"Bunda, sebaiknya dengarkan dulu penjelasan papa!"
"Bunda, ayolah ayah tak akan suka jika terus begini. Aku paham bahwa ini memang masalah besar namun tidak bisakah dibahas dengan kepala dingin? Mengapa bunda terus saha berteriak sejak tadi?" Kiki sedikit paham mengenai apa yang terjadi.
Menjadi cucu paling muda ternyata tak membuat segalanya menjadi baik. Jujur saja matanya sakit saat ini, eyang yang begitu dicintainya justru meninggalkannya selama-lamanya tanpa sepatah kata. Kiki ingin mengadu pada kak Bella bahwa dia saat ini taj baik-baik saja. Semua orang dalam ruangan sedang murka, hanya kakaknya yang satu itulah yang normal-normal saja saat ini.
Kiki sudah berdiri di sampingnya, membuat Refi diam membeku. Pikirannya kacau saat tadi. Abang Dimas yang ia kenal tak seperti itu, dia laki-laki yang lemah lembut serta tutur katanya selalu hati-hati. Meskipun dia bisa bersikap sangat tegas namun ... tetap saja sama. Abang bisa memilih waktu dan tempat yang baik untuk berbicara.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com