webnovel

Misi untuk Mati

Dua hari berlalu, tapi apa yang dilakukan oleh Samael benar-benar belum mereda. Buktinya banyak channel TV yang masih menyiarkan masalahnya.

Benar-benar membuka mata, harus diakui kemampuan imajinatif mereka untuk membuat suatu cerita pasti top notch!

Sayangnya kamera belum menyorot mereka saat ini, dan mari kita pergi jauh ke seberang lautan, tepat di daerah Italia, dan lebih spesifiknya adalah daerah di Roma.

Saat ini, terlihat sosok Tracy yang mengenakan pakaian gadis sederhana dan rambut yang digerai bebas.

Dia menyesap kopi miliknya sembari didepannya sebuah laptop.

"All Set, bagaimana situasi kalian semua?" kata Tracy santai.

Disampingnya, terlihat seorang pria muda yang berkata: "Semuanya sudah terpasang, hanya menunggu perintah kepala."

"..." Tracy hanya mengangguk sedikit dan nengetik sesuatu di laptopnya.

Hanya beberapa menit kemudian, ada balasan yang bertuliskan: "Lakukan."

"Kita tidak memiliki dukungan virtual Delphi dan All Sisters saat ini. Hanya berdasarkan pengalaman di masa lalu, dan lawan kita adalah kota tertutup fanatik itu."

"Daerah ini berada di Via delle fornacci, beberapa kilomoter dari selatan Vatikan. Dibutuhkan waktu sekitar satu jam untuk masuk."

"Ya, Tracy, aku akan melakukannya lebih dulu. Seperti biasanya, akan kutunggu kau."

"Sampai jumpa."

Tracy melambaikan tangannya pada All Set disana yang sudah pergi menjauh, sebelum akhirnya dia menghela nafas lelah.

Dia langsung menyusurkan kepalanya ke meja dan bergumam, "Ini hanya misi untuk mati..."

Tracy yang benar-benar telah melihat pekarangan asli Samael benar-benar tidak bisa mengatakan apapun.

Bukannya dia terlalu pesimis, tapi dilihat dari tingkat bantuan virtual dan bantuan otot, kelompok Samael benar-benar ada di tingkatan yang berbeda.

Jika mereka memiliki semua itu tapi masih ada informasi yang bocor, apakah itu mungkin?

Maka sudah dipastikan ini adalah jebakan, dan tujuannya hanya menggunakan tenaga kerja FBI sebagai kuda gratis!

Tapi mentalitas Tracy jelas lebih baik dari orang biasa lainnya, dan dia segera mengangkat kepalanya dan menarik nafas dalam.

Tapi dia langsung tercekik saat melihat sosok wanita cantik yang tiba-tiba duduk didepannya.

"Maaf tapi, ini...adalah tempatku Nona?"

"Yaa?...Maaf, tapi aku tidak bisa melihat. Jadi, maafkan saya." wanita itu menatap kosong ke arah lain saat menjawabnya.

Melihat ini, Tracy tercekik sekali lagi.

Dimana kau berbicara?! Aku di sisi sebaliknya !!!

Untungnya dia buta, dan Tracy hanya bisa tersenyum: "Sungguh, karena sudah begini, maka silahkan duduk disini dan temani aku."

"Terima kasih."

Anehnya Tracy merasa sedikit nyaman saat berbicara dengan wanita ini, dan dia penasaran siapa wanita ini.

Jika dilihat secara sekilas, itu hanyalah wanita cantik yang buta. Hanya saja dari pakaiannya, itu terlihat agak seperti seorang "biarawati"

Dia tidak bisa melihat jelas keseluruhan tubuhnya karena terlalu tertutup, tapi dapat dipastikan itu adalah wanita yang cantik dan dipastikan bisa menjadi model jika dia tidak buta.

"Sungguh terima kasih, aku sebenarnya sedang keluar untuk membeli beberapa barang. Tapi aku kelelahan karena terlalu panas hari ini, dan tanpa sadar aku duduk disini."

"Maaf karena lancang, tapi kau tidak membawa alat bantu...Jadi bagaimana kau tahu ada kursi disini?"

Wanita itu tersenyum sangat indah, "Itu mudah, aku menghafalnya. Aku sangat hafal semua hal di dunia ini. Ingatanku adalah yang terbaik diantara semua manusia. Ini adalah berkah dari Tuhan."

"Heee...Benarkah. Ingatan..." Tracy hanya percaya pada mengingat di sekitar jalanan ini saja.

Adapun mengingat semua hal di dunia ini, dia berpikir itu hanya membual.

"Oh benar, nama saya Earlene Morice Atira. Kau bisa memanggilku suster Atira atau Earlene jika kau mau."

"Kalau begitu senang bertemu denganmu Suster Atira. Namaku Lavinia Trecy Falensya, turis dari Rusia."

"Apakah Nona Lavinia Turis, Ya, benar-benar hebat untuk bisa bepergian ke luar negeri. Apakah Nona Lavinia ingin pergi bersama saya?"

Tracy langsung menolak keras, "Maaf Suster Atira, tapi saya sedang menunggu suami saya untuk pergi sebentar lagi."

"Sayang sekali..." Suster Atira membuat wajah sedih, "Tapi saya yakin itu adalah pilihan terbaik Nona Lavinia untuk melakukan hal seperti itu dan pasti tidak akan menyesalinya bukan?"

"Eh, Ya...Maksudku, dia adalah suamiku dan kami bepergian bersama. Kenapa harus menyesalinya?" Tracy menaikkan sudut mulutnya tapi ada jejak penghinaan di sana.

Dia masih lajang dan tidak punya suami!

Meskipun dia bukanlah perawan karena pekerjaan kotornya, tapi ditegaskan, dia masih lajang dan All Set hanya kedok suami !!!

"Kalau begitu bagus. Penyesalan di awal itu memang tidak sakit, tapi fatal hasilnya di tengah."

"Karena Nona Lavinia sudah memutuskan, maka saya hanya bisa mendoakannya. Ahh, juga terima kasih atas keramahannya, aku akan pergi dulu."

"Apakah perlu aku bantu kau kembali?" kata Tracy munafik.

Suster Atira menggelengkan kepalanya dan berkata dengan lembut, "Semuanya adalah pilihan Tuhan, dan apa yang saya lakukan juga pilihannya."

Dia pergi meninggalkan Tracy yang menggumamkan, "Aneh...Dasar neurotik fanatik yang tidak bisa diselamatkan."

Di sisi lain, Suster Atira yang sudah pergi tiba-tiba merogoh sakunya dan mengambil ponsel miliknya.

Jangan kira dia fanatik tapi tidak tidak mempunyai ponsel, dia bukanlah orang kuno.

"Permisi Nona, apakah Anda bisa mendengar suara saya?"

Suara yang indah terdengar dari ponselnya, "Atira, kenapa kau bertanya, jaringan sudah disusupi oleh luar. Bahkan jika kita berhubungan di luar Vatikan, jaringan masih masuk."

"Sungguh maafkan basa-basi saya Nona. Tapi informasi yang Anda inginkan sudah saya temukan."

"Begitukah? Lalu dia?"

"Bukan, dia tidak ada disana. Saya sudah berkeliling di daerah yang Nona perintahkan, tapi tidak ada dia." Saat ini, Suster Atira tiba-tiba membuka matanya yang selalu tertutup.

Disana terlihat sebuah mata yang indah dengan pupil berwarna abu-abu aneh, tapi yang pasti jika dilihat dari kecerahan warnanya, dia tidak "buta"!

Suara di ponsel terhenti sejenak, lalu tereengar lagi: "Kalau begitu kembalilah, sepertinya dia belum datang untuk saat ini."

"Maka dia sudah pasti akan datang empat bulan lagi untuk menemuiku. Tapi Atira, tugasmu belum selesai, target terakhirmu adalah wanita bukan...Jaga dia dari kaki tangan Paus."

"Dimengerti Nona Saintess."

Next chapter