Melihat kertas putih diantara tumpukan file itu membuat Tyas merasa sangat penasaran. Apalagi dalam surat itu terdapat bekas tetesan darah.
Dan bertuliskan namanya, memang bukanlah sebuah ancaman, tapi Tyas merasa sedang ada yang mengisenginya.
"Huh, baru saja satu hari bekerja, sudah ada saja surat iseng begini," pungkasnya.
Dan Tyas pun meletakkan surat itu di atas mejanya begitu saja, lalu dia pergi meninggalkan ruangannya.
Dan dia menuju ruang meeting lalu memulai meeting pertamanya dengan para staf pengajar.
Jam pulang pun sudah tiba, Alex dan Larisa keluar dari gerbang sekolah besama-sama.
Mereka pulang dengan berboncengan motor seperti biasanya.
"Alex, kalau boleh tahu, seberapa banyak teman dekatmu?" tanya Larisa.
"Aku? kenapa tanya begitu?" tanya balik Alex.
"Ya karna aku lihat, temanmu ada banyak. Bahkan para siswi sekolah kita juga berlomba-lomba ingin mendekatimu, tapi kamu selalu kaku. Dan kamu malah memilih barsama dengan ku si Gadis Aneh ini,"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com