"Raaaaoooorrrrr...."
"Sakit sakit sakit! Lepaskan, apakah kau anjing?!"
"Nmngmnmnn!"
"Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan, aku...Ahhh, aku tahu, aku tahu! Aku mengalah, aku kalah! Puas?!"
Gadis berambut pendek itu mendorong kepala Finri yang menggigit tangannya saat ini, dan akhirnya dia menyerah.
Finri yang mendengar ini langsung melepas gigitannya dan hidung kecilnya bergerak, "Humph! Lihat, Finri lebih kuat !!"
"Woooo...Tangaku, uweee... Mulutmu bau!"
"T-Tidak sopan! Finri menyikat gigi Finri setiap kali selesai makan dan sebelum tidur oke? Tidak mungkin...Ugh, memang agak bau."
Kedua gadis kecil ini, mungkin ada masalah dengan perilaku mereka?
Maksudku, ini adalah gigitan dan jelas akan tetap berbau secara itu dari mulut, lalu kenapa kalian masih menciumnya?!
Di sisi lain, gadis kecil lainnya menarik baju Kakaknya dan berkata: "Permen, sudah habis."
"Oh? Tidak, kau tidak membaginya denganku?"
"Waaa! Permen Kapasku !!!"
Melihat reaksi keduanya, si adik memerah karena malu: "Aku, aku tidak tahan. Itu sangat manis, Kakak, kau tidak menyalahkanku bukan?"
"....Baiklah, itu hanya permen kapas."
Si Kakak tersenyum kecut dan akhirnya menepuk kepala adiknya, sementara itu, pipi Finri sudah melotot sangat parah disana.
Permen kapasnya yang manis sudah habis, dan itu salah keduanya!
Terlebih...
"Woooo, bajuku kotor. Ini salah kalian! Jika, Freya atau Kakak melihatnya....Woooo..."
Finri yang tidak menangis sejak tadi tiba-tiba mengeluarkan air matanya saat melihat bahwa bajunya kotor!
Sungguh, gadis kecil itu aneh. Dia bahkan menangis di perkara yang salah pula...
Tapi si Kakak disana merasa sedikit malu karena ini.... bagaimanapun ini adalah salahnya juga.
Jadi dia mengulurkan tangannya ke Finri dan bertanya, "Bagaimana jika, ke rumah kami dulu dan mandi?"
"Mandi? Lalu baju..."
"Akan kucuci untukmu! Aku sering mencuci baju adikku, bagaimana? Ini, anggap saja permintaan maafku padamu."
Finri mengusap air matanya lalu menerima uluran tangan ini sambil berkata, "Um, kalau begitu oke. Aku Finri, namamu?"
"Aku Daisy! Umurku 7 tahun! Dan dia adikku, Iris, dia dua tahun lebih muda dariku."
Finri mengangguk, "Lalu kita pergi sekarang?"
"Ya, ayo! Iris, kita pulang !!!"
Ketiganya saling berpegangan pada saat ini, dan pemandangan ini dilihat diam-diam oleh Latifa dibelakang.
Hanya saja ada sedikit kecemasan di matanya, "Arah itu, adalah daerah kumuh bukan?"
Latifa akrab dengan daerah itu karena dia sering kesana untuk memberikan banyak bantuan langsung untuk mereka yang tinggal disana.
Jadi dia hanya bisa menggelengkan kepalanya dan berbisik: "Dua gadis itu, jadi itu dari daerah kumuh? Pantas saja, meski mereka terlihat imut, wajah mereka kotor..."
"Nona, lalu apa yang akan kita lakukan selanjutnya?"
Latifa menatap keduanya lalu berkata, "Satu dari kalian kembali ke istana, bawa beberapa pelayan dan baju ganti untuk Putri nanti. Setelah itu bawa juga kendaraan saat menjemput kami nanti, apakah kalian paham?"
"Kalau begitu biarkan saya yang pergi."
Setelah menepuk punggung temannya, ksatria itu langsung pergi berlari dengan cepat.
Di sisi Finri, dia melihat pemandangan baru sekarang dibandingkan keindahan dunia yang tadi dia jajaki.
Daerah disini, itu bahkan tidak beraspal dan rumah-rumah disana tidak dibangun dengan benar.
Ada beberapa bau tidak sedap disekitar yang membuat gadis berpikiran murni Finri ingin muntah!
Tapi karena tangannya masih ditarik oleh Iris dan Daisy, dia hanya bisa menahan ini dan terus berjalan.
Akhirnya dia sampai di sebuah tempat yang mungkin bisa dikatakan sebagai rumah kedua Kakak Beradik ini?
"Mama! Kami kembali!" x2
Keduanya berteriak bersamaan, dan Finri juga masuk hanya untuk disambut oleh seorang wanita yang pasti ibu dari keduanya.
"Daisy, Iris, kalian sudah kembali? Ini, kurasa masih pagi kan?"
Daisy menunjuk Finri dan berkata, "Jika bukan karena dia, bagaimana mungkin kami akan kembali begitu cepat?"
"Uhuk, Ehem...Begitu, gadis kecil, apakah kau teman ba...ru..."
Mata ibu Daisy melebar saat dia melihat sosok Finri saat ini, dan dia tanpa sadar mundur beberapa langkah disana!
"P-Putri?!"
"Ey? Bibi mengenalku?" Finri memiringkan kepalanya pada saat ini.
Bodoh jika ada orang Inggris terutama yang bertempat tinggal dekat dengan Istana meski di daerah kumuh untuk tidak mengenal Finri.
Bagaimanapun mereka paling tidak harus mengetahui wajah dan nama anggota Keluarga Kerajaan sekarang.
Jadi Ibu Daisy dan Iris jelas lebih mengenal Finri lebih dari kedua putrinya.
Dan karena inilah dia terkejut dan berteriak: "D-Daisy! Iris! Kalian, kalian berdua, apa yang kalian berdua lakukan pada Putri Finri?!"
Segera dia menarik telinga kedua putrinya dan terlihat sangat marah dan ketakutan disaat yang sama sekarang!
Tapi pada saat ini, Finri langsung memegang tangannya dan berkata, "Bibi, kenapa kau menarik telinga Daisy dan Iris? Mereka kesakitan tahu?!"
"Itu...Baiklah."
Mengikuti perintah Finri, Ibu Daisy dan Iris melepaskan jeweran telinganya, dan itu membuat keduanya menghela nafas lega.
Tapi Ibu Daisy dan Iris masih bertanya, "Daisy, Iris, kenapa kalian bisa bersama Putri Finri?"
"Putri? Siapa? Dia? Mama, kau bercanda? Dia hanya tomboy sepertiku!" Daisy mengerutkan bibirnya tidak senang!
Tapi Finri langsung menginjak kakinya dan berkata, "Siapa yang tomboy? Aku lebih baik darimu! Daisy bodoh!"
"Finri Bodoh!"
Dang...
Kedua dahi gadis kecil itu saling bertabrakan saat ini, dan itu membuat Iris tertawa kecil disana.
Tapi bagi satu-satunya wanita dewasa disana, Ibu Daisy dan Iris ingin sekali duduk dan menampar pantat kedua putrinya!
Mereka berdebat dengan Putri Kerajaan!
"Mama, Mama, kau tahu, aku makan permen kapas tadi, itu sangat enak!" kata Iris sambil menarik-narik tangan ibunya.
"Darimana, kau mendapatkan permen kapas?"
"Ah? Kakak dan Finri bertengkar, lalu permen kapas Finri terjatuh dan aku membersihkan yang kotor dan memakan yang bersih!"
Iris tersenyum polos, "Aku pintar bukan?!"
Tubuh Ibu Daisy dan Iris bergetar keras pada saat ini...
Dia, dia tidak tahu kalau kedua putrinya ini benar-benar sangat "pintar"...
"Pintar" membuatnya senam jantung !!!!