Hawa malam terasa amat sangat menusuk kulitnya, namun tak sekalipun Bumi kembali ke dalam kamarnya, entah sudah berapa banyak puntung rokok yang Dia bakar malam ini, Dia tak peduli, pikirannya penuh, hatinya sesak.
Senyumnya pilu, masih sangat mengingat bagaimana sumringahnya Tasya saat berbicara dengan laki-laki lain, yang lebih parahnya lagi adalah orang yang sebentar lagi akan menggantikan posisinya.
Memang banyak cara Tuhan untuk menyadarkan umatnya, salah satunya adalah dengan menyakiti hatinya, Bumi memang sudah ikhlas menerima karmanya, tapi hatinya masih sangat berharap jika Tasya bisa kembali kepadanya sekali lagi saja.
Gempulan asap itu terbang menyatu dengan udara, kali ini Dia tertawa namun air matanya jatuh, jika seseorang melihatnya akan sangat kasihan dengan keadaannya, Bumi layaknya orang depresi yang sebenarnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com