"Ayolah Alan! Jangan bertele-tele. Gentle sedikit dong kaya gue. Gue nggak pake basa basi saat nembak Likha. Gue langsung aja bilang, Sayang… aku suka sama kamu, mau gak kamu jadi pacarku? Udah gitu doang juga selesai, iya gak Sayang?" Azzam menatap Likha sambil menaik turunkan alisnya sementara Likha pingin menggigit bibir Azzam yang tidak bisa menyimpan rahasia mereka.

"Azzam, kenapa kamu bilang-bilang sih?" Likha menghentakkan kakinya dan meninggalkan Azzam, Kina dan Alan. Tentu saja Azzam langsung mengejar Likha yang saat ini meninggalkan mereka menuju ke dalam vila. Kina dan Alan hanya berdua setelah kepergian Azzam dan Likha. Keduanya saling diam. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

Tik tok… tik tok… waktu pun berlalu, satu menit, dua menit… Akhirnya Kina dan Alan mengeluarkan suara secara bersamaan. "Kina…" sapa Alan "Alan…" Sapa Kina, keduanya kembali terdiam dan menundukkan kepala mereka. "Lo duluan aja, gue laki-laki. Gue akan dengerin apa yang lo bilang."

"Alan, lo jadi ngomong gak? Kalau gak gue mau susulin Likha sama Azzam ke dalem!" Kina menunggu beberapa saat tetapi Alan belum mengeluarkan suaranya. Kina merasa Alan sepertinya tidak akan mengatakan apapun saat ini. Kina berbalik dan akan meninggalkan Alan tetapi Alan mencekal pergelangan tangannya dan menarik tangan Kina sehingga kini keduanya saling berdekatan. Wajah Alan berada di dekat wajah Kina, sangat dekat sehingga Kina bisa merasakan hembusan napas Alan di wajahnya.

Alan perlahan mendekatkan wajahnya dan kini bibir Alan berada di samping telinga Kina. Dengan suara gemetar, Alan membisikkan sesuatu yang membuat hati Kina menjadi berbunga-bunga. "Kina, gue sayang sama lo. Gue cinta sama lo, mau gak lo terima gue jadi pacar lo?" Tanya Alan kepada Kina yang malah menundukkan kepalanya. Alan menjadi gemas dengan kelakuan Kina.

Perlahan Alan menyentuh wajah Kina dan mengangkatnya dengan kelima jarinya, Alan mendekatkan kembali wajahnya dan saat ini Alan kembali bertanya. "Kina Sayang, mau kah lo menjadi kekasih gue? Menemani hari-hari gue dan mengisinya dengan kasih sayang dan kebahagiaan?" Alan menatap dalam wajah Kina. Sementara Kina sedang mencoba meredakan gemuruh di dalam dadanya. Setelah suasana di dalam hatinya mereda, Kina menatap wajah Alan dan menghela napas panjang.

"Alan, mungkin di antara kita ada banyak sekali perempuan yang menyukai lo. Mereka mungkin memiliki banyak kelebihan di banding gue, tapi kalo lo benar-benar milih gue, lo harus bisa pertahankan gue sebagai pacar lo dengan cara yang baik." Alan membelalakkan matanya saat mendengar kata-kata Kina. Dia sangat yakin kalau Kina menerimanya, tetapi Alan mau meyakinkan lagi agar dia tidak salah sangka dan memastikan kalau Kina benar-benar menerimanya.

"Kina, apakah lo terima gue jadi pacar lo?" Alan menunggu dengan cemas jawaban dari Kina. Tak berapa lama, Kina tersenyum dan menjawab pertanyaan Alan dengan sangat jelas. "Ya Alan, gue mau jadi pacar lo!" Kina kemudian berlari meninggalkan Alan seorang diri menyusul Likha dan Azzam yang sudah lebih dulu masuk ke dalam vila.

Sementara itu, Alan yang sedang tersenyum sendiri tiba-tiba di angkat dan di ceburkan ke dalam kolam renang yang berada di depan ayunan tempat Alan dan Kina menyatakan perasaan cinta mereka. "Woooyyy… selamat buat kalian berdua." Ryan, Leo dan Alvin tersenyum puas saat melihat Alan basah kuyup. Sementara Alan segera menyadari sesuatu. Dia segera keluar dari air dan menceburkan juga ketiga temannya yang ternyata mengintipnya.

"Kalian bertiga ngintipin gue? Rasain tuh!" Alan kemudian segera masuk dan berganti pakaian setelah puas membuat ketiga temannya juga basah kuyup di dalam kolam renang.