webnovel

Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed

Sinopsis Sebagai pria bangsawan dengan gelar ksatria pedang agung yang cukup disegani pada banyak medan pertempuran, Lorant sering menjadi bahan pembicaraan gadis-gadis bangsawan. Wajahnya yang memiliki tulang rahang tegas, dengan hidung bagaikan terpahat sempurna yang memisahkan kedua mata coklat setajam elang berbingkai alis berbentuk golok tebal, membuatnya sangat berkharisma. Tubuh atletisnya yang dipenuhi guratan luka akibat perang, justru semakin membuatnya terlihat gagah. Bahkan para gadis sering membual bahwa dia tahu berapa jumlah bekas luka yang ada di tubuh Lorant, untuk menimbulkan asumsi bahwa dirinya cukup intim dengan Lorant. Tetapi Lorant justru mencintai Benca, gadis biasa yang tinggal terisolir di tepi hutan selama delapanbelas tahun. Hubungan cinta mereka menghasilkan dua orang anak kembar, Lovisa dan Edvin. Lorant tidak menyangka kisah cintanya bersama Benca merupakan awal perjuangan panjang dan pertarungan mental yang kerap membuatnya frustasi. Selain harus menghadapi kecemburuan Ivett, wanita bangsawan yang telah dijodohkan dengannya dan berusaha mati-matian untuk melenyapkan Benca dengan cara apapun, Lorant juga harus menerima kenyataan, bahwa Benca adalah putri kandung dari bibinya sendiri, seorang wanita bangsawan kelas atas penganut satanisme yang sering melakukan ritual berupa mandi darah perawan, dan telah menculik Lovisa, untuk dijadikan korban ritual. Dengan segala kemampuannya, Lorant berusaha melindungi dua wanita yang paling dicintai dalam hidupnya dari cengkraman bibi sekaligus ibu mertuanya yang haus darah.

Risa Bluesaphier · History
Not enough ratings
119 Chs

28. Kejutan Yang Mengerikan, 30 Oktober 1591

Gustav membereskan segala yang dibutuhkan, "Kamu sudah siap?" ditatapnya Benca untuk meyakinkan diri. Di punggungnya telah tersusun rapih bekal makanan yang dimasak oleh Benca dalam satu kantong besar untuk bekal makan mereka saat di jalan.

Benca mengangguk mantap. "Ayah Gustav, aku sungguh tidak ingin merepotkanmu. Aku sungguh tidak apa-apa pergi sendirian," Benca masih berusaha bernegosiasi untuk yang terakhir kalinya. Kemarin mereka berdebat tentang keinginan Benca untuk segera kembali ke rumah orang tuanya di tepi hutan desa Csetje. Sementara Gustav hanya mengizinkan Benca pergi jika bersama dirinya, karena kondisi tubuh Benca juga sudah membaik.

"Oh ya?" Gustav menatap gadis yang sungguh-sungguh sudah dianggap sebagai anaknya sendiri dengan tatapan lembut, "Apakah kamu lupa, bagaimana aku menemukan dirimu tergeletak di tengah hutan?"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com