webnovel

Buku Permintaan

Apa yang terjadi dengan Reinkarnasi, tapi tetap berada di lingkungan Modern? Apa yang terjadi jika kita memiliki Buku Permintaan yang mengabulkan satu keinginan tiap satu tahun? Apa yang terjadi bila Dunia ini melegalkan Polygamy? Apa yang terjadi bila Dunia ini karena adanya perang dunia ketiga mengurangi kebudayaan musik dan film? Ikuti kisah Samael Duodere, seorang reinkarnator yang memaksakan hidupnya ke jalan bergelimang harta tahta, dan wanita ini! -------------- Peringatan: unsur disini ada Incest dengan ibu atau bahkan mungkin adik perempuannya. jika kalian tidak suka harem besar dan Incest, jangan baca ini.

Yuuya3 · Urban
Not enough ratings
721 Chs

Pemanasan Sebelum Bermain

"Eh? Tidak! Tidak ada apa-apa! itu benar! kenapa kau mandi?" wajah Helina agak memerah dan dia menjawab dengan tergesa-gesa atas pertanyaan Samael.

"Itu...karena aku akan pergi sebentar lagi! Benar, temanku akan menjemputku pukul 08.00. Seharusnya sebentar lagi dia datang!"

Wajah Helina langsung pucat dan dengan cepat dia memegang tangan Samael, "Kau tidak pergi ke bar atau Pub wanita bukan? jangan pergi kesana! ibu tidak mengizinkanmu!"

Samael agak kewalahan dengan Helina terutama saat tangan lembut Helina menggenggam tangannya! dan wajah cantik dan lembutnya mendekat kewajah Samael!

"Jangan khawatir bu, kami hanya bermain basket. Dia juga seorang yang terkenal di NBA, jadi tidak perlu khawatir akan hal seperti itu. Dia bisa dianggap selebriti, jadi jika dia mengajakku pergi ke tempat seperti itu, maka itu akan mempengaruhi image-nya!"

"Kalau begitu...tidak apa-apa. Tapi jangan terlalu malam oke?" Helina memandang Samael dengan serius.

"Aku berjanji!" Kata Samael lalu memeluk Helina dengan hangat.

-----------

"Fyuhh, bung...Cadillac XLR-V..."

"Hahaha, ayo pergi! yang lain sudah menunggu!" Samael langsung masuk ke mobil dan Jordan langsung menginjak gas mobil!

Pergi disepanjang jalur utama Georgetown, Jordan menyetir dengan kecepatan tidak cepat tapi juga tidak lambat. Hanya dalam setengah jam, mereka sampai di tujuan mereka, Georgetown Waterfronts Parks

Georgetown Waterfronts Parks adalah taman yang menampilkan perbukitan rumput dengan banyak pohon rindang. Teediri dari kawasan pejalan kaki ini menyediakan pemandangan Pulau Theodore Roosevelt yang indah , Bridge Key, dan Kennedy Center. 

Beberapa elemen desain yang khas termasuk air mancur interaktif, tangga diatas sungai, dan pemandangan yang indah akan bunga yang mekar. Tapi tujan Adam dan Jordan secara alami bukan taman pusatnya, tapi pinggiran taman ini tempat banyak orang yang berkumpul disana.

"Hoh...ramai dan hidup disini?" tanya Samael.

Jordan tertawa, "Itu karena kau jarang kesini. Come on Dude, kau punya keterampilan yang hebat, tapi kau jarang menggunakannya?"

"Hey! Aku ini anak baik-baik. Jika aku bilang aku itu lebih mementingkan pelajaran dan uang apa kau percaya?" Samael menatap Jordan main-main.

Jordan juga menatap Samael tapi dengan curiga, sampai akhirnya dia mengangkat bahunya sambil berkata, "Jika tentang pelajaran aku tidak percaya. Tapi jika uang, aku percaya!"

Samael tersenyun dan berniat untuk santai sedikit sebelum keluar mobil. Untuk Jordan, dia sudah keluar saat dia mengatakan kata terakhir itu pada Samael.

Saat dia siap, Samel akhirnya keluar dan mengambil bola basket Jordan di belakang mobil lalau pergi ke tempat Permainan.

Samael baru saja mendapatkan keterampilan basket Jordan, jadi dia hanya bisa dibilang terampil tapi belum terbiasa.

"Tapi tidak masalah, latihan dulu..." Samael terutama suka bermain basket.

Kenapa suka basket? Karena bermain basket dapat menarik perhatian para gadis! Ditambah dengan penampilannya yang tampan, sungguh, banyak sekali wanita cantik yang sering melihatnya bermain saat di universitas Georgetown. Sayang sekali pada waktu sebelum mendapat Buku Permintaan, pandangannya hanya tertuju pada Helina.

Dari sepuluh anak laki-laki, enam anak laki-laki memiliki impian bola basket, dan ini sudah terbukti, mungkin.

Tidak jauh dari mobil Jordan diparkir, ada ada banyak tempat bola basket, mungkin ada lima tempat disana. Tempat banyak orang berkerumun paling banyak ada di tempat dimana dia bisa melihat Jordan bermain.

Cukup hidup.

······

Tinggi Samael tidak terlalu tinggi di antara para pemain bola basket, tetapi tidak terlalu pendek. Tingginya adalah +185 sentimeter, jelas tidak pendek di antara para pemain amatir.

Tentu saja, itu tidak dapat dibandingkan dengan yang profesional.

memaasuki salah satu lapangan sambil menggiring bola, Samael pemanasan dulu.

Pada saat ini, tidak banyak orang yang berlatih di lapangan ini berkat adanya Jordan, dan Samael setelah pemanasan dengan cepat menggiring bola basket ke ring dan dunk!

*Bang*

Bola masuk dan postur dunk Samael sangat sempurna dan indah.

Setelah itu dia memegang bola basket dan mulai menggunakan keterampilan bola Jordan.

Dribbling, Under Ring, Step Back Jump Shoot, Lay Up, dll. Samael bersenang-senang bermain di sana.

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang bergabung karena permainan basket Samael.

"Dude, yeah," seseorang berotot yang bermain di sampingnya memandang gerakan elegan Samael dan hanya bisa menghela nafas.

"Ini hanya permainan," Samael tersenyum samar dan berkata seperti itu.

"Apa kau ingin bersaing?" Pria itu bertanya, menatap Samael.

"One on One? Oke", Samael melempar bola ke lawan, biarkan dia mulai duluanduluan.

Pria itu menangkap dengan lihai dan langsung memasang posisi akan menyerang Samael.

Beberapa teman pria disekitar mereka melihat ini dan mata mereka menyala, tanpa ragu merrka langsung memberi jalan dan ruang untuk mereka.

One on One memang permainan basket yang paling menarik. Karena dalam permainan ini, kedua pemain bisa menampilkan seluruh keterampilan mereka!

Pria itu datang dari luar garis Three Point. menggiring bola, sambil melihat Samael di depannya.

Tapi Samael, dengan kedua tangan terentang keatas dan kedua kakinya ditekuk, saling menatap dengan erat.

Pada saat orang itu ingin maju, dia merasa bahwa penjagaan Samael sangat ketat. Jadi dia memutuskan langsung untuk Shoot Three Point! Melihat ini, Samael maju dan melompat didepannya dan tangan Samael langsung mengenai bola.

"Tampar-!", dengan suara renyah, bisa dilihat bola basket menyimpang dari arah tembakan ke ring, dan kemudian jatuh kebelakang.

"Wow", beberapa penonton di luar lapangan melihat ini dan tidak bisa menahan diri untuk berseru.

"Kecepatan bagus."

"Ya, tangan itu sangat cepat. Apalagi kekuatan reflek dan lompatan itu," semua orang mengangguk.

······

"Bung, santai...sungguh, kau terlalu keras padaku....", setelah pria itu kehilangan bola, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut, dan kemudian memuji.

"Kau sangat bagus," Samael tersenyum tipis dan memuji.

Mengambil bola basket lain, Samael langsubg memandang pria di depannya dan tiba-tiba mulai menyerang ke kiri dengan Full Drive!

Kecepatan terobosan Samael sangat cepat, tidak mungkin bagi pria itu untuk merespon!

Tidak merasa terhalang sedikitpun, Samael dengan cepat datang ke ring dan berhasil melakukan lay up!

······

Dalam waktu singkat, Samael dengan cepat mengalahkan lawan dengan poin 5-0.

"Bung, oke, aku mengakui kekalahan." Pria itu melihat ini dan tahu bahwa Samael adalah pemain bola basket profesional, dan tidak lagi mencobanya.

"Oke," Samael mengangguk.

"Namaku Klint", Klint menatap Samael dan berinisiatif untuk berkomunikasi.

"Namaku Samael." jawab Samael.

Dilihat dari dekat, Klint adalah pria jangkung, kuat, dan berotot. Tentu saja dia lebih tinggi dari Samael. Dia sangat cocok untuk bermain sebagai Center.

"Samael, kita akan mengadakan pertandingan persahabatan sebentar lagi, apakah kau ingin ikut bermain?", Klint mengundang Samael.

Dia benar-benar berpikir bahwa kemampuan basket Samael sangat hebat!

"Oh, pertandingan persahabatan, dengan siapa?" ​​Samael bertanya tanpa sadar.

"Pemain di lapangan sebelah! Pemain utama, Michael Jordan!" Samael tertegun dan tanpa sadar tersenyum senang, lalu dia setuju pada Klint.