webnovel

Bumi dan Langit Melawan Takdir

Bumi dan langit Takdirnya tak bisa bersama Namun jika suatu hari cinta bersabda Apakah jarak masih bisa menghalang? Dan menghapus rasa yang ada? Bumi adalah artis tampan yang sedang naik daun. Suatu hari, dia jatuh cinta pada seorang gadis yang sama sekali diluar kriterianya. Gadis itu masih ABG, baru aja lulus SMU, which is berarti belasan tahun lebih muda dari Bumi yang tahun ini menginjak 30. Plus, dia memeluk keyakinan yang berbeda. Keluarga Bumi yang muslim taat tak mungkin menerimanya, jadi Bumi berusaha menghindar dan menghapus semua rasa. Tapi akan mampukah dia pergi, sementara cinta terlanjur menjerat sampai ke sukma?

ghostgirlthewriter · Realistic
Not enough ratings
31 Chs

BAB 7 - BTS Meal???

Bumi sengaja tiba di lokasi agak telat pagi ini, untuk mempersingkat waktu dia harus ketemu Langit.

Tapi ternyata, gadis itu muncul sebagai sosok pertama yang dilihatnya.

Berdiri di gerbang, sambil melambai ceria dan menyapa ringan, dia seakan lupa kalo kemarin baru saja memaki Bumi dengan ketusnya.

"Sori ya soal kemarin. Gue tau gue salah. Jadi, udah ya, masalah ini, jangan kita perpanjang lagi dan ayo baikan?!

Lalu dia ulurkan tangannya ngajak salaman.

Tapi Bumi sama sekali nggak menggubrisnya.

Dia lewati dan tinggalkan gadis itu, setelah menatapnya sekilas.

Bukannya Bumi nggak menghargai perempuan, tapi dia tipe orang yang kalo lagi kesel sama orang, dia hanya ingin menghindar dari orang itu dan seminimal mungkin bertegur sapa.

"Loh loh loh! kok kabur?! Bumi!! BUMIII!!!"

Sialnya, Langit tipe orang yang kekeh. Kalo sudah niat lakuin sesuatu, dia nggak akan berhenti berusaha hingga niatnya terlaksana.

"Jadi lo nggak mau maafin gue?" Langit menjejeri Bumi, sambil mengoceh berisik. "Ih nggak asik deh. Masa gitu aja dendam. Nggak cocok sama umur, tau. Kan kata orang padi itu makin tua makin merunduk. Merunduk, bisa diartiin rendah hati. Jadi kamu jadi orang, makin tua, juga harus makin gampang memaafkan."

Dan sekarang dia nyebut gue tua??? Sebenernya dia mau minta maaf apa mau nyela sih?

"Gue nggak punya waktu buat omong kosong kayak gini. Jadi ayo bahas kerjaan aja."

Bumi lalu memanggil Mas Bejo yang udah stand by disana. "Mas Bejo, bisa reading sekarang?"

Mas Bejo langsung berdiri dan dengan sigap kasih skrip ke Bumi dan Langit, dan Bumi duduk di kursinya, pura pura sibuk membaca.

"Jadi intinya, lo udah maafin gue apa belum sih ini?" Langit menatap Bumi dengan wajah penuh pertanyaan. Dan saat Bumi menatapnya malas, dia malah merengek. "Jawab, plisssss?"

"Kalo saya bilang belum, kamu mau apa?"

"Argh! Dasar cowok tua pendendam!" Langit mengerang. Tapi lalu dia langsung menutup mulutnya kaget begitu melihat Bumi mendelik, seperti baru sadar sudah salah ngomong. "Sori, nggak maksud ngatain lo. I-Iya.. gue nggak ngatain lo kok.. tapi ngatain.. ee.. mas Bejo." Dia melirik Bejo. "Iya kan mas? barusan gue ngomong sama elo kan ya bukan sama Bumi?"

Mas bejo yang nggak nyimak dari tadi Cuma ngangguk angguk bingung.

"Tuh dia ngangguk. Berarti bener, gue memang ngomong sama dia."

Lalu sambil nyengir garing, gadis itu akhirnya duduk di kursinya sendiri dan membuka skenarionya, mulai membaca.

***

Bumi bersyukur hari itu banyak scene terpisah antara dia dan Langit, jadi dia nggak perlu bertemu cewek itu, paling nggak sampai saat break makan siang.

Dan saat makan siang pun nggak perlu ketemu, karena Mama dan Anisa ngajak lunch diluar. Sebenarnya Bumi malas, tapi dia nggak tega juga nolak permintaan Mama. Lagian, dia juga malas makan siang sendirian di lokasi. Lagian, mungkin dengan sering jalan keluar, dia bisa lebih cepat melupakan Rania.

Tapi betapa kagetnya Bumi saat Kembali ke kursinya mau ambil tas, dia melihat ada satu paket makanan dari McDonald sudah menunggu. Dengan tulisan : THE BTS MEAL??? Kapan dia mesen ini??? Jangan jangan pesanan kru yang salah antar?

Tapi sebelum dia sempat bertanya, hap! Betulan seperti kelinci, Langit tiba tiba muncul dan melompat di hadapannya, menyeringai ceria.

"Gimana?! Lo suka?!"

"Hah?"

"kok hah? Suka apa nggak??"

"Apanya?"

"Ya itu.. BTS Mealnya! Susah lho belinya. Abang ojolnya sampai ngantri 3,5 jam! Tapi udah gue kasih tips lumayan sih."

Bumi sampai nggak bisa berkata kata saking bingungnya.

"Dan kenapa lo beliin gue makanan ini?"

"Karena siapa tau lo ngefans?"

Jalan pikiran bocah ini sungguh absurd.

"Gue cowok, Langit," sahut Bumi dengan nada males banget. "Demi apa gue bisa ngefans sama KPOP?"

"nggak yang yang salah kok sama cowok yang suka KPOP. Temen gue banyak yang suka."

Oh ya. baru ingat. Dia kan masih ABG. Pasti temennya juga ABG Alay semua.

"Gue bukan tipe cowok kaya gitu," tandas Bumi.

"Fine. Oke. tapi tetep aja, gue dapet ini susah lho. Dan.. ini berharga lho!! Liat deh!!"

Langit sekarang sibuk buka aplikasi marketplace di hpnya. dan tunjukkin layar hpnya ke Bumi dengan bangga.

"Bahkan bungkusnya bisa lo jual!! Dengan harga yang nggak murah bro!! Jadi plis. Hargai. Dengan cara maafin gue. Oke?"

Bumi tarik nafas dan ambil semua itu, tomprokin ke pelukan Langit.

"Gue akan maafin lo, kalo lo nggak bicara lagi sama gue, tentang apapun, kecuali urusan kerjaan. Do we got a deal?"

Tanpa menunggu jawaban, Bumi langsung ngeloyor pergi, tinggalin Langit.

Tapi dia masih bisa mendengar gadis bawel itu bicara sama kru di sampingnya. "Kalo dia masih nggak mau bicara sama gue, apa itu artinya udah maafin?? Belum kan? belum kan? Masa udah?"

Dan Bumi mempercepat langkahnya, agar tak perlu mendengar apapun yang keluar dari mulut gadis itu lagi.