webnovel

Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed

Sinopsis Sebagai pria bangsawan dengan gelar ksatria pedang agung yang cukup disegani pada banyak medan pertempuran, Lorant sering menjadi bahan pembicaraan gadis-gadis bangsawan. Wajahnya yang memiliki tulang rahang tegas, dengan hidung bagaikan terpahat sempurna yang memisahkan kedua mata coklat setajam elang berbingkai alis berbentuk golok tebal, membuatnya sangat berkharisma. Tubuh atletisnya yang dipenuhi guratan luka akibat perang, justru semakin membuatnya terlihat gagah. Bahkan para gadis sering membual bahwa dia tahu berapa jumlah bekas luka yang ada di tubuh Lorant, untuk menimbulkan asumsi bahwa dirinya cukup intim dengan Lorant. Tetapi Lorant justru mencintai Benca, gadis biasa yang tinggal terisolir di tepi hutan selama delapanbelas tahun. Hubungan cinta mereka menghasilkan dua orang anak kembar, Lovisa dan Edvin. Lorant tidak menyangka kisah cintanya bersama Benca merupakan awal perjuangan panjang dan pertarungan mental yang kerap membuatnya frustasi. Selain harus menghadapi kecemburuan Ivett, wanita bangsawan yang telah dijodohkan dengannya dan berusaha mati-matian untuk melenyapkan Benca dengan cara apapun, Lorant juga harus menerima kenyataan, bahwa Benca adalah putri kandung dari bibinya sendiri, seorang wanita bangsawan kelas atas penganut satanisme yang sering melakukan ritual berupa mandi darah perawan, dan telah menculik Lovisa, untuk dijadikan korban ritual. Dengan segala kemampuannya, Lorant berusaha melindungi dua wanita yang paling dicintai dalam hidupnya dari cengkraman bibi sekaligus ibu mertuanya yang haus darah.

Risa Bluesaphier · History
Not enough ratings
119 Chs

93. Intimidasi

Ivett mendadak gugup, namun berusaha menyembunyikan rasa gugupnya dari Arpad. "Oh, kamu salah paham, Arpad. Aku hanya mengajaknya minum, memberi penghargaan atas apa yang telah dia buat untuk pesta ini. Kami semua memuji masakan istrimu. Tapi asisten istrimu justru sangat sembrono, dia telah membuat pakaianku basah." Ivett mencoba meredam amarah Arpad, dan melemparkan kesalahan pada Lorant yang dia anggap sebagai asisten Benca. Ivett melangkah menghampiri Arpad, sejenak melupakan rasa sakit pada pergelangan tangannya yang melepuh.

"Coba kulihat lenganmu." Arpad menjawab dingin, Ivett yang masih berusaha menyembunyikan tangannya tidak mampu menghindari cengkraman Arpad yang sangat kuat. Melihat tangan Ivett yang melepuh, Arpad menatap Ivett tajam. Bola mata Arpad yang biasa teduh berubah dipenuhi amarah. "Mengapa kamu ingin sekali melukai istriku? Apa salahnya padamu?"