webnovel

Nama Michael? Itu Ketakutan Samael...

"Aku...tidak bermimpi lagi bukan?"

Kakek Henry mencoba berdiri dengan bantuan Nenek Haura disampingnya sambil mengatakan kalimat yang tersedak-sedak seperti di atas!

Nenek Haura sendiri tidak bisa menjawab karena informasi yang harus dia proses benar-benar terlalu banyak!

Apa yang terjadi pada cucuku yang tampan dan pengertian ini sekarang?

Kenapa ada ratusan ribu manusia burung cantik yang bersujud padanya?

Tempat apa ini? Kenapa aku serasa ingin terus disini?

Apa, bagaimana, kenapa?

Nenek Haura saja seperti ini, apalagi yang lain !!!

Akiko yang memiliki kepekaan terbesar disana hanya bisa langsung terjatuh dengan dua pantatnya terlebih dahulu di rerumputan disana!

Menyentuh rerumputan dan menghirup udara disana, tubuh Akiko bergetar parah dan pandangannya saat menatap ke Samael didepan...

Kecuali ketakutan, ada juga obsesi yang benar-benar gila!

Agnes sendiri menjadi tumpuan dari tiga wanita, Mary, Alisha, dan Kalika yang benar-benar tidak bisa menahan lemas di kaki mereka!

Dilraba membuka mulutnya lebar sehingga telur bisa saja muat di mulutnya, dan Fan Bingbing merasa bahwa sebuah tangan basah menyentuh lengannya.

"Kau gemetaran dan basah, Mimi."

"D-Diam! Kau sendiri tidak jauh lebih baik, lihat eyeshadowmu, luntur karena keringat!"

Di sisi keluarga Kardashian, mereka menelan air liur mereka, sebelum akhirnya Kris Jenner, ibu keenam wanita (plus Jennifer) maju dengan sedikit kesenggol saat menyentuh tangan Helina.

"Helina, apakah ini..."

Helina sendiri yang memegang tangan Tivania disamping hanya bisa tersenyum kecut: "Seperti yang kalian tahu dan lihat, ini kebenarannya."

Suara Helina terdengar di setiap telinga semua orang disana, dan Helina terus berkata saat mata birunya menatap ke arah Samael yang juga menatapnya dengan senyum lembut.

Senyuman juga muncul di wajahnya, "Inilah kebenaran yang ingin kalian tahu, Samael, Samael Duodere, putraku, juga bukan putraku."

"Reinkarnasi Michael, Pemimpin semua Malaikat, Tangan kanan Tuhan, dan juga penguasa tempat ini, Surga yang kalian tahu!"

"Bohong?!" xN

"Ti-Tidak mungkin! Reinkarnasi Michael? Ini, bahkan April Mop tidak segila ini sayang." Kakek Henry bertanya dengan ketakutan.

Helina segera mencoba menenangkan pernafasan Kakek ini, karena jika dia mati...

Jika dia mati...Umm, kurasa bahkan jika Ayah Mertua mati, aku masih bisa menemuinya di Surga ini, kan?

Menggelengkan kepalanya menghilangkan pemikiran berbahaya ini, Helina berkata: "Tenang Ayah, biarkan Samael menjelaskan lebih jauh."

Samael di kejauhan juga mendengar ini dan segera berkata, "Ibuku benar, aku adalah Samael, Samael dari Duodere yang kalian tahu, juga Samael yang merupakan inkarnasi Michael."

Segera setelah suara ini jatuh, Samael melirik kepada keenam wanita cantik didepan dan berkata: "Gabriel, Uriel, Raphael, Yegudiel, Selafiel, dan Seraphina...Bangun."

"Yes, My Lord (Milord)"

Mereka bangun dengan mata penuh pemujaan pada Samael, lalu keenamnya melayang dan pergi ke samping Samael dalam dua grup seolah menemaninya.

Samael melebarkan kedua tangannya kesamping dan berkata, "Mereka adalah bawahanku, juga wanitaku, dan juga seorang Malaikat pemimpin dari Malaikat lainnya dari ratusan ribu malaikat disamping."

Tilina yang mendengar ini hanya bisa menatap Ibunya dan bertanya, "Kenapa Ibu sangat tenang? Apakah Ibu sudah tahu ini semua sejak lama? Kapan? Sejak kapan Kakak..."

"Kau tahu, aku juga terkejut...super terkejut saat mengerti bahwa putraku ternyata adalah Michael."

Helina tersenyum pahit dan diam-diam merogoh sakunya saat mengatakan, "Waktu itu aku bermimpi."

"Bermimpi?" xN

"Ya, mimpi." Helina berkata, "Waktu itu aku hanya samar-samar melihat induksi Surga seperti kalian sekarang, semua lantai Surga, dengan di lantai tertinggi, duduk seorang pria dengan tujuh pasang sayap emas dengan dibarengi mereka berenam disana."

Semuanya sekali lagi menatap Samael di depan, dan akhirnya satu pertanyaan muncul bersama: "Lalu buktikan kalau kau Michael!"

Samael membelakkan matanya mendengar ini, lalu dia tiba-tiba tertawa.

"Hahaha, begitukah, kalian masih tidak percaya. Apa yang ingin kalian lihat? Sayapku?"

Samael menggelengkan kepalanya dan berkata, "Sayapku, semuanya sudah aku cabut dan kuberikan kepada mereka berenam."

Bushhh...

Keenam Malaikat itu membuka sayap mereka, dan memang benar, setiap dari mereka memiliki satu pasang sayap emas tambahan disana.

Lalu Sophie akhirnya bertanya dengan ragu, "Dalam bibel, Malaikat Michael dikatakan memiliki tujuh pasang sayap emas yang melambangkan pemimpin para Malaikat."

"Y-Yang Mulia?...Ugh, ya, Yang Mulia lebih nyaman dipanggil." Sophie menampar mulutnya kecil dan bertanya, "Jika, enam dari sayap dicabut oleh Anda, dimana satu pasang sayap lainnya?"

Samael tersenyum dan tiba-tiba satu cahaya samar seperti mata muncul di dahi Samael saat dia berkata: "Mata ini adalah harga dari satu pasang sayap yang aku miliki."

"Mata untuk melihat melalui segalanya, termasuk di perbedaan ruang dan waktu yang berbeda. Meskipun...aku jarang menggunakannya."

Samael mengangkat bahunya dan berkata, "Lagipula tidak ada gunanya di kehidupan modern bukan?"

"...."

Victoria yang awalnya takut dan tidak percaya, akhirnya sedikit menenangkan detak jantungnya dan melihat sekeliling dengan penasaran.

Lalu matanya tertuju pada Samael, dan mata panasnya jelas tidak bisa disembunyikan!

"Yang Mulia, lalu, apa alasan Anda tidak membongkar masalah ini sejak lama?"

"Jika aku membongkarnya, apa yang akan kalian lakukan? Manusia dan Non Manusia, aku tidak mau ada jarak diantara kami hanya karena ini."

Samael menghela nafas dan mengulurkan tangannya kedepan, "Kalian semua adalah orang-orang yang kusayangi, kucintai, dan kuhargai lebih dari apapun."

"Kakek, Nenek, menurutmu, apakah aku salah?"

Kedua orang tua itu menjadi pusat perhatian, dan ini membuat keduanya benar-benar menunjukkan senyuman pahit.

Nenek Haura mencoba memberikan isyarat untuk diam, dan dia akhirnya maju sedikit mengangkat kepalanya.

"Sayang, sejujurnya, untukku sendiri, masalah ini benar-benar diluar akal sehat kami selama lebih dari tujuh puluh tahun."

"Cucuku adalah Malaikatku?"

"....Tidak, ini bukan lagi metafora dalam sinetron...tapi benar-benar terjadi, dan itu Malaikat Tingkat Tinggi Michael ?!"

"...."

Samael terdiam mendengar ini, benar saja masih tidak percaya kan?

Dia menatap Helina, dan dia melihat wanita pertama yang dia cintai ini mengangguk yang menandakan dia harus melanjutkan.

Samael membuka mulutnya dan berkata, "Kurasa, apa yang kutakutkan memang akan terjadi. Tapi Nenek, Kakek, dan kalian..."

"Siapa bilang aku adalah Michael saja?"

Next chapter