webnovel

Dia Bertanya Apakah Sekarang Masa Suburnya

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Cahaya hangat yang menerpa dinding memantulkan lingkaran cahaya, mengungkapkan kehangatan yang sulit diungkapkan.

Satin sutra berwarna hitam terikat mengelilingi kepala gadis itu, menutup sepasang matanya yang indah.

Kulitnya yang seputih salju lebih halus dan lebih putih daripada kain satin sutra hitam itu.

Saat dia membuka pintu kamar mandi, gadis itu menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur dan sekujur tubuhnya menegang.

Pria itu berjalan mendekatinya tanpa alas kaki. Butir-butir air dari tubuhnya yang atletis menetes membasahi lantai.

Wajah tampan dan tubuh bagian atasnya yang telanjang tampak dingin dan mendominasi. Tatapan matanya yang gelap seperti bintang yang bersinar di malam hari, seolah seperti terasing.

Bibirnya yang tertutup rapat terukir di wajahnya yang tegas, memperlihatkan gairah seksualnya yang liar.

Tubuh gadis itu merasa tertahan di atas tempat tidur. Hidungnya mulai mengeluarkan keringat. Ini adalah pilihannya dan dia tidak bisa mundur lagi.

Ibunya masih terbaring lemah di atas tempat tidur rumah sakit, menunggu uang darinya untuk menyelamatkan nyawanya!

Tangan putih yang kecil itu mencengkeram seprai erat-erat. Meskipun dia berpura-pura agar tetap tenang, gerakan sekecil apa pun tetap menunjukkan kegugupannya.

"Sekarang masa suburmu?" Suara pria itu terdengar dalam dan mendengarnya saja sudah cukup membuatnya senang.

"Ya!" Empat belas hari setelah menstruasi adalah masa suburnya, dan gadis itu sudah menghitungnya dengan cermat.

Aroma gel sabun mandi yang harum dan menyegarkan memenuhi ruangan itu.

Tangan kecil gadis itu tak bisa menahan dada pria itu yang terus berusaha mendekatinya. Dia berusaha keras mencegahnya mendekat. Ini adalah reaksi alaminya.

Kekuatannya memang tidak besar, tapi pria itu malah mengernyitkan dahi.

Dia berpikir bahwa gadis ini harus tahu apa yang harus mereka lakukan saat berbaring di atas tempat tidur ini.

Pria itu bukan orang yang suka membuang waktu.

"Hm?" Hanya terdengar suara serak, menunjukkan gairah seksual yang besar dan sentuhan yang kasar.

"Tuan … bisakah kita menggunakan inseminasi buatan?"

Suara gadis itu bergetar, tapi dia sama sekali tidak panik.

Telapak tangannya menyentuh dada pria itu yang hangat dan kencang.

Ini adalah pertama kalinya sentuhannya terasa seperti besi panas yang disolder dan membakar telapak tangannya.

Dia juga bisa merasakan dengan jelas detak jantung pria itu yang mantap dan kuat.

Rasanya begitu teratur dan alami jika dibandingkan dengan detak jantungnya. Dia merasa jantungnya seolah hendak melompat hingga tenggorokannya.

Kain sutra halus itu menutupi matanya, membuat dunianya gelap, sama seperti hidupnya.

Dia juga sangat berterima kasih pada pita sutra ini, yang membuatnya tidak perlu melihat siapa yang menginginkannya pertama kali dan untuk siapa dia harus melahirkan anak.

Jika tidak terpaksa, dia juga tidak akan membuat keputusan ini.

Gadis itu butuh uang dan kebutuhannya sangat mendesak. Jadi, meskipun dia bisa memprediksi kesedihannya setelah malam ini berlalu, dia tidak akan membiarkan dirinya terpuruk terlalu dalam.

Jari-jari lembut pria itu menggosok tulang selangka gadis itu yang cantik itu dengan lembut.

Meski gerakan pria itu selembut sapuan bulu, tapi masih saja membuat tubuh gadis itu gemetar.

Pria itu menekan bibirnya. Tubuhnya yang tinggi dan atletis mulai menegang.

Dia miring ke samping dan tidak menyentuh gadis itu.

Ketika jari pria itu menggosok tulang selangkanya, detak jantung gadis itu juga makin cepat.

Gadis itu sama sekali tidak tahu identitas pria itu. Berapa usianya, apakah dia tinggi atau pendek, gemuk atau kurus. Yang dia tahu adalah pria ini akan memberinya uang dan ingin dia melahirkan anak baginya. Secara kebetulan, gadis itu juga memerlukan uang.

Gadis itu tak bisa melihat perasaan ini, tapi dia dikendalikan oleh tempat ini. Rasanya benar-benar tidak enak, terutama saat matanya terbuka lebar.

Dia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, karena aura pria itu terlalu kuat. Meskipun dia tidak melihat pria itu, tapi dia bisa merasakan dengan jelas tekanannya.

Jari-jari kasar pria itu tidak lagi menggosok tulang selangkanya, melainkan menyentuh bibir gadis itu yang sedang menggigit kuat-kuat dan menggosok ...

Seolah terkena sengatan listrik, bibir itu terbuka dan jari pria itu masuk.

---

Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan. 

Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya. 

Terimakasih atas pengertian Anda.