webnovel

Kelak Tak Boleh Ada Bir

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Apa dia dipaksa untuk berciuman sekarang? Ye Qingge bukan seorang wanita suci yang akan mati jika dicium.

Namun, Ye Qingge tidak tahan jika dia dihina seperti ini. Li Beichen menganggapnya apa? Bagaimana bisa ada pria sombong seperti ini?

Ye Qingge menggigit bibit Li Beichen kuat-kuat.

"Kau anjing, ya?"

Li Beichen merasa marah dan menatap dingin kepada wanita yang duduk di atas tubuhnya.

Tanpa rasa dingin yang tak biasa, matanya tak lagi sehangat batu giok. Li Beichen seperti seekor macan tutul yang kesal dan jengkel, yang siap menerkam mangsanya kapan saja.

Saat ini, Li Beichen diselimuti api kemarahan. Dia bersumpah akan menghabisi gadis itu dengan api kemarahannya.

"Direktur Li, kita masih orang sendiri!"

Tangan Ye Qingge yang kecil dan putih menyeka bibirnya yang merah dan bengkak.

Gadis berusia 23 tahun itu baru berciuman dua kali. Dia bertanya apakah ada yang menertawakannya.

Li Beichen meremas ibu jarinya. Sisa darah yang ada di sudut bibir Ye Qingge seperti kirmizi yang meletup dari matanya.

"Bersihkan!"

Dengan jarinya, Li Beichen menunjuk ke arah sudut bibirnya yang berdarah. Dia memerintahkan dengan nada dominan.

Li Beichen merasa suaranya seperti sedang menjinakkan kucing kecil yang liar ini.

Dia tak pernah punya perasaan seperti ini sebelumnya. Sebagai seorang pria yang menghadapi wanita, menjinakkan dan memiliki wanita ini adalah cara yang paling kuno.

"Direktur Li, aku tak bisa mengendalikan gigiku!"

Bibir tipis pria itu dipenuhi dengan darah merah.

Ye Qingge memberikan pesona liarnya yang mendominasi wajah Li Beichen yang sangat dingin dan pantang menyerah.

Tak salah lagi, pria di hadapan Ye Qingge ini sangat berbahaya.

"Aku juga tak bisa mengendalikannya! Apa kau mau coba?"

Mata yang jahat dan gila itu menatap beberapa bagian tubuh Ye Qingge dengan seksama.

Ye Qingge bukanlah seorang anak kecil yang polos dan tidak berpengalaman. Dia bisa mengerti semua yang dikatakan Li Beichen.

Meskipun Li Beichen tidak mengatakannya, dia masih tidak merasakannya. Ye Qingge masih bisa merasakan keberadaannya.

Ye Qingge bisa merasakan sinyal pada saat ini, yaitu sinyal bahaya.

Panjangnya sekitar dua puluh … 

Panasnya, telur goreng yang bisa dimasak … 

Kekerasannya, seperti baja dan besi … 

Katakanlah Ye Qingge tidak takut bahwa itu palsu. Dia melihat mata Li Beichen yang sepertinya ingin memangsanya.

Ye Qingge segera mengulurkan jari-jarinya yang putih. Dia mencoba mempelajarinya dan menggunakan tangannya untuk menyekanya.

Sebelum jari-jarinya menyentuh Li Beichen ...

Li Beichen menunjuk ke bibir Ye Qingge. Artinya tak bisa lebih jelas.

Jika hari ini Ye Qingge tidak melakukan apa yang dikatakan Li Beichen, pria itu tidak akan pernah melepaskannya.

"Sudah kubilang, aku tak bisa mengendalikan gigiku!" Ye Qingge menekankan lagi kata-katanya dengan senyuman menawan.

"Aku tak bisa mengendalikannya. Kau mau mencobanya?" Gerakan bicara Ye Qingge sangat terkoordinasi bersamaan. 

Ye Qingge percaya bahwa Li Beichen sama sekali tak bercanda dengannya. Dia tidak perlu munafik, sebab tadi dia baru saja mencium … 

Bibirnya yang merah menawan seakan tidak ragu lagi dan dia melekatkan bibirnya ke arah Li Beichen.

Dia menjilat darah yang keluar, dan tiba-tiba … 

Aneh, bau amisnya yang manis tidak lagi menyengat.

Aroma bir yang masih tersisa di bibir Ye Qingge masih tertinggal di bibir Li Beichen.

Li Beichen sangat jarang minum alkohol. Dia lebih sering minum air mineral.

"Kelak, tidak boleh ada bir!" Nada suaranya begitu berapi-api dan mendominasi.

Li Beichen bukanlah seseorang yang tidak bisa mengendalikan diri.

Namun, pada saat ini, dia benar-benar ingin melakukan itu pada Ye Qingge.

Kontrol diri Li Beichen sangat baik. Dia sama sekali tidak mengizinkan wanita muncul di sampingnya.

Namun, kucing liar ini baru saja menciumnya, dan dia …. 

"Paman, apakah perintahmu ini ditujukan padaku sebagai tetua di keluargamu?"

Entah mengapa, Li Beichen sangat ceroboh. Setelah mencium, dia mengambil keuntungan.

Ini akan membuat Li Beichen menggurui Ye Qingge dengan sikap angkuh.