CANDICE POV
"aku sangat lelah sekali dengan apa yang kujalani saat ini, ingin beristirahat sejenak" Akupun duduk di ayunan yang berada diranting pohon
Oh iya aku sekarang tengah berada di padang bunga yang dipenuhi ilalang dan bunga bunga cantik
Entah mengapa rasanya sangat sejuk dan nyaman disini
Rasa lelah ku perlahan menghilang
Aku menutup mataku menikmati semilir angin yang menerbangkan anak rambutku
'oh astaga sudah lama aku tak merasakan kedamaian seperti ini' aku membatin
Merasa cukup aku turun dari ayunan dan berjalan melihat sekitarku dan yang terlihat hanyalah bunga bunga indah berwarna warni
Tapi hey lihat diujung sana aku melihat pantai
Aku mengedarkan pandanganku dan ternyata ada banyak kupu-kupu cantik juga disini
Aku terus mengelilingi padang bunga ini aku merasa belum mendapatkan bunga kesukaanku
Tiba tiba
"Aww ini sakit"aku menginjak sesuatu yang tajam sepertinya kaki ku berdarah, segera aku mengangkat kakiku dan ternyata aku menginjak bunga mawar merah
Bunga kesukaanku dan bunda
Kuambil bunga itu syukurlah bunga tersebut tak rusak yang kuinjak adalah batangnya
Aku masih terheran dimana tempat bunga mawar ini ditanam, kenapa hanya ada satu disini
Lama berpikir aku kembali ke pohon tempat ayunan yang kududuki tadi
Aku membaringkan tubuhku sambil menatap langit biru, mawar yang tadi ku pegang
Kembali menutup mata untuk menikmati kedamaian ini dan semua kedamaian ini menghilang setelah aku mendengar anak kecil berteriak
"Ini salahmu"
Aku membuka mataku dan duduk terkaget mendengar teriakan tersebut
"semua ini salahmu"
Berdiri dan mengedarkan pandanganku mencari asal suara ini
"Hei aku disini tepat didepan matamu, apa kau tak bisa melihat diriku"
Aku menatap kedepan dan benar gadis kecil itu ada didepan ku, memblakangiku, dia berdiri menghadap kearah pantai
Perasaan tak enak mulai merasuki diriku
Dia memutar kepala nya 180 derajat menghadapku
Ini sangat mengerikan hanya kepalanya yang berputar menghadap kearahku badannya tetap diam
Aku bahkan bisa mendengar kertakan tulang lehernya
Aku memejamkan mataku, tubuhku menggigil ketakutan aku menggenggam erat mawar ditangan ku
"Ini semua salah dirimu, kau tak becus menjaga semua yang ada pada dirimu!"
Mataku seolah dipaksa untuk terbuka perintah dari otakku tak bisa kukendalikan seolah aku harus melihat dan mendengar tanpa bisa berbicara membantah perkataannya
"Benar kata mereka kau itu LEMAH candice, kau TAK BERDAYA, makanya semua yang ada pada dirimu direnggut dengan begitu mudahnya"
Benar, dia sangat benar aku ini lemah dan tak berdaya kepergian ayah bunda dan julianna itu semua salah diriku
Air mata mulai membanjiri pipiku
Aku menangis dan tak sadar tanganku BERDARAH karna terlalu erat memegang bunga mawar ditanganku
"Lihat bahkan kau hanya bisa menangis sekarang, ini lah yang orang lemah bisa lakukan hanya menangis dan menyalahkan diri sendiri"
Aku melihat kepalanya kembali seperti semula, dan dia memutar tubuhnya menghadap kearahku betapa terkejutnya aku melihat itu adalah Julianna adik kecilku
"Lihatlah kakak, aku sakit, aku tersiksa dengan semua ini, apakah kakak tidak menyayangiku?" julianna berkata sembari berjalan kearahku
Aku menggeleng, hanya itu yang bisa ku lakukan, aku tak bisa bersuara mulutku tak mau terbuka
'Tidak sayang, tidak, kakak sangat menyayangi dirimu karna hanya dirimu yang kakak punya sekarang'aku hanya bisa membatin
"Kakak sayang nana kan kak?"
Dia tepat berada didepanku sekarang
Tanganku menangkup pipinya, aku berjongkok agar bisa mensejajarkan tinggi ku dengan julianna
"tentu sayang, kakak sangat menyayangi dirimu, maafkan kakak yaa sayang tak bisa melindungi dirimu, tapi tolong berikan kakak kesempatan kedua untuk menebus kesalahan kakak"
Dia tersenyum kearahku, senyum yang begitu cantik sekali, dia memegang tangan ku
"Ya kak, nana akan berikan kakak kesempatan kedua"
"benarkah sayang, kakak berjanji akan mengabulkan semua kemauanmu sayang" aku segera memeluk nana dan kembali menangis kuusap kepalanya dengan penuh kasih sayang
"baiklah kak, hanya satu kemauan Nana yaitu Balaskan semua yang telah mereka lakukan pada keluarga kita kak, bunuh saja mereka semua tanpa ampun dan singkirkan semua yang menghalangi jalan kakak"
Aku tertegun mendengar kemauan nana yang begitu kejam
Tidak ini bukan nanaku, ini bukan adikku
Aku melepas pelukanku dan menatap lekat mata anak kecil yang menyerupai nanaku
"kau bukan adikku"
Aku menjauhkan diri dari Nana palsu
"Kau Siapa?"
Dan dia tersenyum jahat dan berteriak dengan suara yang sangat nyaring yang memekakan telinga
"AKU ADALAH DIRIMU"
*AUTHOR POV*
"Tidak Mungkin!"
Candice terbangun dari mimpinya dan melihat keadaan sekitar untuk memastikan apakah dia ada di tempat yang sama sebelumnya
"syukurlah itu ternyata cuma mimpi"
Berdiri dan kembali menggendong mayat adikknya dan terus berjalan kearah depan
Tanpa menyadari luka ditangannya mengeluarkan darah...