webnovel

Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed

Sinopsis Sebagai pria bangsawan dengan gelar ksatria pedang agung yang cukup disegani pada banyak medan pertempuran, Lorant sering menjadi bahan pembicaraan gadis-gadis bangsawan. Wajahnya yang memiliki tulang rahang tegas, dengan hidung bagaikan terpahat sempurna yang memisahkan kedua mata coklat setajam elang berbingkai alis berbentuk golok tebal, membuatnya sangat berkharisma. Tubuh atletisnya yang dipenuhi guratan luka akibat perang, justru semakin membuatnya terlihat gagah. Bahkan para gadis sering membual bahwa dia tahu berapa jumlah bekas luka yang ada di tubuh Lorant, untuk menimbulkan asumsi bahwa dirinya cukup intim dengan Lorant. Tetapi Lorant justru mencintai Benca, gadis biasa yang tinggal terisolir di tepi hutan selama delapanbelas tahun. Hubungan cinta mereka menghasilkan dua orang anak kembar, Lovisa dan Edvin. Lorant tidak menyangka kisah cintanya bersama Benca merupakan awal perjuangan panjang dan pertarungan mental yang kerap membuatnya frustasi. Selain harus menghadapi kecemburuan Ivett, wanita bangsawan yang telah dijodohkan dengannya dan berusaha mati-matian untuk melenyapkan Benca dengan cara apapun, Lorant juga harus menerima kenyataan, bahwa Benca adalah putri kandung dari bibinya sendiri, seorang wanita bangsawan kelas atas penganut satanisme yang sering melakukan ritual berupa mandi darah perawan, dan telah menculik Lovisa, untuk dijadikan korban ritual. Dengan segala kemampuannya, Lorant berusaha melindungi dua wanita yang paling dicintai dalam hidupnya dari cengkraman bibi sekaligus ibu mertuanya yang haus darah.

Risa Bluesaphier · History
Not enough ratings
119 Chs

25. Siasat, 27 Oktober 1591

"Nona Benca, Nyonya Ester ingin bertemu di kamar beliau." Seorang pelayan menghampiri Erza dan Benca yang sedang berbincang-bincang.

Keduanya saling berpandangan.

"Baik, Benca akan segera menemui Nyonya Ester." Erza mewakili Benca menjawab pelayan tersebut. Setelah pelayan pergi, Erza berbisik, "Kira-kira apa yang diinginkan oleh Nyonya Ester, ya?"

Benca mengedikkan bahu, "Entahlah," tiba-tiba hatinya menjadi sangat gelisah.

"Jika nyonya Ester sedang bersama Ivett, maka berhati-hatilah. Aku akan datang bersamamu. Ayo, jangan takut."

Benca mengangguk, "Baiklah, jika ada Kamu, aku akan merasa lebih tenang."

Erza menarik tangan Benca menuju kamar Ester. Dan benar saja, di sana sudah ada Ivett yang sedang berbicara dengan Ester. Keduanya tampak sangat akrab. Erza mengetuk pintu pelan, memberi tahu kedua orang tersebut akan kehadiran mereka.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com